Menlu Indo-Pasifik Jangan Sampai Jadi Medan Perang
![Menlu: Indo-Pasifik Jangan Sampai Jadi Medan Perang](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/07/8ec223e0949def2e745ce49d3ddb4399.png)
"INDO-PASIFIK jangan sampai menjadi medan perang. Kawasan ini harus tetap stabil," kata Menlu RI Retno Marsudi dalam pembukaan pertemuan Menlu East Asia Summit (EAS) di Jakarta, Jumat (14/7).
EAS beranggotakan 18 negara, yaitu anggota ASEAN dan para mitra, termasuk AS, Tiongkok, Rusia, Jepang, India, Australia, Korea, dan Selandia Baru. EAS merupakan wadah yang inklusif untuk membahas dinamika di kawasan dan dunia.
Retno mengatakan, masyarakat menaruh harapan besar kepada EAS sebagai satu-satunya forum yang melibatkan semua pemain kunci di kawasan Indo-Pasifik. Saat ini Indo-Pasifik berada di momen yang menentukan. Kawasan ini akan menjadi kontributor terbesar bagi pertumbuhan ekonomi global dalam 30 tahun ke depan. Perkembangan penting di bidang teknologi, kedokteran, dan energi terbarukan terjadi setiap hari.
Baca juga: Kemitraan ASEAN dan UE Penting bagi Dunia
"Namun kita belum mampu mewujudkan lingkungan yang kondusif untuk mengoptimalkan potensi di kawasan. Kecurigaan dan ketidakpastian masih terjadi. Sebagian bahkan menyebut Indo-Pasifik mengalami perang dingin di tempat panas," kata Menlu.
Selain sebagai net kontributor pertumbuhan ekonomi, Indo-Pasifik juga harus jadi net kontributor untuk perdamaian dan menyebarkan paradigma kolaborasi ke kawasan lain. EAS harus berkontribusi mewujudkan cita-cita kolektif, yaitu kawasan yang damai, stabil, dan inklusif. "Bayangkan EAS sebagai kereta dan komitmen kita terhadap Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (TAC) dan Bali Principles sebagai rel kereta. Kita harus memastikan jalan kita berpapasan, bukan saling menghalangi," kata Menlu.
Baca juga: ASEAN-India Jaga Indo-Pasifik dan Ketahanan Pangan
Semua pihak harus bekerja sama untuk menjembatani, menanamkan kepercayaan, dan membangun arsitektur kawasan yang inklusif. Perbedaan yang ada tidak boleh menjadi pemisah, melainkan justru memperkaya upaya kolektif dan menjadi kekuatan.
Menlu mengutip falsafah Bhinneka Tunggal Ika yang mengandung makna dari perbedaan dapat tercipta harmoni untuk mewujudkan agenda bersama. Semangat ini perlu dimiliki oleh semua peserta EAS dalam berdiskusi dan saling mendengarkan tanpa prasangka. "Kita bersama-sama di kereta EAS dan setiap orang dipersilakan naik," kata Menlu.
Dalam pernyataan nasional Indonesia, Menlu menggarisbawahi dua hal. Pertama, apresiasi atas dukungan dan penghormatan terhadap sentralitas ASEAN. ASEAN yang bersatu (ASEAN yang matters) akan membawa manfaat tidak hanya untuk kawasan, tetapi juga dunia. Kedua, ajakan kepada negara-negara anggota EAS untuk menyukseskan East Asia Summit September mendatang. Menlu meminta agar semua pihak dapat bersama-sama membangun jembatan untuk mempertemukan perbedaan-perbedaan yang ada.
Dalam pertemuan, Sekjen ASEAN menyampaikan bahwa kerja sama dalam kerangka EAS terus menguat, antara lain dalam sektor energi hijau, lingkungan, pendidikan, kesehatan, perdagangan, keamanan pangan, keamanan maritim, dan kelestarian laut. Pertemuan membahas dinamika kawasan dan global, antara lain mendorong perdamaian di Ukraina, penghormatan terhadap hukum internasional di Laut Tiongkok Selatan, stabilitas di Semenanjung Korea, dan penyelesaian isu Myanmar.
Pertemuan menekankan peran penting EAS sebagai platform kerja sama dan dialog dalam mendorong stabilitas, perdamaian, dan kemakmuran di kawasan. Dukungan luas diberikan terhadap sentralitas ASEAN, implementasi ASEAN Outlook in the Indo-Pacific, dan implementasi 5PC dalam isu Myanmar. Pertemuan menyepakati dokumen East Asia Summit Plan of Action 2024-2028 yang berisi identifikasi area kerja sama praktis dan mendukung pengarusutamaan dan implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dalam kerangka EAS. (RO/Z-2)
Terkini Lainnya
Indonesia Terus Perkuat Kerja Sama di Kawasan Pasifik
Jokowi Tegaskan Pentingnya Menjaga Perdamaian di Kawasan Pasifik
Prabowo Buka Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN di Jakarta
Biden akan Menjamu Presiden Indonesia pada 13 November
PBB Bertekad Kembangkan Kerja Sama Indonesia dan ASEAN
Asian Leadership Forum 2023 Dorong Kolaborasi Inklusif dan Inovasi
Himahi Universitas Budi Luhur Gelar ASEAN+ Youth Environmental Action 2024: Aksi Nyata Pemuda untuk Bumi
Gaza Memburuk, Menlu Retno Tegaskan Prioritas Indonesia Dukung Palestina
Indonesia Dorong Negara Lain Ikut Akui Palestina
Indonesia Ajak Semua Negara Eropa Akui Palestina
Palestina Butuh Keanggotaan Penuh PBB
Menlu RI dan Papua Nugini Kunjungi SD Wutung di Perbatasan, Retno Marsudi: Ini Sejarah
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap