Presiden Namibia, Hage Geingob, Meninggal Dunia
![Presiden Namibia, Hage Geingob, Meninggal Dunia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/178bcb6893059da767e1022859a0b021.jpg)
PRESIDEN Namibia, Hage Geingob, meninggal dunia pada usia 82 tahun pada Minggu pagi di Rumah Sakit Windhoek.
Geingob, yang menjabat dalam periode kedua sebagai presiden, mengumumkan bulan lalu bahwa beliau sedang menjalani perawatan untuk kanker.
"Dengan kesedihan dan penyesalan yang teramat dalam, saya memberi tahu Anda bahwa Dr. Hage G. Geingob, Presiden Republik Namibia tercinta, telah meninggal dunia hari ini," demikian pernyataan di X, sebelumnya Twitter, yang ditandatangani oleh presiden sementara Nangolo Mbumba.
Baca juga : Sentra Medika Bangun Pusat Layanan Kanker di Cibinong
"Di sisi ranjangnya, ada istri tercinta Nyonya Monica Geingos dan anak-anaknya."
Biopsi setelah pemeriksaan medis rutin pada Januari mengungkapkan "sel kanker," demikian kantor Geingob saat itu.
Terpilih sebagai presiden pertama kali pada tahun 2014, Geingob adalah perdana menteri terlama dan presiden ketiga Namibia.
Baca juga : Primaya Hospital Tangerang Hadirkan Teknologi Terkini di Fasilitas Radiologi Terbaru
Pada 2013, Geingob menjalani operasi otak, dan tahun lalu, beliau menjalani operasi aorta di Afrika Selatan tetangga.
Hingga wafatnya, beliau sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Lady Pohamba di Windhoek.
"Negeri Namibia telah kehilangan seorang pelayan terkemuka rakyat, ikon perjuangan pembebasan, arsitek utama konstitusi kita, dan pilar rumah Namibia," kata Mbumba.
Baca juga : Rizal Ramli Dikenal Sebagai Sosok yang Terus Mendorong Kemajuan Bangsa
"Pada saat kesedihan terdalam ini, saya meminta agar negara tetap tenang dan terkumpul sementara Pemerintah menangani semua pengaturan, persiapan, dan protokol negara yang diperlukan."
Beliau mengatakan Kabinet akan segera berkumpul untuk membuat pengaturan negara yang diperlukan.
Lahir di sebuah desa di utara Namibia pada tahun 1941, Geingob adalah presiden pertama negara di luar kelompok etnis Ovambo, yang menyusun lebih dari setengah populasi negara itu.
Baca juga : Rizal Ramli Disebut Tidak Acuhkan Sakit Lantaran Fokus Pergerakan
Beliau terlibat dalam aktivisme melawan rezim apartheid Afrika Selatan, yang saat itu menguasai Namibia, sejak tahun-tahun sekolahnya sebelum akhirnya diasingkan.
Beliau menghabiskan hampir tiga dekade di Botswana dan Amerika Serikat, meninggalkan yang pertama untuk yang terakhir pada tahun 1964.
Namibia berencana untuk mengadakan pemilihan presiden dan majelis nasional menjelang akhir tahun. (AFP/Z-3)
Terkini Lainnya
Sahroni: Impian Saya Menjadi Presiden, Bukan Gubernur
Jokowi Diyakini Masih Punya Pengaruh di Pilkada 2024
Jokowi akan Berkantor di IKN Juli 2024, Progres Kantor Presiden Capai 84%
Progres Pembangunan Lapangan Upacara IKN Capai 70 Persen
Pramuka masih Tunggu Surat Balasan dari Presiden dan Mendikbud-Ristek
Pengamanan Gedung Kejagung Dinilai tidak Sesuai UU TNI
Menunggu Kedatangan Presiden Jokowi, Warga Sinjai Meninggal Dunia
Hilang Tiga Hari, Bocah Perempuan Ditemukan Tewas Tenggelam di Sungai
Dua Sepeda Motor Adu Banteng di Mamuju, Tiga Tewas
Tanah Longsor, Bapak dan Anak Tewas
Pria Ditemukan Tewas Terbakar di Kompleks Ruko Nusa Indah
Polda Metro Ungkap Identitas Perempuan Tewas Tanpa Busana di Cipayung
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap