AS Waspadai Kemungkinan Kelompok Peretas Tiongkok Serang Infrastruktur Penting
![AS Waspadai Kemungkinan Kelompok Peretas Tiongkok Serang Infrastruktur Penting](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/de13c837c5f1d276d7ffebeb4bd5a1b5.jpg)
DEPARTEMEN Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan Tiongkok mampu meluncurkan serangan siber terhadap infrastruktur penting AS, termasuk jaringan pipa minyak dan gas serta sistem kereta api. Para peneliti menemukan bahwa kelompok peretas Tiongkok telah memata-matai jaringan-jaringan tersebut.
Bahkan sebuah peringatan multinasional awal pekan ini mengungkapkan bahwa kampanye spionase siber Tiongkok telah ditujukan pada target militer dan pemerintah di AS.
"Komunitas intelijen AS menilai bahwa Tiongkok hampir pasti mampu meluncurkan serangan siber yang dapat mengganggu layanan infrastruktur penting di Amerika Serikat, termasuk terhadap jaringan pipa minyak dan gas serta sistem kereta api," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, dalam sebuah konferensi pers pada Kamis (25/5).
Baca juga: Tiongkok Tolak Tuduhan Memata-matai Infrastruktur Penting Barat
"Sangat penting bagi pemerintah dan para pembela jaringan di masyarakat untuk tetap waspada,” sambungnya.
Kelompok spionase adalah subjek dari peringatan yang dikeluarkan oleh badan-badan keamanan siber dan intelijen di AS, Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Inggris atau lebih dikenal sebagai Five Eyes.
Para peneliti Microsoft mengatakan kelompok peretas asal Tiongkok, Volt Typhoon, sedang mengembangkan kemampuan yang dapat mengganggu infrastruktur komunikasi penting antara Amerika Serikat dan kawasan Asia selama krisis di masa depan.
Baca juga: AS: Rusia Tidak Bisa Menang Perang di Ukraina
Microsoft menambahkan kampanye Volt Typhoon bergantung pada serangan living off the land yang merupakan malware tanpa file yang menggunakan program yang sudah ada untuk melakukan serangan dan bukannya menginstal file itu sendiri.
Raksasa teknologi ini mengatakan bahwa Volt Typhoon menyatu dengan aktivitas jaringan normal dengan merutekan data melalui peralatan jaringan kantor dan rumah seperti router, firewall, dan VPN, sehingga sangat sulit untuk dideteksi.
"Kelompok peretasan telah menargetkan organisasi infrastruktur penting di wilayah Pasifik AS di Guam,” kata Microsoft, dia menambahkan bahwa perangkat FortiGuard milik perusahaan keamanan Fortinet disalahgunakan oleh Volt Typhoon untuk membobol target-targetnya.
(Aljazeera/Z-9)
Terkini Lainnya
Empat Siswa asal Banyumas Tembus Perguruan Tinggi Top Luar Negeri
IHSG Ditutup Melemah di tengah Bursa Asia Menguat
Rupiah Merosot saat Pasar Tunggu Rilis Data Tenaga Kerja AS
Cara Hindari Stereotipe 'Orang Amerika Bodoh' Saat Keluar Negeri
Amerika Serikat Kecam Peluncuran Rudal Balistik Korea Utara
Joe Biden Sebut Putusan Mahkamah Agung Terhadap Donald Trump sebagai “Preseden Berbahaya”
Asosiasi Akui Alami Penurunan Produksi Akibat Keramik Impor yang Banjiri Pasar Dalam Negeri
Berkaca dari Zhang Zhi Jie, Atlet Juga Perlu Cek Kesehatan Jantung
Cerita Zhang Zhi Jie Belikan Hadiah untuk Ibu, Kakek dan Neneknya dari Bonus Pertama Turnamen
Reaksi Pemerintah Tiongkok dalam Insiden Meninggalnya Zhang Zhi Jie
IHSG Ditutup makin Menguat di Atas 7.000
Kebijakan Bea Masuk Antidumping Segera Diterbitkan
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap