Uni Eropa Mengungkapkan Solidaritas Kepada Duta Besar Prancis yang Tertahan di Niger
![Uni Eropa Mengungkapkan Solidaritas Kepada Duta Besar Prancis yang 'Tertahan' di Niger](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/59d2947071bf91183fa11307275ad1db.jpg)
DIPLOMAT tertinggi Uni Eropa, Senin, menyatakan solidaritas dengan duta besar Prancis untuk Niger, yang menghadapi tekanan besar setelah menolak perintah pengusiran dari para pemimpin militer.
Setelah memberhentikan pemerintahan terpilih pada akhir Juli, militer mengumumkan mereka akan mengusir Duta Besar Sylvain Itte. Namun Prancis, sebagai mantan kolonial, tidak mengakui otoritas para pemberontak.
Presiden Emmanuel Macron mengatakan duta besar tersebut "secara harfiah ditahan" di dalam kedutaan besar. Itte harus mengandalkan pasokan makanan militer setelah militer memotong pengiriman persediaan.
Baca juga: Niger Bebaskan Warga Prancis Stephane Jullien yang Ditahan Sejak 8 September
"Kami menyatakan solidaritas kami dengan Prancis terkait situasi duta besar mereka di lapangan," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, kepada wartawan setelah pertemuan menteri luar negeri blok tersebut di sela-sela Sidang Umum PBB di New York.
Borrell juga mengulang solidaritas penuh blok tersebut dengan Mohamed Bazoum, presiden terpilih yang ditahan oleh militer, sambil memuji keberaniannya dan ketekunan.
Baca juga: Junta Niger Tuding Prancis atas Intervensi Militer
Borrell menambahkan bahwa para pemimpin Eropa juga sepakat untuk "mengevaluasi kembali" strategi mereka di wilayah Sahel, di mana Prancis telah memimpin upaya selama bertahun-tahun dalam upaya menghadapi para jihadis.
"Kita membutuhkan pendekatan yang baru karena kita sedang menghadapi lingkungan yang jauh lebih kompleks," katanya.
"Kita menekankan pentingnya menemukan solusi yang berasal dari Afrika untuk mengatasi masalah-masalah di Afrika."
Selama dekade terakhir, Uni Eropa telah menghabiskan 600 juta euro untuk misi sipil dan militer di wilayah Sahel, dengan melatih 30.000 personel keamanan dan 18.000 tentara di Mali dan Niger, demikian yang diungkapkan Borrell baru-baru ini kepada Parlemen Eropa.
Namun, para pemimpin militer telah mengambil alih pemerintahan di kedua negara tersebut dan di Burkina Faso tetangga. (AFP/Z-3)
Terkini Lainnya
AS Setuju Menarik Pasukan dari Niger yang Menjadi Tuan Rumah Pangkalan Drone
Niger Membatalkan Kerjasama Militer dengan AS
Prancis Bahas Kelanjutan Nasib Prajuritnya di Niger
ECOWAS Mendukung Kekuatan 'Siaga' Militer untuk Niger
Ancaman Intervensi Militer di Niger Picu Ketegangan dengan Burkina Faso dan Mali
Komandan Paspampres Niger Ambil Alih Kursi Presiden
Kuliner Seafood Jadi Instrumen Diplomasi Kemenlu di Labuan Bajo
23 Duta Besar Kunjung Labuan Bajo, Nikmati Sunset di Puncak Waringin
Foreign Policy Insight Bagikan Pandangan Diplomat bagi Akademisi
Mantan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley Mendukung Tindakan Keji Israel
Spanyol Tarik Duta Besar dari Argentina secara Permanen akibat Pernyataan Presiden Javier Milei
KBRI Beijing Gelar Media Gathering Bersama Jurnalis RRT Tampilkan Angklung Interaktif
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap