visitaaponce.com

Konflik Brazil-Israel Meningkat karena Lula Dinyatakan Persona Non Grata

Konflik Brazil-Israel Meningkat karena Lula Dinyatakan 'Persona Non Grata'
Perbandingan Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, terhadap kampanye militer Israel di Gaza dengan Holokaus telah memicu kontroversi(AFP)

PERBANDINGAN Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva terhadap kampanye militer Israel di Gaza dengan Holokaus telah memicu badai diplomasi, dengan Brasil memanggil duta besarnya pada Senin dan Israel menyatakan Lula sebagai "persona non grata."

Sengketa ini bermula ketika Lula mengatakan konflik berkelanjutan di Jalur Gaza "bukan perang, ini adalah genosida," dan membandingkannya dengan "ketika Hitler memutuskan untuk membunuh orang Yahudi."

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Lula telah "melanggar garis merah." Pemerintah Israel memanggil duta besar Brasil untuk pertemuan pada hari Senin dengan Menteri Luar Negeri Israel Katz di Pusat Memorial Holocaust Yad Vashem di Yerusalem.

Baca juga : Presiden Brasil Samakan Serangan Israel ke Jalur Gaza dengan Holokaus

"Ia dinyatakan sebagai persona non grata di negara Israel selama dia tidak mencabut kembali pernyataannya dan meminta maaf," kata Katz mengenai Lula.

Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Brasil mengatakan mereka juga telah memanggil duta besar Israel untuk pertemuan pada hari yang sama dan menarik duta besar mereka dari Tel Aviv untuk konsultasi, "mengingat beratnya pernyataan pagi ini oleh pemerintah Israel."

Duta besar Brasil akan meninggalkan Tel Aviv pada Selasa, demikian pernyataan tersebut.

Baca juga : Sidang ICJ Soal Penjajahan Israel di Palestina Dimulai

Pertemuan G20

Lula, 78, adalah suara terkemuka bagi Global Selatan yang saat ini menjabat sebagai presiden putaran G20.

Komentarnya muncul ketika Brasil bersiap menjadi tuan rumah pertemuan menteri luar negeri G20 pada Rabu dan Kamis, di mana diplomat papan atas termasuk Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov akan berkumpul di Rio de Janeiro, dengan konflik Gaza yang kontroversial menjadi salah satu topik utama.

Perang dimulai pada 7 Oktober ketika Hamas meluncurkan serangan tak terduga yang menewaskan sekitar 1.160 orang di selatan Israel, sebagian besar warga sipil, menurut perhitungan AFP berdasarkan data resmi Israel.

Baca juga : Pelapor PBB Serukan Embargo Senjata Terhadap Israel, Setop Genosida Gaza

Militan Hamas juga menculik sekitar 250 sandera, 130 di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 30 yang diduga tewas, menurut Israel.

Kampanye balas dendam Israel telah menewaskan setidaknya 29.092 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut perhitungan terbaru kementerian kesehatan wilayah yang dikelola Hamas.

Pemisahan Politik

Setelah serangan Hamas, Lula mengutuknya sebagai tindakan "teroris."

Baca juga : Afrika Selatan Desak Mahkamah Internasional Bertindak Hentikan Kebiadaban Israel

Namun, ia kemudian menjadi kritis terhadap respons Israel.

Ia menghadapi kecaman di dalam negeri atas komentarnya terkini mengenai konflik tersebut, yang disampaikannya selama konferensi pers di sela-sela pertemuan Uni Afrika di Addis Ababa.

Institut Brasil-Israel menyebut pernyataannya "vulgar" dan memperingatkan risiko "menguatkan anti-Semitisme."

Baca juga : Hari ke-129 Agresi, Israel Mulai Gempur Rafah, Ratusan Orang Tewas

Konfederasi Israel di Brasil menyebutnya sebagai "pencabulan realitas (yang) merendahkan kenangan korban Holocaust dan keturunannya."

Jerman di bawah kepemimpinan Hitler secara sistematis membunuh enam juta orang Yahudi selama Holokaus - sekitar sepertiga dari jumlah umat Yahudi di dunia.

Setelah Perang Dunia II, negara Israel yang baru terbentuk menerima ratusan ribu korban selamat.

Baca juga : Hamas: Israel Ingin Perpanjang Agresi di Gaza, Meski Tentara Mereka Kalah

Lawan politik Lula segera menyerang komentarnya, yang membuat marah banyak di komunitas Kristen Evangelis yang kuat, yang dengan tegas pro-Israel.

"Lula tidak hanya menunjukkan ketidaktahuannya terhadap sejarah, tetapi ia juga menunjukkan kepada dunia kebencian yang ada di hatinya terhadap negara Israel," tulis anggota parlemen Eduardo Bolsonaro, putra mantan presiden sayap kanan Jair Bolsonaro, di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Sementara itu, sekutu politik bergegas membela Lula. Istri pertamanya, Rosangela "Janja" da Silva, yang sudah lama menjadi anggota Partai Pekerja (PT)-nya, mengatakan komentarnya "membela... perempuan dan anak-anak, yang mewakili mayoritas korban" dalam konflik tersebut.

Baca juga : DK PBB Tak Mampu Atasi Konflik Global, Sekjen Guterres Peringatkan Dunia Masuki Era Kekacauan

"Pernyataannya merujuk pada pemerintah (Israel) yang genosidal, bukan pada orang Yahudi," tulisnya di X. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat