visitaaponce.com

Awas, Situs Berita Palsu yang Ditopang Kecerdasan Buatan Makin Merajalela

Awas, Situs Berita Palsu yang Ditopang Kecerdasan Buatan Makin Merajalela
Ilustrasi: Berita Palsu(SEBASTIEN BOZON / AFP))

November lalu, sebuah kabar sensasional tentang psikiater perdana menteri Israel yang bunuh diri, viral di jagat maya. Namun, berita tersebut dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) yang berasal dari salah satu dari ratusan situs web, yang menurut para peneliti menghasilkan ‘fiksi’ berbasis teknologi yang menyamar sebagai berita.

Situs-situs web yang menyebarkan propaganda biasanya mengandalkan pasukan penulis (buzzer), namun alat kecerdasan buatan generatif kini menawarkan cara yang jauh lebih murah dan lebih cepat untuk membuat konten yang seringkali sulit dibedakan dari informasi otentik.

Ratusan situs ‘bertenaga’ AI yang meniru situs berita telah bermunculan dalam beberapa bulan terakhir dan memicu ledakan narasi palsu, mulai dari perang hingga politisi,  yang menurut para peneliti memicu kekhawatiran di tahun pemilu yang berisiko tinggi di seluruh dunia.

Baca juga : OpenAI Tolak Tuduhan Pengkhianatan Misi Awal oleh Elon Musk

“Berita ‘Psikiater Perdana Menteri Israel melakukan bunuh diri’, masih menduduki puncak daftar artikel popular  yang disorot di Global Village Space, sebuah situs digital Pakistan, setelah mereka membuat heboh pada November lalu dengan klaim tak berdasar yang menyalahkan Netanyahu dalam peristiwa itu.

Sebagian besar konten situs, termasuk artikel itu, tampaknya diambil dari sumber arus utama dengan menggunakan alat AI, menurut analisis NewsGuard, sebuah organisasi penelitian berbasis di AS yang melacak misinformasi.

Setelah memindai situs tersebut untuk mencari pesan kesalahan khusus untuk konten yang dihasilkan oleh chatbot AI, NewsGuard mengatakan pihaknya menemukan kesamaan yang signifikan antara cerita tentang "psikiater" Netanyahu dengan artikel fiktif tahun 2010 di situs web yang memuat berita-berita satir.

Baca juga : Elon Musk Gugat OpenAI karena Dituding Khianati Misi Pendirian

Analis NewsGuard, McKenzie Sadeghi mengatakan ketika dia meminta ChatGPT, dari OpenAI yang didukung Microsoft, untuk menulis ulang artikel asli untuk khalayak berita umum, hasilnya sangat mirip dengan artikel di Global Village Space.

“Pertumbuhan eksponensial dalam sumber berita dan informasi yang dihasilkan oleh AI sangat mengkhawatirkan karena situs-situs ini dapat dianggap oleh rata-rata pengguna sebagai sumber informasi yang sah dan dapat dipercaya,” kata Sadeghi kepada AFP.

Mendorong propaganda

Baca juga : Perpres Publisher Rights Disahkan, Ada Masa Transisi 6 Bulan

Artikel palsu yang muncul saat Netanyahu menyerukan perang melawan militan Hamas di Jalur Gaza, juga menyebar ke seluruh platform media sosial dalam berbagai bahasa, termasuk Arab, Farsi dan Prancis.

Sejumlah situs menerbitkan berita kematian "psikiater" fiksi ini. Kabar palsu ini ini juga ditampilkan dalam sebuah acara televisi di Iran, musuh bebuyutan Israel, ketika pembawa acaranya mengarahkan pemirsa untuk membaca artikel lengkap di Global Village Space.

 

Baca juga : OpenAI Dikabarkan dapat Suntikan Dana Rp1250 Triliun

Situs web tersebut, yang menyebut kembali artikel Netanyahu sebagai "sindiran" setelah dikritik, tidak menanggapi permintaan komentar AFP.

NewsGuard telah mengidentifikasi setidaknya 739 situs "berita" yang dihasilkan AI dalam berbagai bahasa yang beroperasi dengan sedikit atau tanpa pengawasan manusia dan hadir dengan nama umum seperti "Ireland Top News", dan sebagainya.

“Namun daftar tersebut mungkin hanyalah hal yang mudah ditemukan,” kata Darren Linvill, dari Clemson University.

Baca juga : OpenAI dalam Kesepakatan dengan Investor Senilai US$80 Miliar

Ia adalah pakar disinformasi di universitas tersebut yang menemukan beberapa situs web terkait Rusia meniru berita dan mendorong propaganda Moskow tentang perang di Ukraina menjelang pemilihan presiden AS pada November mendatang.

Mereka termasuk DC Weekly, yang menurut NewsGuard menggunakan AI untuk menulis ulang artikel dari sumber lain tanpa kredit.

Situs ini, yang tampaknya dimiliki oleh John Mark Dougan, mantan marinir AS yang melarikan diri ke Rusia, telah menerbitkan banyak info palsu termasuk bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membeli dua kapal pesiar mewah senilai jutaan dolar dengan uang bantuan Amerika.

Baca juga : Dewan Pers Dorong Profesionalisme Jurnalis Kawal Pemilu 2024

Dampak dari informasi palsu ini telah mempengaruhi keputusan kebijakan. Beberapa anggota parlemen AS, misalnya, mengutarakan narasi yang salah di tengah perdebatan penting mengenai bantuan ke Ukraina, gara-gara info ini.

“Misinformasi yang dihasilkan secara otomatis kemungkinan besar akan menjadi bagian utama dari pemilu 2024. Para penipu menggunakan AI (Generatif) untuk memengaruhi semuanya,” kata profesor Universitas New York, Gary Marcus, kepada AFP.

“Konten yang dihasilkan AI yang mengisi situs web seperti DC Weekly membantu menciptakan semacam kamuflase yang memberikan kredibilitas lebih besar terhadap cerita palsu mereka yang ditulis oleh manusia,” kata Linvill kepada AFP.

Baca juga : OpenAI Rilis Pedoman Mengukur Risiko Bencana Kecerdasan Buatan

Kemunculan situs-situs web ini menggarisbawahi potensi perangkat kecerdasan buatan, chatbots bahkan lebih dari generator foto dan pengkloning suara, untuk meningkatkan misinformasi sekaligus semakin mengikis kepercayaan terhadap media konvensional, kata para peneliti.

Konten mereka yang bersifat polarisasi, yang dapat memicu kekacauan dan memengaruhi keyakinan politik, dimaksudkan untuk memikat perhatian dan memperoleh pendapatan iklan.

Model pendapatan bagi sebagian besar situs web ini adalah iklan terprogram, yang berarti bahwa merek ternama mungkin secara tidak sengaja mendukung situs tersebut. ”Sementara pemerintah mungkin akan kesulitan untuk melakukan tindakan keras karena takut melanggar perlindungan kebebasan berpendapat,” kata para peneliti.

“Jika tidak kita hentikan, itu hanya akan semakin mengikis batas antara kenyataan dan fiksi yang sudah begitu kabur,” tegas Linvill. (AFP/M-3)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat