Miris Sampah Menumpuk Berminggu-minggu Hingga Busuk di Sejumlah Pasar Tradisional Depok
PEMANDANGAN miris terlihat di beberapa pasar tradisional di Kota Depok. Sampah menumpuk berminggu-minggu hingga membusuk di sejumlah pasar tradisional yang tersebar di Depok. Bahkan sebagian dari tumpukan sampah tersebut merupakan sisa momen Lebaran 2023 lalu.
Sampah yang berminggu-minggu tidak dibersihkan di antaranya adalah sampah di pasar Kemiri Muka dan Tugu. Di pasar Kemiri Muka, Beji, ketinggian sampah hampir mencapai lima meter. Saking banyaknya, sampai berceceran memenuhi badan jalan. Baunya menyengat penciuman.
Salah seorang pengunjung di pasar Kemiri Muka, Muhammad Sapal, mengatakan tumpukan sampah itu sudah lebih tiga minggu belum diangkut dan sebagian merupakan sisa lebaran.
Baca juga: 30 Kios Pedagang di Pasar Tradisional Kemiri Muka Depok Terbakar
"Pasar kok jorok, sampah bertumpuk. Kan cuti lebaran sudah selesai pengawas kebersihan sudah kerja. Kok sampah tak dibersih-bersihkan juga, palaku pusing, " kata Sapal di Pasar Kemiri Muka, Sabtu (6/5).
Tak hanya pengunjung, pedagang juga merasakan hal serupa. Menurut salah seorang pedagang bernama Turman, tumpukan sampah di sana sudah mulai muncul sejak bulan puasa Mei lalu.
Padahal menurutnya, pedagang di pasar Kemiri Muka dikenakan retribusi sebesar Rp10 ribu per lapak setiap harinya atau Rp150 ribu setiap bulannya.
Baca juga: Petugas Kebersihan Mudik, Sampah Menggunung di Seluruh Pasar Depok
Jumlah pedagang di pasar Kemiri Muka ada sekitar 700 orang. Artinya 700 pedagang setor retribibusi Rp105 juta setiap bulannya.
“Sampah ini kan bau, belum lagi kalau ditaruh sembarang. Jadi, kami harap sampah bisa punya tempat khusus yang disediakan pemerintah,” kata Sapal.
Menurutnya, sampah-sampah tersebut berasal dari rumah-rumah warga yang dibuang seenaknya di salah satu sudut pasar dekat kantor pasar. Biasanya, setiap malam jika sepi, warga dari luar pasar dengan menggunakan motor atau mobil masuk dan membuangnya.
“Banyak sampah dari warga luar pasar. Kalau hanya kami orang pasar, tidak sebanyak ini,” terangnya.
“Jadi bukan hanya di jalan ada sampah, sejumlah bangunan kios juga dipenuhi sampah. Kios-kios ini tidak di pakai karena sampah ini,” tambah Sapal.
Sapal pun meminta agar petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok bisa sesering mungkin mengangkutnya dan tidak membiarkan sampah bertumpuk.
Kelebihan Kapasitas
Sementara itu, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok M. Ridwan mengakui sampah ini tidak terangkut oleh truk sampah karena Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung milik pemerintah daerah kelebihan kapasitas.
"TPA Cipayung belakangan ini sering longsor tumpukan sampah. Akibatnya, sejumlah pengunjung dan pedagang di pasar mengeluhkan aroma busuk yang menyeruak," katanya.
Ridwan menambahkan bukan pasar Tugu dan Kemiri Muka saja, pasar-pasar di tradisional lainnya juga mengalami penumpukan sampah. Mayoritas merupakan sampah basah bekas buah dan sayuran milik pedagang, sebagian lainnya lagi sampah rumah tangga.
"Tinggi sampah di TPA Cipayung kini mencapai 30 meter dari permukaan jalan sehingga sering terjadi insiden longsor. Padahal produksi sampah melebihi 1.200 ton per hari," akunya.
(Z-9)
Terkini Lainnya
Harga Komoditas di Pasar Tradisional Sidoarjo Naik Pasca Idul Adha
Harga Kebutuhan Pokok di Sejumlah Pasar Tradisional Jawa Barat Naik
Kebutuhan Pokok Merangkak Naik di Sejumlah Pasar Tradisional Tasikmalaya
Satgas Pangan Polri Awasi Ketersediaan Bahan Pokok dan Hewan Kurban Menjelang Idul Adha
Layak Dapat Penghargaan, 6 Ciri Pasar Tradisional Nyaman
Toko Manisan dan Rumah Makan di Bengkulu Terbakar, Satu Keluarga Terjebak
Renovasi SDN Roboh di Sawangan Depok Ditunda hingga 2025
Cegah Kecanduan Judi Online, Dinas Pendidikan Kota Depok Ingatkan Guru dan Orangtua Awasi Aktivitas Anak
Kasus Perceraian di Depok Meningkat, 70 Persen karena Judi Online dan Pinjol
9 Tahun Berlalu, Polisi Masih Cari Alat Bukti Kasus Kematian Akseyna
Kawasan Depok dan Sawangan Dinilai Strategis Sebagai Hunian Tempat Tinggal
Diduga Curang, Warga Depok Tuntut Transparansi PPDB 2024
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap