Mahasiswa AS Turun ke Jalan untuk Dukung Palestina
![Mahasiswa AS Turun ke Jalan untuk Dukung Palestina](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/36706f69a73ebce1d56629eb75228365.jpg)
DUKUNGAN bagi warga Jalur Gaza, Palestina, dan tuntutan penghentian agresi militer Israel merebak di banyak kampus di Amerika Serikat (AS). Ribuan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi menggelar demonstrasi dan mendirikan perkemahan khusus bertajuk solidaritas bagi warga Gaza.
Aksi tersebut dimulai pekan lalu di Universitas Kolombia, New York, kemudian meluas ke kampus lain, termasuk Yale di Connecticut dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Boston. Beberapa mahasiswa Yahudi di Universitas Kolombia melaporkan intimidasi dan anti-Semitisme di tengah protes yang menuntut penghentian invasi Israel di Gaza dan menyerukan pihak kampus memutuskan hubungan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Negeri Zionis.
Menanggapi aksi itu, Rektor Universitas Kolombia, Nemat Shafik, menyerukan penghentian perkuliahan sementara dalam surat terbuka yang ditujukan kepada seluruh jajaran civitas akademisnya. Alasannya, terganggu aksi mahasiswa pro-Palestina serta ada laporan intimidasi dan pelecehan yang menimpa mahasiswa yang kontra isu ini.
Baca juga : AS dan Sekutunya Siapkan Sanksi Berat kepada Iran
"Bahasa anti-Semit, seperti bahasa lain yang digunakan untuk menyakiti dan menakut-nakuti orang, tidak dapat diterima dan tindakan yang tepat akan diambil. Untuk meredakan dendam dan memberi kita semua kesempatan untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya, saya mengumumkan bahwa semua kelas akan diadakan secara virtual pada Senin," tambahnya.
Dia pun mengeluarkan surat keputusan untuk menerapkan perkuliahan hanya dilakukan secara daring. Pekan lalu, lebih dari 100 pengunjuk rasa ditangkap setelah otoritas universitas memanggil polisi ke kampus swasta tersebut pada Kamis (18/4). Tindakan ini meningkatkan ketegangan dan memicu lebih banyak demonstran selama akhir pekan.
Mimi Elias, seorang mahasiswa pekerja sosial yang ditangkap, mengatakan kepada AFP pada Senin (22/4), aksi yang dilakukan kelompok pro-Palestina akan terus dilakukan hingga tuntutan tersebut dipenuhi pihak kampus. "Kami akan tetap tinggal sampai mereka berbicara dengan kami dan mendengarkan tuntutan kami. Kami tidak menginginkan anti-Semitisme atau Islamofobia. Kami di sini untuk pembebasan semua orang," kata Elias.
Baca juga : Netanyahu Setuju Perundingan lagi, Lima Warga Gaza Tewas dalam Bantuan Makanan
Joseph Howley, seorang profesor ilmu klasik di kampus tersebut, mengatakan pihak rektorat telah menggunakan cara yang salah dalam menyikapi mahasiswanya karena melibatkan kepolisian. Akibatnya, terdapat perlawanan dari protes damai ini. "Anda tidak bisa mendisiplinkan dan menghukum untuk keluar dari prasangka," kata Howley kepada AFP.
Saat hari raya Paskah dimulai Senin (22/4) malam, gambar-gambar di media sosial menunjukkan aksi serupa juga dilakukan mahasiswa Yahudi pro-Palestina. Mereka mengadakan makanan seder tradisional di dalam area protes di beberapa kampus, termasuk Universitas Kolombia.
Lebih jauh ke pusat kota New York, polisi mulai menahan pengunjuk rasa yang mendirikan perkemahan di Universitas New York sekitar pukul 20.30 waktu setempat. Tindakan polisi ini mengikuti perintah pihak kampus yang sebelumnya menilai mahasiswanya yang menggelar protes ini mengganggu.
Baca juga : Yordania dan AS Bahas Percepatan Gencatan Senjata di Gaza
Demonstrasi serupa terjadi di MIT, Universitas Michigan, dan Yale, yang disusul penangkapan 47 mahasiswa di ketiga kampus itu pada Senin (22/4). Polisi berdalih penangkapan dilakukan setelah mereka menolak untuk membubarkan diri.
"Universitas mengambil keputusan untuk menangkap orang-orang yang tidak mau meninggalkan alun-alun dengan mempertimbangkan keselamatan dan keamanan seluruh komunitas di Yale," kata pernyataan yayasan yang menaungi kampus tersebut.
Di Harvard, pejabat universitas juga membubarkan organisasi mahasiswa bernama Komite Solidaritas Palestina. Mereka diperintahkan menghentikan semua kegiatan atau berisiko diusir secara permanen setelah mengadakan demonstrasi yang tidak berizin pekan lalu.
Kampus-kampus di AS telah menjadi pusat perdebatan yang intens sejak serangan Hamas pada 7 Oktober dan respons militer Israel yang luar biasa, ketika krisis kemanusiaan melanda wilayah Palestina di Gaza.
Presiden Joe Biden mengutuk setiap protes yang menyuarakan anti-Semit. "Saya juga mengutuk mereka yang tidak memahami yang terjadi dengan warga Palestina," katanya. (Z-2)
Terkini Lainnya
Mendag Lepas Ekspor Kopi ke AS Senilai USD1,48 Juta
Joe Biden Dilengserkan Usianya
Panama vs Amerika Serikat: Thomas Christiansen Senang Timnya Kalahkan Tuan Rumah Copa America
Penonton Ricuh, Foo Fighters Hentikan Konser di Birmingham Inggris
Aturan Debat Capres AS: Mikrofon Dimatikan dan tidak ada Penonton Langsung
IHSG Ditutup Menguat Lampaui 6.950
6 Warga Palestina Tewas dalam Serangan di Rafah dan Shujayea
Israel Diminta Hormati Resolusi Soal Libanon
Hamas Sebut Perundingan Gencatan Senjata dengan Israel Buntu di Tengah Aksi Unjuk Rasa di Tel Aviv
Rugi Akibat Boikot, MAP Group tidak Gegabah Tutup Gerai Starbucks
PBB Kecam Tentara Israel yang Lepaskan Anjing ke Tahanan Palestina
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap