visitaaponce.com

AS Belum Restui Rencana Israel Menginvasi Rafah

AS Belum Restui Rencana Israel Menginvasi Rafah
Warga Palestina beraktivitas di pasar saat Ramadan di Rafah, Jalur Gaza.(AFP/MOHAMMED ABED)

AMERIKA Serikat (AS) menentang rencana serangan besar-besaran Israel ke Kota Rafah di Jalur Gaza selatan. Sikap Washington itu menanggapi pengumuman dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa tanggal operasi tersebut telah ditetapkan.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah berulang kali meminta Israel untuk menyampaikan rencana untuk melindungi warga sipil di Rafah, tempat sekitar 1,5 juta warga Palestina berlindung dari perang yang telah berlangsung selama enam bulan.

“Kami telah menjelaskan kepada Israel, bahwa menurut kami, invasi militer besar-besaran ke Rafah akan menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi warga sipil dan pada akhirnya akan merugikan keamanan Israel,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller ketika ditanya tentang pernyataan Netanyahu tersebut.

Baca juga : Israel Hantam Rafah saat Perundingan Gencatan Senjata Berlangsung

“Ini bukan sekedar pertanyaan mengenai Israel yang menyampaikan rencana kepada kami. Kami telah menjelaskan kepada mereka bahwa kami berpikir bahwa ada cara yang lebih baik untuk mencapai tujuan yang sah, yaitu untuk melemahkan dan membongkar serta mengalahkan batalion Hamas yang masih bertahan. tetap di Rafah,” kata Miller.

Netanyahu berjanji menyerang Kota Rafah di Jalur Gaza selatan. Dia menyatakan tanggal pastinya serangan itu sudah ditetapkannya.

Netanyahu telah berulang kali mengatakan Israel harus mengirim pasukan darat ke Rafah dan mengatakan itu adalah benteng terakhir Hamas di Jalur Gaza. 

Baca juga : PBB Ingatkan Ledakan Kematian Anak Gaza karena Bencana Kelaparan

Namun, masyarakat internasional, termasuk AS, menentang operasi tersebut dan mengatakan bahwa sekitar 1,4 juta warga sipil yang mencari perlindungan di sana akan berada dalam bahaya.

Israel bersikeras pihaknya mempunyai rencana untuk melindungi warga sipil.

Dalam pernyataan video, Senin (8/4), Netanyahu mengatakan operasi Rafah sangat penting untuk kemenangan Israel. 

Baca juga : AS Ingin Gencatan Senjata Sementara di Gaza, Hamas Ogah

"Itu akan terjadi. Ada tanggalnya,” tegasnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Dia berbicara ketika para perunding Israel berada di Kairo membahas upaya internasional untuk menengahi perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.

Kebengisan pasukan Israel telah merenggut nyawa 33.207 warga Jalur Gaza dan melukai 75.933 lainnya sejak invasi dimulai atau 7 Oktober. Sekitar 1.170 orang Israel tewas dan 250 orang disandera, menurut data Israel, dan 132 lainnya masih hilang. (France24/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat