Tiongkok Tolak Tuduhan Memata-matai Infrastruktur Penting Barat
![Tiongkok Tolak Tuduhan Memata-matai Infrastruktur Penting Barat](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/373631d604982e3b5902db00f7ee83a3.png)
PEMERINTAH Tiongkok menolak klaim bahwa mata-matanya melakukan penetrasi ke infrastruktur Barat. Mereka menyebut peringatan bersama yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya sebagai kampanye disinformasi kolektif.
Juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok Mao Ning mengatakan bahwa peringatan yang dikeluarkan oleh AS, Inggris, Kanada, Australia dan Selandia Baru dimaksudkan untuk mempromosikan aliansi intelijen mereka atau lebih dikenal Five Eyes.
"Amerika Serikat adalah kekaisaran peretasan," kata Mao yang menyalahkan Washington atas peretasan tersebut.
Baca juga: Dituduh Mata-mata, Rusia Perpanjang Hukuman Penjara Wartawan AS
Reaksi ini menyusul serangkaian peringatan yang dikeluarkan oleh negara-negara Five Eyes tentang aktivitas kelompok peretasan Tiongkok, dengan nama sandi Volt Typhoon. Mereka menuduh Volt Typhoon memata-matai berbagai organisasi infrastruktur penting di AS, mulai dari telekomunikasi hingga pusat transportasi.
Dalam sebuah laporan, Microsoft mengatakan bahwa spionase tersebut juga telah menargetkan wilayah kepulauan Guam di AS, yang merupakan rumah bagi pangkalan militer AS.
Baca juga: Pangeran Harry Tuding Keluarga Kerajaan Tahu Soal Peretasan pada Dirinya
Meskipun mata-mata Tiongkok telah lama aktif secara online melawan Amerika Serikat dan sekutunya, Volt Typhoon telah menimbulkan kekhawatiran khusus karena fokusnya pada infrastruktur penting, termasuk jaringan komunikasi yang menghubungkan AS dengan Pasifik.
Fokus kelompok ini pada stealthiness juga menarik perhatian. Bahkan perusahaan keamanan siber Secureworks, telah menanggapi setidaknya tiga peretasan Volt Typhoon, dan menggambarkan kelompok ini bekerja secara konsisten untuk menutupi jejaknya.
Perusahaan ini juga mendukung penilaian Barat tentang asal-usul kelompok tersebut. Menurutnya, kelompok peretas, yang dijuluki Siluet Perunggu kemungkinan besar beroperasi atas nama Beijing.
Tidak jelas berapa banyak organisasi yang terpengaruh oleh spionase, tetapi Badan Keamanan Nasional AS (NSA) mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan mitra-mitra termasuk Kanada, Selandia Baru, Australia, dan Inggris, serta Biro Investigasi Federal AS (FBI) untuk mengidentifikasi pelanggaran tersebut. (AFP/fer/Z-7
Terkini Lainnya
IHSG Ditutup Naik Ikuti Bursa Asia Menguat
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
Vonis Trump Terkait Kasus Uang Tutup Mulut Ditunda September
Empat Siswa asal Banyumas Tembus Perguruan Tinggi Top Luar Negeri
IHSG Ditutup Melemah di tengah Bursa Asia Menguat
Rupiah Merosot saat Pasar Tunggu Rilis Data Tenaga Kerja AS
Pemerintah Cari Solusi untuk Tingkatkan Perekonomian Kabupaten Seluma
Urbanisasi Dorong Pertumbuhan TOD di Kota Hujan
Peretasan PDN Buah dari Obsesi Pemerintah Lakukan Sentralisasi Data
Infrastruktur Transportasi Berkembang, Bogor Jadi Destinasi Hunian Terpopuler
Pendanaan APBN untuk IKN hingga Mei Capai Rp5,5 Triliun
Pelaku Perikanan Tangkap di Timika Diimbau Perhatikan Rute Kabel Laut
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap