Iran Ingin Bersama Turki Bentuk Respons Bersama terhadap Perang Gaza
![Iran Ingin Bersama Turki Bentuk Respons Bersama terhadap Perang Gaza](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/3ba2993210e40b36cd3c98335963a3d2.jpg)
PRESIDEN Iran Ebrahim Raisi melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Turki pada Selasa (28/11). Ia berharap untuk menutupi perbedaan masa lalu dan membentuk tanggapan bersama yang kuat terhadap tindakan Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan muncul sebagai salah satu kritikus paling vokal di dunia Muslim terhadap serangan gencar Israel di Gaza sebagai respons terhadap serangan militan Hamas pada 7 Oktober. Dia mencap Israel sebagai negara teroris dan menyebut Hamas yang didukung Iran sebagai kelompok pembebasan.
Erdogan juga menyarankan agar politisi dan komandan militer Israel diadili di Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag. Namun pertemuan-pertemuan sebelumnya antara para pemimpin Muslim dan Arab--termasuk pembicaraan bulan ini di Riyadh--gagal menemukan titik temu mengenai langkah-langkah ekonomi dan politik yang harus segera diambil.
Baca juga: Surat Cinta Tawanan Ibu Yahudi kepada Pejuang Gaza
Para analis percaya bahwa Raisi akan menekan Turki untuk mengatasi retorika tersebut dan memutus hubungan perdagangan dan energi yang berkembang dengan Israel. "Iran mengharapkan Turki untuk mengakhiri perdagangan langsung dan tidak langsungnya dengan Israel," kata Direktur Pusat Studi Iran di Istanbul, Hakki Uygur, kepada AFP.
"Turki, di sisi lain, telah mengambil sikap yang peduli dalam memisahkan masalah politik dan komersial."
Baca juga: Serangan Israel kembali Bikin Bandara Damaskus tidak Beroperasi Lagi
Menurut pemerintah Gaza yang dipimpin Hamas, hampir 15.000 orang--sebagian besar warga sipil dan termasuk ribuan anak-anak--telah tewas sejak Israel mulai membalas serangan lintas batas yang belum pernah dilakukan Hamas. Serangan Hamas itu, menurut Israel, menyebabkan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas.
Kunjungan Raisi dilakukan sebagai upaya untuk memperluas gencatan senjata yang membebaskan puluhan sandera Israel sebagai imbalan atas pembebasan lebih dari 100 tahanan Palestina.
Perdamaian permanen
Iran dan Turki berbagi perbatasan sepanjang 535 kilometer (330 mil) dan memiliki sejarah kompleks hubungan ekonomi yang erat serta pandangan yang berbeda mengenai perselisihan regional. Turki mendukung upaya pemberontak menggulingkan Presiden Bashar al-Assad yang didukung Iran dan Rusia selama perang saudara di Suriah.
Dukungan Ankara terhadap dua kemenangan Azerbaijan atas separatis Armenia di Nagorno-Karabakh juga menciptakan kegelisahan yang mendalam di Iran. Teheran khawatir kebangkitan Baku di wilayah Kaukasus dapat mendukung ambisi separatis etnis minoritas Azerbaijan di Iran.
Iran juga cemas dengan usulan jalur perdagangan di sepanjang perbatasan utara antara Azerbaijan dan Turki yang berpotensi mempersulit aksesnya ke Armenia. "Konflik paling penting antara Turki dan Iran mengenai Kaukasus dan Karabakh," kata pakar Iran yang berbasis di Ankara, Arif Keskin.
"Dengan adanya konflik di Gaza, isu ini hanya dikesampingkan, tetapi tetap menjadi isu penting," kata Keskin kepada AFP.
Kepresidenan Turki mengatakan Erdogan berdiskusi untuk menemukan sikap bersama melawan kebrutalan Israel melalui telepon dengan Raisi pada Minggu. Para analis percaya bahwa Iran sedang mencoba untuk mengkalibrasi sejauh mana mereka menggunakan kelompok-kelompok seperti Hamas dan Hizbullah di Libanon untuk menekan Israel dan Amerika Serikat.
"Iran telah mewaspadai intervensi dalam krisis Timur Tengah yang sedang berlangsung dan kemungkinan besar akan menghindari tindakan apa pun yang dapat meningkatkan konflik," kata Eurasia Group dalam laporannya. "Karena Iran tidak memiliki kendali penuh atas sekutu-sekutunya, terdapat risiko bahwa tindakan yang tidak disengaja akan memicu pembalasan AS dan meningkatkan konflik," katanya.
Erdogan juga berulang kali menyuarakan kekhawatirannya tentang meluasnya perang. "Iran dan Turki akan terus bekerja sama untuk menjadikan gencatan senjata sementara menjadi permanen dan mencapai perdamaian permanen," kata kantor Erdogan setelah percakapan teleponnya dengan Raisi. (Z-2)
Terkini Lainnya
Perdamaian permanen
UEFA Selidiki Selebrasi Kontroversial Bek Turki Merih Demiral
Preview Piala Eropa: Austria Vs Turki
Hadapi Ceko, Turki Butuh Hasil Imbang untuk Lolos 16 Besar Euro 2024
Potugal vs Turki, Portugal Melaju ke Babak 16 Besar Euro 2024 Usai Menang Telak atas Turki
Montella Minta Turki Bermain Sabar saat Hadapi Portugal di Euro 2024
Georgia dan Ceko Incar Kemenangan Pertama di Grup F Euro 2024
6 Kandidat Siap Bertarung dalam Pemilihan Presiden Iran
Iran dan Timur Tengah Pasca-Raisi
Jenazah Presiden Iran Ebrahim Raisi Disambut dengan Haru
Warga Iran Padati Prosesi Pemakaman Presiden Raisi
Sri Mulyani Respons Dampak Kematian Presiden Iran terhadap RI
Vladimir Putin Ungkapkan Kesedihan Atas Wafatnya Presiden Iran Ebrahim Raisi
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap