visitaaponce.com

4 Negara Arab Tegaskan Sikap soal Agresi Israel di Jalur Gaza

4 Negara Arab Tegaskan Sikap soal Agresi Israel di Jalur Gaza
Pertemuan menteri luar negeri Mesir, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA) dan Yordania di Arab Saudi, membicarakan perang di Jalur Gaza, Rabu (8/2).(Saudi Press Agency)

EMPAT menteri luar negeri dari Timur Tengah menegaskan kembali seruan pengakuan negara Palestina. Hal itu menjadi hasil diskusi di Arab Saudi pada Kamis (8/2), mengenai agresi Israel di Jalur Gaza.

"Pertemuan itu dihadiri oleh menteri luar negeri Mesir, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA) dan Yordania, serta seorang pejabat senior Palestina," sebut media resmi pemerintah, Jumat (9/2).

Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan bin Abdullah menjadi tuan rumah pertemuan konsultatif untuk membahas perkembangan perang Israel di Jalur Gaza.

Baca juga : Blinken Terus Yakinkan Pemimpin Arab

Kantor resmi Saudi Press Agency (SPA) menyampaikan, pertemuan itu dimaksudkan untuk meneguhkan kembali kesatuan negara Arab yang bersatu dalam perang tersebut, yang kini memasuki bulan kelima.

Hadir dalam pertemuan tersebut Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Negara Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Kerajaan Hashemite Yordania Ayman Safadi, Menteri Luar Negeri Republik Arab Mesir Sameh Shoukry, dan Sekretaris Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Menteri Urusan Sipil Hussein AlSheikh.

Pertemuan tersebut diadakan ketika Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menyelesaikan tur kelimanya di Timur Tengah, sejak pecahnya perang Israel-Hamas pada Oktober 2023 lalu.

Baca juga : Lagi, Blinken ke Timur Tengah Tuntaskan Kesepakatan Sandera

Berikut ini hasil-hasil pertemuan keempat negara Arab tersebut :

1. Para menteri menekankan perlunya mengakhiri perang di Jalur Gaza

2. Mencapai gencatan senjata segera dan menyeluruh

3. Menjamin perlindungan warga sipil sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional

4. Mencabut semua pembatasan yang menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza. daerah kantong tersebut.

5. Menyuarakan dukungan untuk UNRWA.

Israel menuduh 12 staf Badan bantuan PBB untuk Palestina ini menjadi antek Hamas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, yang memicu perang.

6. Menekankan pentingnya mengambil langkah-langkah yang tidak dapat diubah untuk menerapkan solusi dua negara dan mengakui negara Palestina di perbatasan 4 Juni 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Arab Saudi, rumah bagi situs paling suci umat Islam, tidak pernah mengakui Israel, meskipun para pejabat mempertimbangkan untuk mengakuinya (normalisasi) sebelum serangan Hamas, yang mengakibatkan kematian sekitar 1.160 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.

Israel berjanji untuk melenyapkan Hamas sebagai tanggapannya, dengan melancarkan serangan udara dan serangan darat yang telah menewaskan sedikitnya 27.840 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan Gaza.

AS Terus Propagandakan Normalisasi Saudi-Israel

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden terus menggembar-gemborkan kemungkinan normalisasi Saudi-Israel, meskipun kementerian luar negeri Saudi mengatakan minggu ini bahwa hal itu tidak akan mungkin terjadi tanpa penghentian “agresi” Israel dan pengakuan atas negara Palestina yang merdeka.

Baca juga : Saat Palestina Dijajah, Blinken Bahas Normalisasi Israel dengan Saudi

Blinken meninggalkan wilayah tersebut tanpa jeda dalam pertempuran, setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia telah memerintahkan pasukan untuk "bersiap beroperasi" di Rafah, kota besar terakhir di Jalur Gaza yang belum dimasuki pasukan darat. (AFP/Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat