visitaaponce.com

5 Tewas Akibat Badai di Turki, Yunani, dan Bulgaria

5 Tewas Akibat Badai di Turki, Yunani, dan Bulgaria
Banjir bandang di Yunani(AFP)

MASING-MASING dua orang tewas di Turki dan Bulgaria, serta satu orang tewas di Yunani menyusul banjir bandang. Sementara beberapa orang masih hilang di tiga negara tersebut.

Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya mengatakan empat orang lainnya masih hilang setelah banjir bandang melanda lokasi liburan di provinsi Kirklareli, dekat perbatasan dengan Bulgaria dan Yunani, tempat sekitar 12 wisatawan menginap pada saat itu.

Tim pencari telah menemukan dua jenazah dan enam orang berhasil diselamatkan. “Upaya pencarian dan penyelamatan 4 orang hilang terus berlanjut tanpa henti,” kata Yerlikaya di platform X yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Baca juga: 21 Orang Tewas akibat Topan di Brasil

Di Istanbul, kota terbesar di Turki, hujan deras membanjiri jalan-jalan dan rumah-rumah di setidaknya dua lingkungan, menutup beberapa stasiun kereta bawah tanah dan membuat orang terjebak di perpustakaan. Demikian yang dilaporkan surat kabar harian Turki Cumhuriyet.

Gubernur Istanbul Davut Gul mengatakan pihak berwenang akan menyediakan akomodasi di fasilitas umum bagi mereka yang terkena dampak banjir. Badan penanggulangan bencana Turki, AFAD, memperkirakan akan terjadi hujan badai lebih lanjut di bagian barat dan barat daya negara tersebut dan memperingatkan bahaya banjir bandang, sambaran petir, dan angin kencang.

Baca juga: Brasil Klaim Penggundulan Hutan Amazon pada Agustus Turun 66 Persen

Di Yunani, polisi melarang lalu lintas di kota Volos, wilayah pegunungan Pelion di dekatnya, dan pulau resor Skiathos karena curah hujan yang tinggi menyebabkan sedikitnya satu kematian. Dampak lain menyebabkan air banjir setinggi paha melewati jalan-jalan dan menghanyutkan kendaraan.

Dinas pemadam kebakaran Yunani mengatakan seorang pria tewas di dekat Volos ketika sebuah tembok roboh dan menimpanya. Lima orang dilaporkan hilang, kemungkinan hanyut terbawa banjir.

Aliran sungai meluap dan menghanyutkan mobil, sementara batu-batu besar menghalangi jalan dan banyak daerah mengalami pemadaman listrik. Badan cuaca Yunani mengatakan sebuah desa di wilayah Pelion menerima curah hujan sebesar 75,4 sentimeter (CM) pada Selasa (5/9) malam, sejauh ini merupakan tingkat curah hujan tertinggi yang tercatat setidaknya sejak 2006.

Tercatat bahwa rata-rata curah hujan tahunan di wilayah Athena adalah sekitar 40 cm. "Di Skiathos, pesawat tidak dapat mendekati bandara karena banjir," kata Juru Bicara Fraport, perusahaan Jerman yang mengelola bandara regional Yunani Savvas Karagiannis.

“Kondisi cuaca ekstrim dan saat ini banyak terjadi penundaan koneksi bandara,” ujarnya.

Menteri Krisis Iklim dan Perlindungan Sipil Yunani Vassilis Kikilias mengatakan hujan lebat diperkirakan akan mereda setelah tengah hari pada hari Rabu. Dia menyarankan orang-orang di daerah yang terkena dampak untuk tetap berada di dalam rumah.

“Ini adalah fenomena ekstrem”, kata Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis dalam pertemuan dengan Presiden Yunani Katerina Sakellaropoulou.

Hujan badai dan banjir terjadi setelah kebakaran hutan dahsyat yang melanda Yunani selama beberapa minggu terakhir dan menyebabkan lebih dari 20 orang tewas.

Diklasifikasikan oleh para ahli sebagai kebakaran besar yang berkobar selama dua minggu terakhir di Taman Nasional Dadia, di wilayah utara Evros, menghancurkan lebih dari 81 ribu hektare hutan.

Bulgaria

Di Bulgaria, Perdana Menteri Nikolay Denkov mengatakan pada Selasa (5/9), bahwa dua orang tewas dan tiga lainnya hilang setelah badai menyebabkan banjir di pantai selatan Laut Hitam negara itu.

“Mereka yang tewas adalah seorang pria dan seorang wanita,” kata Denkov.

Beberapa ratus wisatawan yang berlibur di sepanjang pantai telah dievakuasi ke lokasi yang lebih aman. Pihak berwenang telah mengumumkan keadaan darurat di Tsarevo dan mendesak masyarakat untuk pindah ke lantai atas karena lantai dasar beberapa hotel terendam banjir.

Banjir yang jarang terjadi di wilayah pesisir Laut Hitam semakin sering terjadi di Bulgaria karena perubahan iklim dan buruknya pemeliharaan infrastruktur. (Aljazeera/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat