Kolombia Protes pada Utusan Israel dalam Kontroversi Perang dengan Hamas
![Kolombia Protes pada Utusan Israel dalam Kontroversi Perang dengan Hamas](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/34f173168320f42744024305ac4f161e.jpg)
KOLOMBIA mengatakan duta besar Israel seharusnya meninggalkan negara Amerika Selatan ini seiring memudarnya kontroversi terkait pernyataan Presiden Gustavo Petro mengenai perang dengan Hamas.
Awalnya, Menteri Luar Negeri Alvaro Leyva mengatakan utusan Israel, Gali Dagan, setidaknya harus meminta maaf dan pergi setelah mengkritik perbandingan Petro antara serangan Israel di Gaza dengan penindasan Nazi terhadap orang Yahudi.
Leyva mengeluarkan kritik keras di media sosial terhadap "ketidakberesan" respons Israel terhadap Petro, dengan menambahkan, "Aib."
Baca juga: Presiden Kolombia Samakan Pengepungan Gaza oleh Israel dengan Aksi Nazi
Dalam kiriman selanjutnya, Levya mengklarifikasi ia hanya menuntut penghormatan terhadap presiden Kolombia. "Saya tidak mengatakan bahwa duta besar Israel dideportasi."
Setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.400 orang, dan pengumuman Israel mengenai pengepungan balasan di Gaza, Petro menuduh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menggunakan bahasa yang mirip dengan apa yang dikatakan Nazi tentang orang Yahudi.
Baca juga: Mesir Sebut Tindakan Israel di Gaza Sudah Melampaui Prinsip Membela Diri
Petro, yang merupakan presiden kiri pertama Kolombia, mengatakan dalam salah satu kiriman di media sosial, "bangsa-bangsa demokratis tidak boleh membiarkan Nazisme kembali muncul dalam politik internasional."
Kemudian pada hari Minggu, Israel, salah satu penyedia senjata utama bagi militer Kolombia, mengumumkan menghentikan ekspor keamanan ke negara Amerika Selatan ini seiring meningkatnya perselisihan diplomatis.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Lior Haiat, mengatakan duta besar Kolombia, Margarita Manjarrez, telah dipanggil terkait pernyataan "hostil dan anti-Semit" dari Petro.
"Pernyataan presiden disambut dengan keheranan," kata juru bicara tersebut.
Dia menuduh Petro mendukung kekejaman yang dilakukan oleh teroris Hamas, memupuk anti-Semitisme, memengaruhi perwakilan Negara Israel, dan mengancam perdamaian komunitas Yahudi di Kolombia.
Duta besar Dagan mengatakan minggu lalu para pengunjuk rasa telah meninggalkan graffiti, termasuk swastika, di fasad kedutaan.
Genosida
Menanggapi pernyataan Haiat, Petro mengatakan bahwa negaranya tidak mendukung genosida. "Jika kita harus menangguhkan hubungan luar negeri dengan Israel, kita akan menangguhkannya," tambahnya.
Pasukan bersenjata Kolombia, yang terlibat dalam konflik selama beberapa dekade dengan gerilyawan kiri, paramiliter sayap kanan, dan kartel narkoba, menggunakan senjata dan pesawat buatan Israel. Negara ini memiliki sejarah hubungan diplomatik dan militer yang kuat dengan Israel dan Amerika Serikat.
Petro juga terlibat dalam perang kata-kata secara online dengan duta besar, Dagan, yang telah mendesak presiden untuk mengutuk serangan teroris terhadap warga sipil tak bersalah.
Dalam tanggapannya, Petro mengatakan: "terorisme adalah membunuh anak-anak tak bersalah, baik itu di Kolombia atau di Palestina."
Dagan kemudian mengundang Petro untuk mengunjungi memorial Holocaust di Yerusalem dan kamp kematian Auschwitz-Birkenau, yang dibalas presiden dengan mengatakan dia melihat hal serupa dilakukan di Gaza.
"Tidak ada demokrat di dunia yang dapat menerima Gaza diubah menjadi kamp konsentrasi," tambah Petro.
Awalnya, Kementerian Luar Negeri Kolombia telah mengeluarkan pernyataan dengan tegas mengutuk terorisme dan serangan terhadap warga sipil yang terjadi di Israel dan mengungkapkan solidaritas dengan korban Hamas.
Tautan ke pernyataan tersebut kemudian dinonaktifkan, dengan tautan yang baru yang tidak menyebutkan kata "terorisme." (AFP/Z-3)
Terkini Lainnya
Genosida
Kolombia Tangguhkan Ekspor Batu Bara ke Israel sebagai Protes atas Perang di Gaza
Kolombia Perintahkan Pembukaan Kedutaan Besar di Ramallah, Palestina
Sebut Aksi Israel di Jalur Gaza Genosida, Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatis
33 Orang Tewas Akibat Tragedi Longsor di Kolombia:
Presiden Kolombia Gustavo Petro Berkunjung ke Tiongkok untuk Perkuat Hubungan Ekonomi
6 Warga Palestina Tewas dalam Serangan di Rafah dan Shujayea
Israel Diminta Hormati Resolusi Soal Libanon
Hamas Sebut Perundingan Gencatan Senjata dengan Israel Buntu di Tengah Aksi Unjuk Rasa di Tel Aviv
Rugi Akibat Boikot, MAP Group tidak Gegabah Tutup Gerai Starbucks
Puluhan Pasien Tinggalkan Gaza untuk Mendapat Perawatan Medis
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap