Junta Myanmar Sabotase Makanan Aung San Suu Kyi
![Junta Myanmar Sabotase Makanan Aung San Suu Kyi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/f31f36f1d5cbabe0798a6666ce603948.jpeg)
JUNTA Myanmar dituding membahayakan nyawa pemimpin sipil yang dipenjara, Aung San Suu Kyi. Hal ini diungkapkan partai politik Suu Kyi.
Partai politik Suu Kyi menuduh para jenderal merampas perawatan medis dan makanan selama dia ditahan. Dalam beberapa hari terakhir, media lokal melaporkan peraih Nobel berusia 78 tahun itu menderita pusing, muntah-muntah, dan tidak bisa makan karena infeksi gigi.
"Kami sangat prihatin karena dia tidak menerima perawatan medis yang memadai dan mereka tidak menyediakan makanan sehat atau akomodasi yang cukup dengan maksud untuk mempertaruhkan nyawanya," kata Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), Kamis(14/9).
Baca juga : Komnas HAM Dalami Data Pasokan Senjata BUMN ke Myanmar
LND mengatakan kesehatan Aung San Suu Kyi tidak hanya terganggu tetapi nyawanya juga terancam, junta militer bertanggung jawab penuh. Suu Kyi telah ditahan sejak militer merebut kekuasaan pada Februari 2021, mengakhiri eksperimen demokrasi selama 10 tahun dan menjerumuskan negara Asia Tenggara ke dalam kekacauan berdarah.
Pada awal bulan lalu, Suu Kyi diberikan pengampunan atas lima dari 19 pelanggaran yang membuat dia dihukum dan dipenjara selama total 33 tahun. Dengan pengampunan yang diberi sebanyak enam tahun itu, berarti Suu Kyi akan menjalani 27 tahun hukuman penjara.
Aung San Suu Kyi telah ditahan sejak militer merebut kekuasaan melalui kudeta pada awal 2021. Dia telah dijatuhi hukuman 33 tahun penjara karena sejumlah tuduhan, termasuk korupsi, kepemilikan walkie-talkie ilegal, dan melanggar pembatasan covid-19.
Ia merupakan putri pahlawan kemerdekaan Myanmar, pertama kali menjadi tahanan rumah pada 1989 setelah protes besar-besaran terhadap puluhan tahun pemerintahan militer.
Pada 1991, dia memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian karena berkampanye untuk demokrasi tetapi baru dibebaskan sepenuhnya dari tahanan rumah pada tahun 2010. Dia memenangkan pemilihan tahun 2015, diadakan sebagai bagian dari reformasi militer sementara dan partainya memenangkan pemilihan berikutnya pada November 2020. (Malay Mail/Z-4)
Terkini Lainnya
Polri: Bandar Judi Tersebar di Mekong Region Countries
Konflik Militer-Etnik Karen di Myanmar dan Ancaman Instabilitas Regional
Myanmar Dilanda Suhu Panas Capai 48,2 Derajat
DPR Dorong Diplomasi Parlemen untuk Mewujudkan Stabilitas di ASEAN
Militer Myanmar Manfaatkan Warga Sipil untuk Jadi Tameng Manusia
Junta Guinea Umumkan Perdana Menteri Baru pada Hari Kedua Mogok
Pita Limjaroenrat Mundur dari Posisi Pemimpin Partai MFP Thailand
Malaysia Minta KTT ASEAN Beri Sanksi Keras Terhadap Myanmar
Junta Gabon Enggan Buru-buru Gelar Pemilu
Sejak Kudeta, Junta Belanja Senjata ke Tiongkok-Rusia Senilai Rp14,8 Triliun
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap