visitaaponce.com

Satgas Binmas Noken Polri Gelar Pameran Foto Soal Papua

Satgas Binmas Noken Polri Gelar Pameran Foto Soal Papua
Ketua Satgas Binmas Noken Polri Kombes Pol Eko Sudarto memberikan penjelasan soal pameran foto tentang Papua(Dok. Polri)

KEPOLISIAN Republik Indonesia (Polri) menyelenggarakan pameran foto mengenai kehidupan Papua yang bertajuk “Penjaga Peradaban Dari Polri Untuk Papua” di gedung Perpustakaan Nasional di jalan Medan Merdeka Selatan Jakarta. 

Kegiatan ini diselenggarakan selama 2 pekan di bulan Ramadan ini, persisnya sejak 13-24 Mei 2019. Pameran foto ini diselenggarakan sebagai momentum peringatan satu tahun Satuan Tugas Binmas Noken Polri di Papua, dalam rangka melaksanakan tugas kemanusiaan. 

Kepala Satgas Binmas Noken Polri Kombes Pol Eko Rudi Sudarto mengatakan, kegiatan pameran itu bertujuan untuk mengangkat potret kehidupan masyarakat Papua kepada seluruh masyarakat Indonesia dan dunia.

“Bagaimana potret itu dapat kami sajikan kepada dunia? Ini berjalan bersama kegiatan Polri yang mempunyai suatu program pendekatan kepada masyarakat di Papua melalui Satgas Binmas Noken Polri,” terang Eko dalam keterangan tertulisnya. 

Kegiatan pameran foto Binmas Noken mendapat apresiasi yang sangat baik dari masyarakat. Setiap harinya, ada sekitar 300 orang pengunjung menikmati hasil karya foto yang merupakan kontribusi dari dari lima fotografer,i yaitu Edwin Louis Sengka, Victor Merani, Faris Munandar, Daris Aprillah Ari, dan Muhammad Firman Hidayatullah.

Baca juga : Binmas Noken Polri Bekerja Sentuh Hati Masyarakat Papua

Beberapa pengunjung pu  memberikan testimoni bahwa pameran Binmas Noken Papua dianggap unik dan karyanya memiliki kebaruan, yang membuat pengunjung tertarik datang menikmati karya fotografi.

Eko menjelaskan, berbagai foto yang diambil oleh para fotografer ini merupakan bagian dari perjalanan berbagai kegiatan Binmas Noken selama satu tahun di Papua. 

Satgas Binmas Noken Polri mempunyai program pendekatan kepada anak–anak di pedalaman Papua yaitu “Polisi Pi Ajar” atau Polisi pergi mengajar yang bertujuan memberi trauma healing kepada anak–anak di pedalaman Papua.

“Mayoritas masyarakat Papua berada di daerah pegunungan. Program trauma healing ini diperlukan setelah semakin banyak kejahatan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di kawasan pemukiman di pegunungan. Beberapa daerah yang menjadi daerah tugas Binmas Noken meliputi Wamena, Nduga, Puncak Jaya, Lanny Jaya, dan beberapa daerah lainnya,” tegasnya.

Program unggulan Binmas Noken yang lain adalah pemberdayaan masyarakat pada sektor Pertanian dan Peternakan. Kegiatan itu diharapkan dapat memberi peningkatan penghidupan masyarakat lokal yang banyak terganggu oleh adanya kejahatan yang dilakukan oleh KKB, yang eskalasinya mengalami peningkatan sepanjang 2 tahun terakhir.

Eko menerangkan, kegiatan pembinaan masyarakat atau dikenal sebagai Binmas dirintis sekitar tahun 1990 dan sampai saat ini di beberapa polda masih diadopsi serta sangat bagus untuk pendekatan kepada masyarakat atau sosial edutsmen (pendidikan dan hiburan) kepada masyarakat binmas pioner.

“Dalam konteks saat ini, Pak Kapolri Jendral Polisi prof. H Tito Karnavian, kemudian menggagas kembali operasi yang sama sejak April 2018 dan diberi nama Binmas Noken Polri. Penamaan noken diambil dari khasanah budaya peradaban di papua yang luhur dan kita ingin pertahankan kenapa di momen ini kita ambil judul sebagai penjaga peradaban, karena Polri merasa bahwa peradaban di Papua banyak yang mulia dan kita harus jaga seiring dengan perkembangan waktu,” ungkap Eko Sudarto.

Filosofi ini bermakna luar biasa, yaitu Noken adalah sumber kehidupan, sumber martabat dan sumber peradaban bagi rakyat papua. Semua daerah di Papua pasti memahami apa itu Noken, yang secara harfiahnya sebagai tas. 

Tetapi bagi mama–mama di papua, Noken itu adalah sumber kehidupan yang bisa dipakai untuk membawa belanjaan, mengisi hasil panen, membawa putra–putinya masa kecil, bahkan untuk 1 barang berharga di sana yaitu ternak babi.

“Kita mengadopsi kata Noken karena kita ingin mendapatkan masukan dari masyarakat, apa kira–kira program Polri yang bisa bersama–sama masyarakat. Kemudian, masyarakat tergugah dan merasakan senang dengan kehadiran Polri. Disamping itu, memberikan suasana bahwa tidak ada perbedaan status sosial bahwa masyarakat dan Polri sama–sama saling mengisi peradaban,” tuturnya.

Polri, lanjut Eko ingin menjadikan pameran tersebut sebagai moment bermakna “one picture is thousand world”, satu gambar ini berjuta makna kalau bisa dilihat satu persatu. 

"Barangkali masyarakat yang ada di Jakarta ingin melihat potret dunia nyata Papua," ucap Eko

"Kemudian, seeing si believing, kita melihat kita menjadi percaya masih banyak harapan di raut–raut muka generasi muda, generasi emas papua yang punya harapan cerah bahwa kehidupan peradaban modern itu akan menjadi milik mereka juga sehiingga kami di wilayah khususnya di pedalaman–pedalaman papua punya semangat yang besar untuk membangun papua besama dalam bingkai NKRI," pungkasnya. (RO/OL-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat