visitaaponce.com

Uang Tebusan Dikucurkan, Sandera Dibebaskan

Uang Tebusan Dikucurkan, Sandera Dibebaskan
Sajida al-Rishawi, terpidana mati yang dituntut bebas IS(AP/Jordanian TV)

TUNTUTAN uang tebusan yang dilontarkan kelompok Islamic State (IS) kerap dilakukan.

Saat uang tebusan dikucurkan, sandera-sandera yang disekap IS pun langsung dibebaskan.

Pada pertengahan bulan lalu, dua pekerja kemanusiaan asal Italia, yakni Vanessa Marzullo, 20, dan Greta Ramelli, 21, yang diculik kelompok Islamic State (IS) akhirnya dibebaskan pada Kamis (15/1).

Mereka telah disekap selama enam bulan.

Pembebasan itu dilakukan setelah pemerintah Italia mempertimbangkan untuk membayar uang tebusan.

Pada Jumat pagi (16/1), Marzullo dan Ramelli tiba dengan pesawat pribadi di Bandara Ciampino, Roma, Italia.

Mereka mendarat dengan didampingi pejabat Italia.

Keduanya diculik pada Juli 2014 saat sedang bertugas memberi bantuan kemanusiaan di wilayah pertempuran, Kota Aleppo, Suriah.

Kelompok penculik, yakni Jabhat al-Nusra, merupakan kelompok milisi yang berafiliasi dengan jaringan Al-Qaeda dan IS.

Bulan lalu, sebelum upaya pembebasan, sebuah video dirilis via YouTube.

Para penculik menyatakan siap membebaskan dua perempuan Italia itu dengan syarat uang tebusan.

"Pemerintah dan mediator bertanggung jawab atas nyawa kami," ucap Marzullo dalam video itu.

Menurut surat kabar La Repubblica, pejabat Italia tidak mau menanggung risiko warga mereka dibunuh.

Melalui negosiator, pemerintah Italia pun membayar uang tebusan meski hingga kini tidak pernah terungkap jumlahnya.

Pada April 2014, empat wartawan Prancis, yakni Didier Francois, Nicolas Henin, Pierre Torres, dan Edouard Elias, dibebaskan kelompok IS setelah disandera selama lebih dari sepuluh bulan di Suriah.

Empat wartawan itu dilaporkan hilang pada Juni lalu.

Francois dan Elias yang melaporkan berita untuk stasiun radio Europa 1 ditangkap saat menuju Kota Aleppo, sedangkan Henin dan Torres diculik setelah penangkapan Francois dan Elias.

Henin bekerja untuk majalah Le Point dan Torres untuk stasiun televisi berbahasa Jerman dan Prancis, Arte.

Pemerintah Prancis mengaku keempat wartawan itu dibebaskan melalui negosiasi bukan membayar lewat tebusan.

Namun, sebuah majalah Jerman yang mengutip pejabat NATO, mengatakan Kementerian Pertahanan Prancis mengirim uang tebusan US$18 juta atau sekitar Rp230 miliar ke Ankara, Turki.

Selain itu, ada pula tiga wartawan Spanyol yang dibebaskan IS pada Maret tahun lalu setelah disandera selama enam bulan.

Wartawan yang pertama dibebaskan ialah Marc Marginedas dari surat kabar El Periodico.

Pada bulan yang sama, Javier Espinosa, koresponden surat kabar El Mundo dan Ricardo Garca Vilanova, fotografer lepas, juga dibebaskan.

Pemerintah Spanyol membantah membayar uang tebusan yang diminta kelompok IS.

Namun, wartawan New York Times, Rukmini Callimachi, menyebut sebaliknya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Spanyol tidak pernah membenarkan atau membantah laporan New York Times tersebut dan hanya mengatakan, "Kami menggunakan kebijaksanaan maksimal."

Pada Mei 2014, pemerintah Italia juga mengeluarkan uang US$7 juta atau Rp89 miliar sebagai pembayaran tebusan untuk membebaskan Federico Motka, pekerja kemanusiaan.

Motka diculik pada 2013 dan ditempatkan satu sel dengan David Haines.

Namun, Haines, penasihat bidang keamanan Inggris, tewas dieksekusi IS pada September lalu.

Pada 8 Januari lalu, dua wartawan Swedia, Magnus Falkehed dan Niclas Hammarstrm, dibebaskan.

Kementerian Luar Negeri Swedia mengatakan pembebasan tersebut terealisasi berkat bantuan diplomat Swedia di Beirut, Libanon.

Dua wartawan itu diculik IS saat hendak meninggalkan Suriah pada November tahun lalu.

Namun, pemerintah Swedia tidak secara detail menjelaskan bagaimana dua warga negaranya tersebut dibebaskan.

Pembebasan diduga kuat tercapai setelah pemerintah membayar uang tebusan.

IS pun membebaskan seorang warga Jerman, Toni Neukirch, 27, yang diculik dalam perjalanan di wilayah Suriah pada 2013.

Pemerintah Jerman membantah membayar uang tebusan untuk membebaskan Neukirch.

Selain itu, New York Times melaporkan lima pekerja kemanusiaan asal Belgia, Denmark, Swiss, Swedia, dan Peru yang bekerja dengan lembaga Medecins Sans Frontieres sempat disandera, IS pun bebas berkat uang tebusan.


Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat