visitaaponce.com

Raksasa Pelayaran Maersk Hentikan Operasi di Laut Merah

Raksasa Pelayaran Maersk Hentikan Operasi di Laut Merah
Peti kemas yang menampilkan logo perusahaan pelayaran Denmark Maersk terlihat di Copenhagen.(AFP/SERGEI GAPON)

PERUSAHAAN pelayaran raksasa asal Denmark, Maersk, akan melanjutkan pengiriman dengan mengubah rute kapal di sekitar Tanjung Harapan. Mereka tidak akan lagi melalui jalur yang melintasi Laut Merah dengan alasan menjaga keselamatan.

Pengumuman Maersk itu dikeluarkan pada Selasa (2/1). Perusahaan itu akan menghentikan operasi di Laut Merah dan Teluk Aden karena serangkaian serangan Houthi, baru-baru ini.

“Penyelidikan atas insiden tersebut sedang berlangsung dan kami akan terus menghentikan semua pergerakan kargo melalui area tersebut sementara kami menilai lebih lanjut situasi yang terus berkembang,” kata pernyataan Maersk.

Baca juga: Italia dan Spanyol Tolak Bersekutu dengan AS di Laut Merah

Setelah jeda operasi sebelumnya, perusahaan tersebut memutuskan melanjutkannya pada 24 Desember setelah inisiatif keamanan multinasional mengerahkan pasukannya untuk melawan serangan.

“Jika hal ini paling masuk akal bagi pelanggan kami, kapal akan dialihkan rutenya dan melanjutkan perjalanan mereka di sekitar Tanjung Harapan. Kami tetap berkomitmen meminimalkan dampak terhadap rantai pasokan pelanggan kami dan akan terus memberi Anda informasi terkini mengenai situasinya," tambah Maersk.

Kelompok pemberontak Houthi, yang didukung Iran, telah secara signifikan meningkatkan keterlibatannya dalam konflik di Jalur Gaza.

Baca juga: Houthi Yaman Kembali Serang 2 Kapal Tujuan Israel di Laut Merah

Kelompok ini telah memperingatkan bahwa mereka akan menyerang semua kapal tujuan Israel di Laut Merah, salah satu rute laut yang paling sering digunakan di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar. 

Hal itu dilakukan dalam upaya untuk mendukung warga Palestina ketika mereka menghadapi agresi dan pengepungan Israel di Gaza.

Beberapa perusahaan peti kemas terbesar di dunia telah menghentikan operasi di wilayah tersebut. Di tengah serangan Houthi, Amerika Serikat (AS) mengumumkan pembentukan misi multinasional untuk melawannya.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan peningkatan serangan tersebut mengancam kebebasan arus perdagangan, membahayakan pelaut yang tidak bersalah, dan melanggar hukum internasional. (Anadolu/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat