Pengkritik Vladimir Putin, Alexei Navalny Tewas di Penjara
![Pengkritik Vladimir Putin, Alexei Navalny Tewas di Penjara](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/5049cec62fcf5d14cbedb9c074aa95f1.jpg)
PEMIMPIN oposisi Rusia Alexei Navalny dikabarkan meninggal di penjara. Dia merupakan musuh paling kuat bagi Presiden Rusia Vladimir Putin.
Navalny sering menuduh Putin telah melakukan korupsi selain melancarkan protes besar-besaran atas kebijakan Kremlin. Lembaga Pemasyarakatan Federal Distrik Otonomi Yamalo-Nenets, Rusia, menyatakan pria berusia 47 tahun itu meninggal pada Jumat (16/2).
Navalny, yang sejauh ini merupakan pemimpin oposisi paling terkenal di Rusia, mengecam kelas elite di sekitar Presiden Vladimir Putin. Rezim putin disebutnya telah melakukan korupsi dalam skala besar.
Baca juga : AS Ungkap Keprihatinan Mendalam Terkait Keberadaan Alexei Navalny yang Hilang
Sebelum meninggal, Navalny mengaku tidak enak badan. Sebelumnya dia sempat berjalan-jalan di kompleks penjara IK-3 di Kharp, sekitar 1.900 km timur laut Moskow.
Navalny, kata Lembaga Pemasyarakatan Federal Distrik Otonomi Yamalo-Nenets, langsung kehilangan kesadaran. “Staf medis di institusi tersebut segera tiba, dan tim ambulans dipanggil,” kata pernyataan lembaga tersebut.
Menurut lembaga itu semua tindakan resusitasi yang diperlukan telah dilakukan, namun tidak membuahkan hasil positif. Dokter ambulans menyatakan Navalny meninggal.
Baca juga : Putin Umumkan Maju di Pilpres 2024
“Penyebab kematiannya sedang ditelisik,” imbuh pernyataan Lembaga Pemasyarakatan Federal Distrik Otonomi Yamalo-Nenets.
Putin telah diberitahu tentang kematian Navalny, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. Navalny mendapat dukungan dari berbagai oposisi Rusia karena secara sukarela kembali ke Rusia pada 2021 dari Jerman. Ia sempat dirawat usai diduga menjadi sasaran percobaan pembunuhan menggunakan racun.
Navalny saat itu mengatakan bahwa dia diracun di Siberia pada Agustus 2020. Kremlin membantah mencoba membunuhnya dan mengatakan tidak ada bukti dia diracuni oleh agen saraf Rusia.
Baca juga : Putin Ingin Tetap Berkuasa hingga 2030
Navalny ditahan di penjara yang berada di utara Rusia atau Lingkaran Arktik. Penjara IK-3, yang terletak di Kharp di wilayah Yamalo-Nenets sekitar 1.900 km timur laut Moskow, dianggap sebagai salah satu pemasyarakatan paling mengerikan di Rusia.
Kharp berjarak sekitar 100 kilometer dari Vorkuta, yang tambang batu baranya merupakan bagian dari sistem kamp penjara gulag Soviet. Dia telah dijatuhi hukuman 19 tahun.
"Moskow memikul tanggung jawab besar atas kematian Navalny di koloni penjara Arktik," kata Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide.
Baca juga : Macron Sebut Rusia Tunduk pada Tiongkok? Ini Jawaban Kremlin
Pemerintah Prancis mengatakan bahwa Navalny telah membayar dengan nyawanya karena menentang penindasan di bawah rezim Putin.
“Alexei Navalny membayar dengan nyawanya atas perlawanannya terhadap sistem penindasan,” kata Menteri Luar Negeri Prancis Stéphane Séjorné di X.
Kematiannya di penjara mengingatkan akan realitas rezim Vladimir Putin. Dia juga menyampaikan belasungkawa kepada Keluarga Navalny dan rakyat Rusia.
Baca juga : Kremlin Diserang Drone Ukraina, Pengamat AS: Serangan Didalangi Moskow
Presiden Latvia Edgars Rinkevics menduga Navalny dibunuh secara brutal oleh Kremlin. "Apa pun pendapat Anda tentang Alexei Navalny sebagai politisi, dia baru saja dibunuh secara brutal oleh Kremlin. Itu adalah fakta dan sesuatu yang harus diketahui tentang sifat sebenarnya dari rezim Rusia saat ini," kata Edgars Rinkevics di X.
Charles Michel dari Uni Eropa mengatakan bahwa Navalny berjuang untuk nilai-nilai kebebasan dan demokrasi. Dia menambahkan bahwa ia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Navalny dan mereka yang memperjuangkan demokrasi.
Editor surat kabar Rusia dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Dmitry Muratov mengatakan kematian Navalny adalah hal yang wajar karena kondisi penjara yang mengerikan. (AFP/Cah)
Terkini Lainnya
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Putin Ancam Korsel untuk Tidak Membantu Pasokan Senjata ke Ukraina
Rusia Terbuka Bahas Perdamaian dengan Ukraina
Tiongkok tak Peduli Kerja Sama Rusia dan Korea Utara
Putin Bawa Misi Perdamaian Global dalam Kunjungannya ke Vietnam
Hadiahi Limosin Aurus, Putin Sopiri Kim Jong Un Keliling Pyongyang
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Tersandung Korupsi
Pendukung Alexei Navalny Menemukan Solidaritas dalam Perhimpunan Pemilihan
Alexei Navalny Hantui Vladimir Putin di Pilpres Rusia
Sekutu Alexei Navalny, Leonid Volkov Diserang di Lithuania
43 Negara Desak Investigasi Kematian Alexei Navalny
Ribuan Pelayat Hadiri Pemakaman Navalny di Moskow
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap