visitaaponce.com

Evakuasi Peserta Jambore Pramuka Korea Selatan di Tengah Ancaman Cuaca Ekstrem

Evakuasi Peserta Jambore Pramuka Korea Selatan di Tengah Ancaman Cuaca Ekstrem
Bumi perkemahan Jambore dunia di Korea Selatan(AP)

PULUHAN ribu peserta Jambore dunia  dievakuasi dari bumi perkemahan di Korea Selatan pada Selasa (8/8) menjelang datangnya angin topan dan cuaca ekstrem lainnya.

Sekretaris Jenderal Organisasi Gerakan Pramuka Sedunia, Ahmad Alhendawi mengatakan bahwa tantangan ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam satu abad penyelenggaraan jambore global.

Eksodus massal ini merupakan pukulan terbaru bagi jambore tersebut. Bahkan kondisi cuaca ekstrem itu telah menyebabkan ratusan peserta pramuka jatuh sakit akibat gelombang panas yang menyengat. Alasan itu, juga mendorong penarikan awal kontingen Amerika Serikat (AS) dan Inggris seiring dengan meningkatnya keluhan atas kondisi di lokasi.

Baca juga: Kontingen Merah Putih di Jambore Pramuka Dunia Dievakuasi ke Seoul

"Ini adalah pertama kalinya dalam lebih dari 100 tahun penyelenggaraan Jambore Pramuka Sedunia, kami harus menghadapi tantangan yang begitu besar," kata Alhendawi dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Selasa (8/8).

Ia mengatakan bahwa acara besar tersebut, mempertemukan sekitar 43.000 anggota pramuka di sebuah perkemahan di Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan.

Baca juga: Menpora Semangati Pelajar Indonesia di Jambore Pramuka Dunia

“Namun sangat tidak beruntung dengan adanya gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya dan sekarang topan,” sebutnya.

Kondisi cuaca buruk tersebut telah secara signifikan berdampak pada perencanaan dan pelaksanaan Jambore Pramuka Dunia ke-25. Dia menambahkan bahwa terlepas dari tantangan yang ada, para anggota pramuka telah menunjukkan ketangguhan, tekad, dan kepemimpinan yang sejati dalam menghadapi kesulitan.

Badan pramuka mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya sebuah perkemahan dievakuasi karena cuaca buruk sejak tahun 1971. Saat itu, angin topan melanda jambore pramuka dunia di Jepang.

Di perkemahan yang luas di Buan, puluhan ribu peserta pramuka mengemasi tenda dan barang-barang mereka dan mengantri untuk naik ke bus. Pasukan Khusus Korea siap untuk membantu evakuasi.

Pemerintah mengirimkan lebih dari 1.000 bus untuk memindahkan para pramuka yang sebagian besar adalah remaja dari lokasi tersebut. Mereka akan ditampung di asrama-asrama universitas dan fasilitas umum lainnya di Seoul dan provinsi lainnya.

Menteri Dalam Negeri Lee Sang-min mengatakan bahwa pemerintah akan memastikan para peserta dapat merasa aman dan nyaman di tempat tinggal mereka yang baru, dan berjanji bahwa program jambore akan terus berlanjut.

Dia mengatakan Seoul ingin para pramuka menyelesaikan jadwal mereka dengan hati yang bahagia.

"Saya berharap masyarakat Korea juga akan menyambut dengan hangat para peserta Jambore yang telah melakukan perjalanan jauh untuk tiba di tempat penginapan mereka," tambahnya.

Di lokasi, sukarelawan Jerman Axel Scholl, 62, mengatakan kepada AFP bahwa ia telah mencapai batas kemampuannya dalam upaya mengevakuasi para pramuka di tengah cuaca yang sangat panas.

"Hal terburuk dari semua ini adalah... Itu untuk anak-anak. Saya sudah berusia 62 tahun tapi ini semua untuk anak-anak. Sekarang mereka semua pulang dengan kecewa. Seharusnya ini menjadi pengalaman yang menyenangkan," katanya kepada AFP sambil menyeka air mata.

Dia mengatakan Polandia akan belajar banyak tentang apa yang salah dari pengalaman tahun ini. Di mana mereka akan menjadi tuan rumah jambore berikutnya pada tahun 2027.

"Saya merasa sangat menyesal untuk bangsa Korea dan orang-orang Korea karena saya pikir mereka akan senang untuk menampilkan negara mereka, budaya mereka, komunitas mereka dengan cara yang lebih positif," tambahnya.

Kontingen Singapura, yang telah pindah ke kota Daejeon pada akhir pekan lalu, menyebut bahwa kegiatan akan berjalan sesuai rencana.

Pemimpin kontingen Singapura mengatakan bahwa mereka akan pindah ke Seoul pada hari Rabu dan terbang kembali ke Singapura pada hari Sabtu sesuai rencana. (AFP/Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat