visitaaponce.com

Zelensky Belum Siap Berdamai dengan Putin

Zelensky Belum Siap Berdamai dengan Putin
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di pertemuan Uni Eropa, 4 November 2023.(AFP)

KONFLIK Rusia-Ukraina yang luas tetap statis selama hampir satu tahun. Meskipun ada serangan balasan Kyiv yang banyak digembar-gemborkan negara-negara Barat, tetapi pasukan Rusia tetap berhasil mempertahankan wilayah di Ukraina selatan dan timur. Di tengah situasi tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky masih bersikeras menolak upaya perdamaian dengan pihak Vladimir Putin.

Para pejabat dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa, sekutu utama Kyiv, dilaporkan telah menyarankan diadakannya perundingan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 20 bulan. Namun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolaknya.

"AS mengetahui saya belum siap untuk berbicara dengan pejabat Rusia, karena perkataan mereka tidak berarti apa-apa. Mereka harus keluar dari wilayah kami, baru setelah itu dunia dapat beralih ke diplomasi," kata Zelensky kepada televisi NBC, Senin, (6/11).

Pemimpin Ukraina itu mengakui perang berada dalam situasi sulit. Dia menegaskan kembali perlunya lebih banyak pertahanan udara untuk mengakhiri kendali Rusia atas langit Ukraina.

Baca juga: Rusia Siap Bantu Anak-anak Palestina yang Dievakuasi

Serangan rudal Rusia menewaskan banyak tentara Ukraina pada upacara penghargaan minggu ini. Media lokal mengatakan serangan itu, yang dilaporkan menewaskan sedikitnya 20 tentara, terjadi pada Jumat (3/11), ketika sebuah brigade berkumpul untuk menerima penghargaan di wilayah Zaporizhzhia.

“Ini adalah tragedi yang sebenarnya bisa dihindari. Investigasi kriminal telah didaftarkan atas tragedi ini. Hal utama adalah mengungkap kebenaran sepenuhnya tentang apa yang terjadi dan mencegah hal ini terjadi lagi,” kata Zelensky.

Tentara Ukraina mengkonfirmasi pada Sabtu (4/11), bahwa sejumlah tentara dari Brigade Serangan Gunung ke-128 telah tewas dalam serangan rudal sehari sebelumnya, tanpa memberikan angka pastinya.

Baca juga: Ukraina Tingkatkan Serangan di Krimea

Rusia mengatakan dalam pengarahan kementerian pertahanan bahwa mereka telah menimbulkan kekalahan pada unit serangan Ukraina di Zaporizhzhia dan sebanyak 30 orang telah tewas.

Seorang tentara Ukraina mengatakan di media sosial bahwa 22 orang dari brigade tersebut tewas, dan mengkritik para komandan yang mengadakan upacara tersebut. "Tentara yang tewas menjadi korban tradisionalisme militer yang belum sempurna dalam bentuk terburuknya”, kata tentara Ukraina Ivan Savytskyy.

Galangan Kapal Tertabrak

Insiden lain di garis depan, rudal jelajah Ukraina merusak sebuah kapal yang berlabuh di semenanjung Krimea pada Minggu (5/11). Sejak melancarkan serangan balasan awal tahun ini, Kyiv telah meningkatkan serangan di semenanjung yang kuasai Moskow pada 2014, dalam upaya untuk melemahkan armada angkatan laut Rusia di Laut Hitam.

Kementerian Pertahanan Rusia menyebut Ukraina meluncurkan 15 rudal jelajah di galangan kapal BE Butoma yang berbasis di kota pantai timur Kerch pada hari Sabtu (4/11).

“Akibat terkena rudal jelajah musuh, sebuah kapal yang terletak di pabrik tersebut rusak,” tambahnya.

Puing-puing dari rudal yang jatuh juga berjatuhan di dermaga terdekat, namun tidak ada yang terluka, kata Gubernur Krimea yang dilantik oleh Rusia, Sergei Aksyonov.

Selain itu, serangan Ukraina dan Rusia di dan sekitar Laut Hitam semakin meningkat sejak penarikan Moskow dari perjanjian gandum Laut Hitam, yang bertujuan untuk memastikan jalur yang aman bagi kapal-kapal sipil.

(AFP/Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat