visitaaponce.com

800 Lebih Siswa Dari Dua SMA Negeri di Depok Bertahun-tahun Belajar Numpang

800 Lebih Siswa Dari Dua SMA Negeri di Depok Bertahun-tahun Belajar Numpang
Kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 4 Depok harus menumpang(Dok. Ist)

RATUSAN siswa dari dua Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Depok, Jawa Barat, terpaksa harus numpang belajar di sekolah lain karena mereka tidak memiliki gedung sekolah sendiri.

Panitia penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMA Negeri tersebut juga bertahun-tahun melayani pendaftaran di sekolah tumpangannya. Tak cuma itu, belajar mengajar sekolah juga harus terpaksa dilangsungkan pada siang hingga sore hari setelah sekolah yang ditumpanginya pulang.

Hal itu disampaikan Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (KMKKS) SMA Negeri Kota Depok Mamad Mahpudin, Selasa (8/8).

Baca juga: Sinar Mas Eka Bangsa Bangun Gedung Sekolah Baru di Ogan Komering Ilir

"Ini terpaksa dilakukan, karena tidak ada ruang kelas dan gedung sekolah," ujar dia.

Kepada Media Indonesia, Mamad yang juga Kepala SMA Negeri 4 Kota Depok itu mengaku miris dengan kondisi tersebut. " Tiap tahun PPDB panitia selalu melayani pendaftaran di gedung tumpangan tersebut," ujarnya.

Baca juga: Pascagempa Yogyakarta, Ganjar Evaluasi Kelayakan Gedung Sekolah

Ratusan siswa dari dua SMA Negeri yang masih menumpang itu, kata dia beberapa di antaranya adalah SMA Negeri 14 dan SMA Negeri 15. SMA Negeri 14 menumpang di SMA Ganesha Satria, Jalan Merdeka, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukma jaya. Sementara ratusan siswa SMA Negeri 15 menumpang di SMA Negeri 5 Jalan Bukit Riveria Sektor 4 Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan.

"Dikatakan siswa disekolah ini ada 800 lebih. Jadi proses belajarnya numpang milik Gedung SMA Negeri 5 dan SMA swasta Ganesha Satria," jelas dia.

Untuk SMA Negeri 14 sudah ada lahan sendiri. Tapi tak bisa dibangun lantaran Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat terbatas duit. Berbeda dengan SMA Negeri 15. Selain tidak ada lahan sendiri, tidak mempunyai duit pula. " Numpang belajar itu, sudah dirasakan oleh siswa sudah bertahun-tahun, " paparnya.

Mamad mengatakan, sebagai Ketua MKKS SMA Negeri di Kota Depok, dirinya sudah mengusulkan dua sekolah yang menumpang segera dibangun karena belajar dengan cara numpang itu di sekolah lain tidak kondusif dan

tidak selamanya menumpang belajar mengajar itu mengenakkan. Kemudian juga kondisi siswa harus diperhatikan. Mereka mempunnyai keinginan belajar di pagi hari seperti siswa lain yang mempunyai gedung sendiri.

" Situasinya tentu berbeda antara belajar di kelas dengan numpang di rumah warga seperti ini.Saya sudah menyampaikan hal ini Kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wulayah II Kota Depok. Namun sampai saat ini masih belum ada respon, " imbuh Mamad.

Mamad berjanji akan berupaya maksimal memperjuangkan nasib para siswa dan guru di dua sekolah itu.

"Ini menjadi catatan saya. Karena, lembaga pendidikan ini harus diperjuangkan sehingga nantinya bisa mempunyai gedung sendiri yang layak," paparnya.

Di samping sekolahnya numpang, apalagi gedung yang ditempati oleh siswa SMA Negeri 14 dan 15 Kota Depok ini ramai dan siswa harus berdesak-desakan. " Sehingga, jadinya mengganggu aktivitas proses belajar mengajar," ucapnya.

Mantan Kepala SMA Negeri 13 ini melanjutkan, kalau disekolah tersebut juga ditemukan alat praktek siswa tidak layak atau minim. Sehingga, Siswa yang melakukan praktek harus dilakukan secara bergantian. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat