visitaaponce.com

El Nino Tiba, Waspada Cuaca Ekstrem

El Nino Tiba, Waspada Cuaca Ekstrem
Citra satelit yang menggambarkan Kebakaran hutan Kanada di Pantai Timur AS, pada 7 Juni 2023(AFP )

PARA ilmuwan di Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA) mengatakan bahwa fenomena iklim El Nino diperkirakan telah tiba. Oleh karena itu, diperlukan kewaspadaan tinggi akan rekor cuaca dan suhu yang ekstrim.

Kondisi itu, ditandai dengan suhu permukaan laut yang lebih hangat dari rata-rata di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur dekat khatulistiwa. Pola cuaca ini terakhir kali terjadi pada tahun 2018-19, dan rata-rata terjadi setiap 2-7 tahun sekali.

"Bergantung pada kekuatannya, El Nino dapat menyebabkan berbagai dampak, seperti meningkatkan risiko curah hujan yang tinggi dan kekeringan di lokasi-lokasi tertentu di seluruh dunia,” kata ilmuwan iklim NOAA, Michelle L'Heureux.

Baca juga: NASA Luncurkan Alat Pendeteksi Badai yang lebih Akurat

"Perubahan iklim dapat memperburuk atau mengurangi dampak-dampak tertentu yang berkaitan dengan El Nino. Sebagai contoh, El Nino dapat menyebabkan rekor baru untuk suhu, terutama di daerah-daerah yang telah mengalami suhu di atas rata-rata selama El Nino," tambahnya.

Minggu ini, Australia memperingatkan bahwa El Nino akan menyebabkan hari-hari yang lebih hangat dan kering. Sementara Jepang mengatakan bahwa El Nino yang sedang berkembang berdampak atas musim semi terpanas yang pernah tercatat.

Baca juga: Begini Upaya Kementan Antisipasi Kekeringan Dampak Fenomena El Nino

Sebagian besar tahun-tahun terpanas dalam catatan sejarah terjadi selama El Nino, dan para ilmuwan khawatir bahwa musim panas ini serta musim panas mendatang akan mencatat rekor suhu tertinggi di daratan maupun lautan.

Mariana Paoli dari lembaga bantuan Christian Aid mengatakan orang-orang miskin sudah terdesak ke ambang batas melalui kekeringan, banjir dan badai yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil dan sekarang mereka akan menghadapi suhu yang sangat tinggi dari efek El Nino.

"Orang-orang ini adalah yang paling parah terkena dampak perubahan iklim namun tidak banyak melakukan hal yang menyebabkannya,” ujarnya.

Pengaruh fenomena ini terhadap Amerika Serikat (AS) lemah selama musim panas, “Tetapi lebih terasa mulai dari akhir musim gugur hingga musim semi," kata NOAA dalam pernyataannya.

Pada musim dingin, diperkirakan ada 84 persen peluang terjadinya El Nino lebih besar dari moderat, dan 56 persen peluang terjadinya El Nino yang kuat.

Hal ini pada gilirannya akan menyebabkan kondisi yang lebih basah dari rata-rata di beberapa bagian negara, dari California selatan hingga Pantai Teluk, tetapi lebih kering dari rata-rata di Pasifik Barat Laut dan Lembah Ohio.

Hal ini juga meningkatkan kemungkinan suhu yang lebih hangat dari rata-rata di bagian utara negara ini.

Kondisi El Nino yang berkembang telah diperhitungkan dalam prediksi badai NOAA bulan lalu.

El Nino memiliki efek menekan aktivitas badai di Atlantik, tetapi biasanya meningkatkan aktivitas badai di Pasifik tengah dan timur.

El Nino, yang berarti Anak Kecil dalam bahasa Spanyol, adalah fase hangat dari Osilasi El Nino-Selatan.

La Nina, yang berarti Gadis Kecil, adalah lawannya yang lebih dingin, di mana suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian timur dan tengah dekat khatulistiwa lebih rendah dari biasanya. (AFP/Fer/Z-7

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat