visitaaponce.com

Korban Penembakan Demonstrasi Anti-PBB di Kongo Dimakamkan

Korban Penembakan Demonstrasi Anti-PBB di Kongo Dimakamkan
Keluarga korban dari penembakan demonstrasi anti-PBB di Kongo akhirnya bisa memakamkan anggota keluarganya.(AFP)

TIGA minggu setelah lebih dari 50 warga sipil tewas dalam konfrontasi dengan pasukan di Goma, timur Kongo, keluarga korban akhirnya dapat mengubur jenazah mereka, Senin malam.

Pada 30 Agustus, tentara Republik Demokratik Kongo melakukan tindakan keras terhadap para pengunjuk rasa yang sedang mendemonstrasikan menentang kehadiran pasukan perdamaian PBB di negara itu. "Berakibat pada setidaknya 57 korban," ujar Menteri Dalam Negeri, Peter Kazadi.

Kazadi melakukan perjalanan ke Goma, Senin, untuk bertemu dengan keluarga korban dan mengawasi pemakaman. Dia mengatakan jenazah-jenazah yang telah membusuk selama 20 hari di rumah sakit militer Goma telah menimbulkan risiko kesehatan. Keluarga-keluarga tidak diizinkan mengunjungi hingga tanggal 12 September.

Baca juga: Perusahaan Tambang Tiongkok Dituduh Langgar HAM dan Rusak Lingkungan

"Pemerintah menyediakan peti mati, membayar biaya pemakaman, dan memberikan sumbangan kepada keluarga," kata menteri kepada wartawan.

Saat tiba menjelang senja di sebuah pemakaman di pinggiran Goma, menteri tersebut memberikan penghormatan kepada korban di depan empat peti mati putih. Setelah kepergiannya, peti-peti mati lainnya tiba di truk di tengah bau mayat yang membusuk.

Baca juga: 401 Orang Tewas akibat Banjir di Kongo

Dengan bantuan staf pemakaman, anggota-anggota keluarga membawa peti-peti mati orang yang mereka cintai melintasi ladang berlumpur menuju barisan kuburan, di mana, dengan bantuan cahaya ponsel, mereka menguburkannya dengan tenang.

PBB sebelumnya dalam bulan ini menuntut penyelidikan independen terhadap pembunuhan itu, dengan menekankan pentingnya mengambil tindakan untuk memastikan bahwa demonstrasi mendatang dipantau sesuai dengan standar hak asasi manusia internasional.

Saat ini, enam tentara Garda Republik, termasuk dua perwira senior, sedang menjalani sidang di Goma atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan dan pelanggaran perintah.

Kantor hak asasi manusia PBB melaporkan setidaknya 43 orang tewas, termasuk seorang polisi, dan 75 orang terluka ketika pasukan secara keras menindas demonstrasi yang diorganisir oleh sebuah sekte agama. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat