visitaaponce.com

Kepala Mata-Mata AS dan Israel Bahas Fase Selanjutnya Kesepakatan Gaza

Kepala Mata-Mata AS dan Israel Bahas Fase Selanjutnya Kesepakatan Gaza
Warga Palestina memeriksa kehancuran akibat serangan Israel di Wadi Gaza, Jalur Gaza tengah, pada 28 November 2023.(AFP/Mahmud Hams.)

KEPALA intelijen Amerika Serikat (AS) dan Israel tiba di Doha, Qatar, untuk membahas fase selanjutnya dari kesepakatan antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza, Palestina. Ini disampaikan seorang sumber yang mengetahui kunjungan tersebut mengatakan pada Selasa (28/11).

Para pemimpin Badan Intelijen Pusat AS dan Mossad Israel dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, kata sumber itu, seraya menambahkan bahwa para pejabat Mesir juga ikut ambil bagian.

"Direktur CIA dan direktur Badan Intelijen Nasional Israel berada di Doha untuk bertemu dengan perdana menteri Qatar," kata sumber tersebut kepada AFP. ia meminta tidak disebutkan namanya karena sensitivitas pembicaraan tersebut.

Baca juga: Kesaksian Anak Palestina yang Ditahan Israel, Disiksa, Dipukul, Dibiarkan Kelaparan

Diskusi tersebut bertujuan, "Melanjutkan kemajuan dari perjanjian jeda kemanusiaan yang diperpanjang dan memulai diskusi lebih lanjut mengenai fase selanjutnya dari kesepakatan potensial," kata sumber itu.

Qatar telah terlibat dalam negosiasi yang intens, dengan dukungan dari Mesir dan Amerika Serikat, untuk memperpanjang gencatan senjata di Gaza yang semula dijadwalkan berlangsung selama empat hari. Negara Teluk yang kaya gas itu mengumumkan pada Senin malam, hari berakhirnya gencatan senjata, bahwa perundingan yang sukses dengan Israel dan Hamas telah menghasilkan perpanjangan dua hari.

Baca juga: Tahanan Palestina Mengaku Disiksa selama di Penjara Israel

Selama jeda empat hari awal, 50 sandera sipil--semua perempuan dan anak-anak--dibebaskan dengan imbalan 150 tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel. Sumber informasi tersebut mengatakan bahwa direktur CIA Bill Burns dan kepala Mossad David Barnea akan mengadakan serangkaian pertemuan yang diprakarsai oleh perdana menteri Mohammed bin Abdulrahman Al Thani di Doha untuk membahas potensi kesepakatan setelah perpanjangan dua hari.

Gencatan senjata berkelanjutan

Pada Selasa, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan mediator akan menggunakan perpanjangan waktu tersebut untuk mengupayakan gencatan senjata berkelanjutan antara Israel dan Hamas. "Fokus utama kami saat ini, dan harapan kami, ialah mencapai gencatan senjata berkelanjutan yang akan mengarah pada negosiasi lebih lanjut dan pada akhirnya mengakhiri perang ini," kata Majed Al Ansari kepada wartawan.

Baca juga: Iran Ingin Bersama Turki Bentuk Respons Bersama terhadap Perang Gaza

"Namun, kami bekerja dengan semua yang kami miliki. Dan yang kami miliki saat ini ialah ketentuan dalam perjanjian yang memungkinkan kami untuk memperpanjang hari kerja selama Hamas dapat menjamin pembebasan setidaknya 10 sandera."

Ansari membenarkan gencatan senjata akan dilanjutkan dengan pembebasan 20 sandera lain. "Kami berharap dalam 48 jam ke depan kami akan mendapatkan lebih banyak informasi dari Hamas mengenai sandera lain," tambahnya.

Juru bicara itu mengatakan pelanggaran minimal dalam beberapa hari terakhir tidak merusak esensi perjanjian. Qatar telah mengadakan negosiasi paralel antara Hamas dan negara-negara lain yang menghasilkan pembebasan 17 warga Thailand, satu orang Filipina, dan satu orang berkewarganegaraan ganda Rusia-Israel.

Sebelum Jumat, hanya empat sandera yang dibebaskan oleh Hamas. Korban kelima telah diselamatkan oleh pasukan Israel dan dua lainnya ditemukan tewas.

Israel mengatakan sekitar 240 sandera ditangkap ketika kelompok bersenjata Hamas menyerbu perbatasan militer Gaza pada 7 Oktober dan melancarkan serangan paling mematikan dalam sejarah negara itu. Israel mengatakan serangan itu menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.

Sebagai tanggapan, Israel melancarkan kampanye pengeboman dan serangan darat tanpa henti di Gaza yang dikuasai Hamas. Menurut pemerintah Hamas, serangan Israel menewaskan hampir 15.000 orang. Kebanyakan dari mereka ialah wanita dan anak-anak. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat