visitaaponce.com

Ingin Lanjutkan Hidup, Petani Ukraina Pertaruhkan Nyawa Bersihkan Bahan Peledak dari Ladang

Ingin Lanjutkan Hidup, Petani Ukraina Pertaruhkan Nyawa Bersihkan Bahan Peledak dari Ladang
Petani di Ukraina berusaha membersihkan ladangnya dari bahan peledak.(AFP/Supinsky)

Seorang petani Ukraina Vitaliy Sydor terpaksa melakukan tindakan nekat untuk membersihkan bahan peledak dari tanahnya sendiri agar ia dapat menanam tanaman. Mereka juga menemukan banyak cangkang amunisi milik pasukan Rusia.

"Saya membeli detektor logam dan mencari tahu di Internet," kata Sydor, 28.

Dia tidak memiliki peralatan pelindung, dia mengakui dan mengandalkan seorang teman yang berpengalaman sebagai tentara.

Desa Novogrygorivka, di wilayah Mykolaiv Selatan Ukraina, berada di garis depan Rusia dan dibombardir secara besar-besaran sejak Maret hingga November tahun lalu hingga Rusia mundur.

Baca juga: Inggris Diduga Kerahkan Pasukan Militer Khusus di Ukraina 

Lanskapnya dipenuhi dengan pohon-pohon yang tumbang, rumah-rumah yang hancur dan kendaraan yang terbakar.

"Di mana pun Anda melihat, ada lubang," kata Sydor, menunjukkan bangunan dan mesin yang hancur.

Rumah yang dibangun oleh ayah dan kakeknya hanya tinggal puing-puing. Sebagai salah satu lahan pertanian terbaik di Ukraina, wilayah ini sangat penting untuk panen dan para petani harus mendapatkan uang setelah kehilangan hasil panen tahun lalu.

Baca juga: Rusia dan Ukraina Bertukar 206 Tahanan Perang

Organisasi-organisasi penjinak ranjau internasional serta pasukan penjinak ranjau militer dan polisi sedang beroperasi, tetapi wilayah ini sangat luas dan beberapa petani, yang perlu menutup kerugian besar, mengambil tindakan pembersihan dengan cara mereka sendiri.

"Anda bisa menunggu lama. Tidak ada yang tahu kapan mereka akan datang dan menghancurkan semuanya," kata Sydor,

Dia menambahkan bahwa ia bertukar informasi secara online dengan petani lain untuk menemukan amunisi.

"Diperkirakan setengah dari lahan pertanian di wilayah Mykolaiv tidak akan digunakan tahun ini karena terkontaminasi atau takut terkontaminasi," kata Jasmine Dann, manajer operasi regional untuk The HALO Trust, yang bekerja di wilayah tersebut.

Namun, pendekatan do-it-yourself yang dilakukan Sydor memiliki risiko yang sangat besar.

"Tidak hanya ada risiko bahwa ada sesuatu yang terlewatkan, tetapi juga bahwa ranjau-ranjau itu mungkin memiliki jebakan,” katanya.

"Bahan peledak lainnya bisa sangat tidak stabil dan meledak jika dirusak,” pungkasnya.

Seperti diketahui, sejak tanggal 24 Februari 2022, Rusia melancarkan operasi militer ke Ukraina salah satu negara tetangganya di sebelah barat daya. Operasi ini menjadi langkah vital yang dilakukan Rusia dalam perang Rusia-Ukraina yang dimulai pada tahun 2014.

Data terbaru dari Norwegia memperkirakan Rusia kehilangan lebih dari 180 ribu tentaranya selama setahun perang berjalan hingga saat ini. Sementara itu, tentara Ukraina yang tewa diperkirakan mencapai lebih dari 100 ribu orang.
 

(AFP/Z-9)


 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat