Kemenlu Penundaan Pemilu Myanmar Perlambat Proses Perdamaian
![Kemenlu: Penundaan Pemilu Myanmar Perlambat Proses Perdamaian](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/280af8115ee27922701bb16dbd59ba1c.jpg)
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menyebut keputusan junta Myanmar untuk menunda pemilihan umum semakin memperlambat proses perdamaian di negara yang dilanda krisis keamanan tersebut.
"Indonesia sebagai ketua ASEAN melihat bahwa hal ini semakin memperlambat proses perdamaian dan akan semakin menyulitkan posisi Myanmar itu sendiri," kata Faizasyah di Jakarta, Selasa (1/8).
Meskipun ASEAN ataupun negara-negara anggotanya tidak merilis pernyataan resmi untuk menanggapi tertundanya pemilu di Myanmar, Faizasyah menegaskan bahwa Indonesia akan terus mengikuti perkembangan situasi dari dekat.
Baca juga: Biarkan Negara-Negara Besar Beri Sanksi Myanmar, Tanpa ASEAN
"Kita juga mengharapkan adanya masukan dari perwakilan kita di Myanmar untuk kemudian pemerintah bisa mengevaluasi sikap," tuturnya.
Junta Militer yang berkuasa di Myanmar secara resmi menunda pemilu yang semula dijanjikan digelar pada Agustus tahun ini. Mereka menyebut kekerasan yang sedang berlangsung sebagai alasan untuk menunda pemungutan suara.
Baca juga: AS Khawatir dengan Perpanjangan Status Darurat Keamanan di Myanmar
Dengan penundaan tersebut, Pemimpin junta Jenderal Min Aung Hlaing, dalam pertemuan dengan Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional (NDSC) yang didukung tentara, memperpanjang status darurat hingga enam bulan ke depan.
"Dalam melaksanakan pemilu, agar bisa berjalan bebas dan adil serta dapat memberikan suara tanpa rasa takut, tetap diperlukan pengaturan keamanan sehingga masa darurat perlu diperpanjang," pernyataan junta yang dibacakan di televisi pemerintah.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta, yang dipicu tuduhan kecurangan dalam pemilu November 2020 yang dimenangi oleh partai Aung San Suu Kyi. Namun, kelompok pemantau pemilu tidak menemukan bukti kecurangan yang dimaksud. (Ant/Z-11)
Terkini Lainnya
Seorang WNI Dievakuasi dari Wilayah Konflik di Myanmar
Presiden: Penanganan Krisis Politik Myanmar Butuh Waktu Lama
PBB Dukung Penuh Inisiatif Keketuaan ASEAN Selesaikan Krisis Myanmar
Amnesty Internasional Sebut 2022 Tahun Perang, Lebih Banyak Orang Ditindas
Pemerintah Bayangan Myanmar Desak Barat Bantu Senjata untuk Lawan Junta
Militer Myanmar Bentrok dengan Milisi Sipil, 10 Orang Terbunuh
Junta Myanmar Sabotase Makanan Aung San Suu Kyi
Malaysia Minta KTT ASEAN Beri Sanksi Keras Terhadap Myanmar
PBB Didesak Putus Hubungan dengan Para Pemimpin Kudeta Myanmar
Junta Ingkar Janji untuk Kembalikan Demokrasi Myanmar
Militer Myanmar Manfaatkan Warga Sipil untuk Jadi Tameng Manusia
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap