PBB Desak Israel Akhiri Pembunuhan di Luar Hukum di Tepi Barat
![PBB Desak Israel Akhiri Pembunuhan di Luar Hukum di Tepi Barat](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/2e0cd6a575f463674b2ba1cfad727b47.jpg)
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (28/12) mengatakan situasi hak asasi manusia di Tepi Barat yang diduduki memburuk dengan cepat. Karenanya, PBB mendesak Israel mengakhiri pembunuhan di luar hukum terhadap penduduk Palestina.
Laporan yang dirilis pada Kamis menuntut diakhirinya segera penggunaan senjata dan sarana militer selama operasi penegakan hukum, diakhirinya penahanan sewenang-wenang dan perlakuan buruk terhadap warga Palestina, serta pencabutan pembatasan pergerakan yang diskriminatif. "Penggunaan taktik dan senjata militer dalam konteks penegakan hukum, penggunaan kekuatan yang tidak perlu atau tidak proporsional, dan penegakan pembatasan pergerakan yang luas, sewenang-wenang dan diskriminatif yang berdampak pada warga Palestina sangatlah meresahkan," kata kepala hak asasi manusia PBB Volker Turk dalam suatu pernyataan.
"Intensitas kekerasan dan penindasan ialah sesuatu yang belum pernah terlihat selama bertahun-tahun." Laporan tersebut mengamati situasi hak asasi manusia di Tepi Barat yang diduduki dan mencaplok Yerusalem Timur sejak 7 Oktober.
Baca juga: Tentara Israel Serbu Ramallah dan Kota-Kota Tepi Barat
Perang Gaza paling berdarah yang pernah terjadi meletus ketika Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober dan menewaskan sekitar 1.140 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka-angka Israel. Mereka menyandera 250 orang, 129 di antaranya masih berada di Gaza, menurut para pejabat Israel, dalam serangan terburuk dalam sejarah negara itu.
Israel melancarkan pemboman udara besar-besaran dan pengepungan yang diikuti dengan invasi darat. Kampanye tersebut telah menewaskan sedikitnya 21.110 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.
Kematian didokumentasikan
Laporan tersebut, yang ditinjau secara rinci pada 7 Oktober hingga 20 November, mendokumentasikan peningkatan tajam dalam serangan udara serta serangan ke kamp-kamp pengungsi dan daerah padat penduduk lain yang mengakibatkan, "Kematian, cedera, dan kerusakan parah," pada infrastruktur sipil. Dalam minggu-minggu setelah 7 Oktober, laporan tersebut mendokumentasikan, "Peningkatan tajam serangan pemukim," termasuk, "Penembakan, pembakaran rumah dan kendaraan, dan penebangan pohon."
Baca juga: Tentara Israel Tangkap Anggota Parlemen Senior Palestina Khalida Jarrar
Turki meminta Israel mengakhiri, "Kekerasan pemukim terhadap penduduk Palestina, untuk menyelidiki semua insiden kekerasan yang dilakukan oleh pemukim dan pasukan keamanan Israel, memastikan perlindungan yang efektif terhadap komunitas Palestina terhadap segala bentuk pemindahan paksa, dan memastikan kemampuan komunitas penggembala yang terpaksa mengungsi terhadap serangan berulang-ulang oleh pemukim bersenjata untuk kembali ke tanah mereka."
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan telah memverifikasi kematian 300 warga Palestina dari 7 Oktober hingga 27 Desember di Tepi Barat yang diduduki dan mencaplok Jerusalem Timur. Korban tewas termasuk 79 anak-anak.
Dari 300 kematian tersebut, "Pasukan keamanan Israel membunuh sedikitnya 291 warga Palestina, 8 pemukim membunuh, dan 1 warga Palestina dibunuh baik oleh Pasukan keamanan Israel atau pemukim."
Baca juga: Desa Kristen Tepi Barat Palestina Berdoa untuk Perdamaian Gaza
Kantor hak asasi manusia mengatakan bahwa sebelum 7 Oktober, 200 warga Palestina telah terbunuh di wilayah tersebut pada 2023. Ini menurut mereka merupakan jumlah tertinggi dalam periode 10 bulan sejak PBB mulai mencatat pada 2005.
Turk mendesak Israel untuk memberikan akses pihaknya ke Israel. Pihaknya pun siap melaporkan serangan 7 Oktober dengan cara yang sama. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Kematian didokumentasikan
Terungkap, India Ekspor Roket dan Bahan Peledak ke Israel
AS Ingatkan Konsekuensi Israel jika Serang Hizbullah
Jubir Militer Israel: Tidak Mungkin Netanyahu Hancurkan Hamas
Kabinet Perang Israel Selesai, Siapa yang Tersisa?
Nasib Netanyahu dan Palestina Pascaperang
Ketua Presidium MER-C Bertemu Menkopolhukam Bahas Situasi Jalur Gaza
6 Warga Palestina Tewas dalam Serangan di Rafah dan Shujayea
Israel Diminta Hormati Resolusi Soal Libanon
Hamas Sebut Perundingan Gencatan Senjata dengan Israel Buntu di Tengah Aksi Unjuk Rasa di Tel Aviv
Rugi Akibat Boikot, MAP Group tidak Gegabah Tutup Gerai Starbucks
Puluhan Pasien Tinggalkan Gaza untuk Mendapat Perawatan Medis
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap