visitaaponce.com

Abbas Desak Israel Sudahi Kebiadabannya di Palestina

Abbas Desak Israel Sudahi Kebiadabannya di Palestina
Presiden Palestina Mahmoud Abbas minta Israel hentikan aksi biadab di Jalur Gaza(AFP)

PRESIDEN Palestina Mahmoud Abbas mengatakan Israel melanggar semua garis merah, termasuk menargetkan Rumah Sakit Arab al-Ahli di Gaza yang menewaskan sedikitnya 500 orang. Kebiadaban itu sebagai pembantaian perang yang mengerikan yang tidak dapat ditoleransi.

Abbas mengatakan pembicaraan apa pun selain menghentikan perang tidak dapat diterima.

“Israel telah melewati semua garis merah. Kami tidak akan meninggalkan atau membiarkan siapa pun mengusir kami dari sana,” katanya.

Baca juga: Serangan Hamas tidak Benarkan Hukuman Kolektif terhadap Warga Palestina

Otoritas kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan serangan udara Israel menyebabkan ledakan pada Selasa (17/10) malam. Sementara militer Israel mengaitkannya dengan kegagalan peluncuran roket oleh kelompok bersenjata Jihad Islam Palestina.

Abbas berada di Yordania untuk pertemuan empat pihak dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Raja Jordania Abdullah II, dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, namun mengundurkan diri setelah serangan tersebut.

Baca juga: Rumah Sakit Dibom 500 Tewas, Palestina Umumkan 3 Hari Berkabung

Belakangan, Jordania mengumumkan pembatalan pertemuan puncak dengan para pemimpin AS dan Mesir. Biden sekarang hanya akan mengunjungi Israel dan menunda perjalanannya ke Yordania, kata seorang pejabat Gedung Putih.

Alan Fischer dari Al Jazeera, melaporkan dari Tel Aviv Israel, mengatakan niat Biden adalah untuk bertindak sebagai perantara yang jujur ??dan menunjukkan lebih banyak dukungan untuk Israel, yang telah ia lakukan tak lama setelah serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober.

“Dia juga bermaksud mendesak Israel untuk berhati-hati dalam operasi mereka di Gaza untuk meminimalkan dampak kemanusiaan. Argumen ini menjadi lebih menarik setelah kejadian di Rumah Sakit Arab al-Ahli,” katanya.

Biden pun memasuki situasi yang jauh lebih tidak stabil dari yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini mungkin akan memperkuat pengaruhnya ketika dia berdebat dengan Israel bahwa operasi yang berkepanjangan di Gaza dapat mengikis dukungan global.

Safwat Kahlout dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Gaza, mengatakan sebagian besar korban serangan terhadap rumah sakit tersebut adalah perempuan dan anak-anak.

Dia mengatakan jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat karena masih banyak jenazah yang belum teridentifikasi.

“Di Gaza, setidaknya lima rumah sakit menerima peringatan dari Israel untuk melakukan evakuasi. Menurut hukum internasional, rumah sakit dimaksudkan agar aman dan terlarang terhadap serangan. Di Gaza, prinsip ini tidak ditegakkan,” kata Kahlout.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Gaza Ashraf al-Qidra mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Rumah Sakit Arab al-Ahli adalah rumah sakit bersejarah yang terkait dengan Gereja Anglikan.

“Ini menampung banyak keluarga pengungsi dan pasien. Ini menjadi tempat perlindungan akibat serangan Israel di Gaza,” kata al-Qidra. Ia menambahkan bahwa layanan medis berusaha mengeluarkan jenazah dari rumah sakit tersebut, termasuk banyak anak-anak.

(Aljazeera/Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat