visitaaponce.com

Keberanian dan Kecerdasan Kunci Anak-anak Bertahan Hidup di Hutan Amazon selama 40 Hari

Keberanian dan Kecerdasan Kunci Anak-anak Bertahan Hidup di Hutan Amazon selama 40 Hari
Keberanian dan kecerdasan hasil didikan suku Adat Huitoto membuat keempat anak ini bertahan di Hutan Amazon selama 40 hari. (AFP)

KEBERANIAN yang besar dan kecerdasan akan rimba yang terasah disebut menjadi alasan empat anak suku asli bertahan hidup selama 40 hari di hutan Amazon, Kolombia.

Kakak beradik Lesly 13, Soleiny 9, Tien Noriel 5, dan Cristin 1, selama beberapa hari pertama tinggal di dekat bangkai pesawat. Mereka memakan tepung singkong dan makanan lain yang mereka temukan dalam pesawat. 

Ketika makanan itu menipis, anak-anak itu memutuskan mencari jalan keluar dari hutan Amazon. "Dalam pengembaraannya, anak-anak itu makan chontaduro (buah palem) dan mangga liar serta buah-buahan dari hutan," kata jenderal militer, Pedro Sanchez yang bertanggung jawab atas pencarian tersebut.

Baca juga: Kondisi Empat Anak Selamat di Hutan Amazon Mulai Membaik

Anggota tim pencari Luis Acosta dari Organisasi Pribumi Nasional Kolombia mengatakan mereka juga memakan biji-bijian, akar dan tanaman lain. Makanan itu cukup untuk membuat mereka tetap hidup, meskipun anak-anak itu sangat lemah saat ditemukan. Bahkan Tien Noriel yang tidak lagi bisa berjalan.

"Lesly membawa botol soda dari pesawat dan mengikuti jalan setapak yang tidak pernah jauh dari sungai agar mereka selalu memiliki sesuatu untuk diminum," kata anggota tim pencari Pribumi lainnya, Henry Guerrero.

Baca juga: Pesawat Jatuh di Amazon, Ibu 4 Anak Hilang Sempat Hidup Empat Hari

Sebanyak 200 tentara dan ahli hutan adat diturunkan untuk melakukan pencarian terhadap empat anak tersebut. Diketahui mereka bepergian dengan ibu mereka menggunakan pesawat. Saat pesawat itu jatuh, keempat anak itu selamat dan tiga orang dewasa dalam pesawat itu tewas. 

Saat dilakukan pencarian, militer menjatuhkan beberapa perbekalan yang berisikan makanan dan minuman. Namun tidak jelas apakah keempat anak itu menemukan dan mengonsumsi perbekalan yang dijatuhkan militer. 

"Selain botol yang dibawa Lesly dari lokasi kejadian, ia juga membawa sebuah koper berisi terpal, handuk, senter, dan beberapa pakaian," sebut Guerrero.

Anak-anak menggunakan barang-barang tersebut untuk membangun tempat berlindung yang belum sempurna dan mereka pindah beberapa kali. Mereka tidur beralaskan handuk di atas tanah.

Anak-anak itu membawa dua telepon genggam. “Mungkin mereka gunakan untuk mengalihkan perhatian mereka di malam hari hingga baterainya mati," terang Guerrero.

Tidak ada sinyal di hutan Amazon yang memungkinkan anak-anak itu menelepon untuk meminta bantuan. Di dalam koper Lesly juga membawa sebuah kotak musik mainan.

Kementerian Pertahanan Kolombia memberikan penghargaan khusus kepada Lesly. "Berkat dia, keberanian dan kepemimpinannya, tiga orang lainnya dapat bertahan hidup, dengan kepeduliannya, pengetahuannya tentang hutan,” ujarnya.

Menurut Guerrero, Lesly jelas sangat cerdas dalam memilih barang-barang yang akan dimasukkan ke dalam koper.

Acosta mengatakan anak-anak yang lebih dalam mengenal hutan dengan sangat baik. Mereka adalah anggota kelompok Masyarakat Adat Huitoto, sehingga anak-anaknya mempelajari cara-cara di hutan hujan sejak usia muda.

"Mereka tahu apa yang boleh dan tidak boleh dimakan. Mereka bertahan hidup karena itu dan karena kekuatan spiritual mereka," kata Acosta.

Militer semapt mengalami kesulitan saat melakukan pencarian. Pasalnya curah hujan yang berlangsung selama 16 jam sehari membuat jarak pandang berkurang dan menyulitkan pelacakan jejak anak-anak tersebut. Tim penyelamat menempuh jarak lebih dari 2.600 kilometer (1.615 mil), dan akhirnya menemukan anak-anak itu sekitar lima kilometer dari bangkai kapal.

Kakak beradik itu menerima perawatan medis dan psikologis. Astrid Caceres, direktur Institut Kesejahteraan Keluarga Kolombia mengatakan pada Senin, anak-anak itu sudah bisa tidur, dan dua anak tertua berjuang melawan demam.

Pemulihan mereka berjalan "seperti yang diharapkan ... prognosisnya masih dua sampai tiga minggu" rawat inap di rumah sakit di Bogota, kata Caceres. (AFP/Z-3))

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat