visitaaponce.com

37 Orang Tewas Akibat Bangunan Runtuh di Kamerun

37 Orang Tewas Akibat Bangunan Runtuh di Kamerun
Sebanyak 37 orang dinyatakan tewas dan 21 orang mengalami luka akibat bangunan runtuh di Kamerun.(AFP)

JUMLAH korban meninggal akibat runtuhnya gedung di pusat bisnis Douala, Kamerun, naik menjadi 37, Senin (24/7). Banyak orang yang mengingatkan struktur bangunanyang retak dan kekhawatiran masih banyak korban yang ada di bawah puing-puing. 

Sebuah gedung apartemen empat lantai runtuh menimpa hunian lainnya di utara kota, Sabtu (22/7) malam. Tragedi terburuk dalam sejarah itu menyebabkan 37 orang meninggal dan 21 lainnya luka, lima di antaranya dalam kondisi kritis. Sorang petugas pemadam kebakaran senior dan Gubernur Regional dalam wawancara dengan AFP memberikan peringatan jumlah korban kemungkinan akan bertambah.

Menteri Pengembangan Perkotaan Kamerun, Celestine Ketcha-Courtes, yang mengunjungi lokasi tragedi, menyatakan gedung tersebut "tidak memiliki izin perencanaan".

Baca juga : Polisi: 3 Meninggal dan 3 Luka-Luka akibat Tembok Sekolah Roboh

Tim penyelamat masih berusaha membersihkan puing-puing dengan alat berat setelah melakukan upaya pencarian korban selamat sepanjang Minggu dan Senin, menurut keterangan seorang warga kepada AFP.

Pada Minggu (23/7), Rumah Sakit Laquintinie di Douala melaporkan telah merawat 13 pasien, dua di antaranya -- seorang anak perempuan berusia tiga tahun dan seorang wanita berusia 19 tahun -- telah meninggal dunia.

"Jumlah korban kemungkinan masih akan bertambah," ungkap Prosper Tchinda ilmuwan komputer yang menjadi salah satu orang pertama yang tiba di lokasi.

Baca juga : 20 Orang Tewas Akibat Runtuhnya Tambang "Bulla loca"

"Kami menemukan satu orang yang selamat hanya dengan lecet-lecet, dan kami juga menemukan seorang bayi yang selamat," katanya saat dihubungi oleh AFP melalui telepon.

Pria berusia 42 tahun itu yang tinggal tidak jauh dari lokasi mengungkapkan ketika kejadian, terdengar sejenis acara dengan musik yang tengah berlangsung. 

Nathalie, yang tinggal di wilayah itu mengatakan gedung tersebut telah menunjukkan "kegagalan" dan berada dalam kondisi yang buruk. "Kami melihat ada retak-retak di dinding, dan kami merasa bahwa gedung tersebut bisa runtuh sewaktu-waktu," ungkapnya.

Baca juga : 2 Tewas, 2 Luka dalam Kecelakaan Jembatan di Belanda

"Tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal."

Natalie mengatakan ia segera pergi ke lokasi setelah mendengar "suara keras". Ia mengkonfirmasi saat itu ada sebuah pesta yang sedang berlangsung.

Tchinda mengungkapkan kekhawatirannya, "Begitu banyak bangunan yang tidak memenuhi standar. Setiap bangunan dibangun dengan sembarangan tanpa ada pemeriksaan apapun."

"Seolah-olah layanan yang seharusnya ada di kantor pemerintah kota tidak menjalankan tugas mereka," tambahnya.

Pada 2016, lima orang meninggal dalam keadaan serupa di Douala. Saat itu pihak berwenang menyalahkan kondisi perbaikan yang buruk dan pelanggaran terhadap peraturan bangunan. Pada Juni tahun tersebut, pihak berwenang setempat mengidentifikasi 500 bangunan yang berisiko runtuh. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat