visitaaponce.com

Tambang Runtuh, Lebih dari 70 Orang Tewas di Mali

Tambang Runtuh, Lebih dari 70 Orang Tewas di Mali
Ilustrasi - tambang emas di Mali(AFP)

LEBIH dari 70 orang penambang emas di Mali tewas setelah tambang sekala kecil runtuh pekan lalu.

Pejabat Senior Direktorat Geologi dan Pertambangan Mali Karim Bethe menyebut insiden ini sebagai kecelakaan. Seorang pejabat penambang emas di kota barat daya Kangaba Oumar Sidibe mengkonfirmasi jumlah korban tewas tersebut.

“Awalnya ada suara bising. Bumi mulai berguncang. Ada lebih dari 200 penambang emas di lapangan," ujarnya.

Baca juga: PBB Menyelesaikan Penugasan 10 Tahun di Mali

Meskipun tidak jelas apa yang menyebabkan runtuhnya tambang yang terjadi pada Jumat (19/1), Kementerian Pertambangan Mali memperkirakan banyak lagi penambang telah tewas di distrik Kangaba di wilayah barat daya Koulikoro.

Kementerian itu menyesalkan keruntuhan tersebut dan mendesak para penambang dan masyarakat di daerah tersebut untuk mematuhi persyaratan keselamatan.

Baca juga: Izin Pembangunan Smelter Bakal Diperketat

Juru Bicara Kementerian itu Baye Coulibaly mengatakan para pendulang emas menggali tambant tanpa memenuhi standar yang disyaratkan. “Kami telah menyarankan mereka untuk tidak melakukan hal tersebut pada beberapa kesempatan dan sia-sia,” kata Coulibaly.

Penambang skala kecil dan informal sering dituduh mengabaikan langkah-langkah keselamatan, terutama di daerah terpencil, dan kecelakaan seperti ini biasa terjadi di Mali, produsen emas terbesar ketiga di Afrika.

“Negara harus menertibkan sektor pertambangan rakyat ini untuk menghindari kecelakaan seperti ini di masa depan,” kata Berthe.

Meskipun sektor pertambangan Mali didominasi oleh kelompok asing, termasuk Barrick Gold dan B2Gold dari Kanada, Resolute Mining dari Australia, dan Hummingbird Resources dari Inggris, tambang tradisional terus berkembang dan menarik ribuan penambang emas.

“Emas sejauh ini merupakan ekspor terpenting Mali, mencakup lebih dari 80% total ekspor pada tahun 2021,” menurut Administrasi Perdagangan Internasional di Departemen Perdagangan Amerika Serikat.

Ditambahkannya, lebih dari dua juta orang, atau lebih dari 10% penduduk Mali, bergantung pada sektor pertambangan sebagai sumber pendapatan.

Mali memproduksi 72,2 ton emas pada 2022 dan logam tersebut menyumbang 25 persen anggaran nasional, 75% pendapatan ekspor, dan 10% produk domestik bruto, kata mantan Menteri Pertambangan Lamine Seydou Traore tahun lalu.

Namun penambangan emas di wilayah Sahel berbahaya, dan organisasi hak asasi manusia telah berulang kali mengutuk penggunaan pekerja anak dalam operasi penambangan rakyat. (Aljazeera/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat