HUT Jakarta dan Sejarah Bahasa Betawi, Jenis, hingga Penuturnya
![HUT Jakarta dan Sejarah Bahasa Betawi, Jenis, hingga Penuturnya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/f5301ae17501cc774e4f24328e8cdcc3.jpg)
SIAPA tak kenal dengan Sinetron 'Si Doel Anak Sekolahan'? Sinetron yang diproduseri Rano Karno mengangkat kehidupan Doel dan keluarganya yang merupakan keluarga Betawi.
Dalam adegan sinetron, banyak dijumpai pemerannya menggunakan bahasa Betawi. Dialek Betawi sendiri bercampur-campur. Yuk kita mengenal bahasa betawi lebih dalam.
Diketahui, sifat campur-aduk dalam dialek Betawi adalah bayangan Betawi secara umum yang merupakan hasil perkawinan beragam jenis dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun asing, dikutip dari laman unkris.ac.id.
Baca juga : HUT Jakarta dan Riwayat Suku Betawi
Ada juga yang berpendapat suku bangsa yang menduduki kawasan sekitar Jakarta dikelompokkan sebagai suku Betawi awal (proto Betawi). Menurut sejarah, Kerajaan Tarumanagara, yang berpusat di Sundapura, pernah diserang dan ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera.
Oleh karena itu, tidak heran penduduk asli Betawi yang pada awal mulanya bercakap Kawi dan menduduki kawasan sekitar pelabuhan Sunda Kalapa, jauh sebelum Sumpah Pemuda, sudah memakai bahasa Melayu.
Baca juga : Mengenal Budaya Betawi di Setu Babakan
Bahkan, ada juga yang menyebut suku lain, misalnya Sunda yang menduduki wilayah ini, juga ikut memakai Bahasa Melayu yang umum digunakan di Sumatera dan Kalimantan Barat.
Karena perbedaan bahasa yang digunakan suku Betawi dan suku Sunda di wilayah lain, pada awal masa zaman ke-20, Belanda mengasumsikan orang yang tinggal di sekitar Batavia sebagai etnis yang tidak sama dengan etnis Sunda dan menyebutnya sebagai etnis Betawi.
Namun, sejumlah nama kawasan dan nama sungai tetap dipertahankan dalam bahasa Sunda, seperti kata Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng (yang bersumber dari Cihideung dan berikutnya berubah dijadikan Cideung dan tearkhir dijadikan Cideng), dan sebagainya.
Meskipun bahasa resmi yang digunakan di Jakarta adalah bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa dialog sehari-hari adalah bahasa Indonesia dialek Betawi. Dialek Betawi sendiri terbagi atas dua jenis, dialek Betawi tengah dan dialek Betawi pinggir.
Dialek Betawi tengah umumnya berbunyi "é" sedangkan dialek Betawi pinggir adalah "a". Dialek Betawi pusat atau tengah seringkali dianggap sebagai dialek Betawi sejati karena bersumber dari tempat bermulanya kota Jakarta, yakni kawasan perkampungan Betawi di sekitar Jakarta Kota, Sawah Besar, Tugu, Cilincing, Kemayoran, Senen, Kramat, hingga batasan paling selatan di Meester (Jatinegara).
Dialek Betawi pinggiran mulai dari Jatinegara ke Selatan, Condet, Jagakarsa, Depok, Rawa Belong, Ciputat hingga ke pinggir selatan hingga Jawa Barat. Contoh penutur dialek Betawi tengah adalah Benyamin S, Ida Royani, dan Aminah Cendrakasih karena mereka memang bersumber dari kawasan Kemayoran dan Kramat Sentiong.
Sedangkan, penutur dialek Betawi pinggiran adalah Mandra dan Pak Tile. Contoh paling jelas ketika mereka mengucapkan kenape/kenapa (mengapa). Dialek Betawi tengah jelas menyebutkan "é", sedangkan Betawi pinggir bernada "a" keras mati seperti "ain" mati dalam cara baca mengaji Al-Qur'an. (Medcom.id/Z-4)
Terkini Lainnya
Meriahkan Ulang Tahun Jakarta, Aston Kartika Grogol Hadirkan Soto Betawi
Pilgub Jakarta Jadi Tolak Ukur Bagi Setiap Parpol
Berulang Tahun ke-497, DKI Dibayangi Buruknya Kualitas Udara, Ini Pendapat Ahli
Kota Kreatif Selepas Status Ibu Kota
Ini Rekomendasi Acara Perayaan HUT Jakarta yang Bisa Dikunjungi Akhir Pekan ini
HUT Ke-497 DKI Jakarta, Hotel Santika Premiere Hayam Wuruk Berikan Penawaran Menarik
PKS DKI: Pecat Anggota DPRD yang Main Judi Online
PDIP Prioritaskan Andika Perkasa Calon Gubernur DKI Jakarta
Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi: Tidak Tertarik
Banyak Penerima KJP Gagal Lolos PPDB, Pemprov DKI Jangan Lepas Tangan
Kaesang Maju Pilgub Jakarta, NasDem: Semua Punya Hak Sama
Pengamat : Kaji Ulang Tata Ruang Kawasan Rawan Kebakaran
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap