visitaaponce.com

Direstui AS, Dunia Tak Berdaya Menghentikan Israel Mengepung RS Al-Shifa

Direstui AS, Dunia Tak Berdaya Menghentikan Israel Mengepung RS Al-Shifa
Israel kemungkinan menggerebek RS Al-Syifa di Gaza(AFP)

MENTERI Kesehatan Otoritas Palestina Mai al-Kaila mengaku sangat prihatin dengan kemungkinan penggerebekan di Rumah Sakit (RS) Al-Shifa. Dia mengaku dunia tidak berdaya melihat kejahatan perang Israel terlebih telah direstui Amerika Serikat (AS).

Dia mengatakan AS menyetujui tindakan Israel. Akibatnya Israel semakin terdorong untuk melancarkan fase berikutnya dari genosida di Gaza. "Setiap orang yang saya ajak bicara di Ramallah dan wilayah lain di Tepi Barat yang diduduki selama beberapa hari terakhir, semua orang prihatin dengan apa yang terjadi di banyak rumah sakit di Gaza," paparnya.

Mereka melihat gambaran penderitaan di dalam RS dan khawatir akan kemungkinan serangan lebih lanjut. Banyak orang yang dia ajak bicara meyakini tindakan Israel itu bagian dari genosida.

Baca juga: Israel Tambah Anggaran untuk Genosida di Palestina

"Banyak yang berulang kali mengatakan kepada saya bahwa semua jenis fasilitas kesehatan rumah sakit, klinik kesehatan harus dilindungi dari penggerebekan dan serangan. Dan jika mereka diserang, itu merupakan kejahatan perang," ungkapnya.

Israel memiliki sejarah panjang dalam sengaja menargetkan fasilitas medis di Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Gaza. "Sejarah ini berarti bahwa klaim tentara Israel tentang fasilitas medis perlu ditanggapi dengan skeptisisme yang mendalam," kata jurnalis independen Antony Loewenstein.

Baca juga: MUI Klarifikasi Soal Status Haram Produk-produk AS-Israel yang Viral di Internet

Loewenstein, yang bukunya, The Palestine Laboratory, mendokumentasikan industri senjata dan pengawasan terhadap Israel. Ia menambahkan bahwa serangan terhadap RS Israel bukan hanya masalah pemerintah tetapi juga masalah perusahaan pertahanan.

“Ada peningkatan oposisi global terhadap perusahaan senjata Barat yang mendukung hal ini,” katanya.

Pemerintah Israel juga telah menambah anggaran perang. Pernyataan bersama dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kementerian keuangan menyebutkan pemerintah menyetujui rencana perubahan anggaran negara sebagai respons terhadap perang di Jalur Gaza.

“Anggaran perang saudara akan dibiayai dengan meningkatkan defisit, menyalurkan dana dari belanja pemerintah di kementerian dan memotong perjanjian koalisi,” kata pernyataan itu.

Anggaran tersebut akan diserahkan kepada Pemerintah dan Knesset sesegera mungkin, dan pengerjaan anggaran 2024 akan segera dimulai setelahnya. Pada Oktober, Israel melaporkan defisit anggaran sebesar US$6 miliar karena pemerintah menghabiskan lebih banyak uang untuk melaksanakan operasi militernya di Gaza serta di Tepi Barat yang diduduki.

Sementara itu Forum Keluarga Sandera dan Hilang Yerusalem meminta Benjamin Netanyahu untuk menyetujui kesepakatan dengan Hamas guna memulangkan semua sandera dari Gaza. Pernyataan itu muncul di tengah laporan bahwa kesepakatan dapat dicapai dalam waktu 48 hingga 72 jam ke depan.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengindikasikan bahwa perjanjian yang dimediasi Qatar juga sedang diselesaikan untuk pembebasan tawanan serta tahanan Palestina yang ditahan di Israel. (Aljazeera/Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat