visitaaponce.com

Dituduh Cabul dan Disiksa, Seorang Guru di Cengkareng Minta Keadilan

Dituduh Cabul dan Disiksa, Seorang Guru di Cengkareng Minta Keadilan
Surianto (tengah) didampingi Herry (kiri), tim kuasa hukumnya menjelaskan dugaan kriminalisasi oleh oknum kepolisian(Ist)

SURIANTO, 40, tidak mengira jika dirinya akan mendekam di balik jeruji besi lantaran dituduh berbuat cabul. Ia bahkan harus merasakan kepalan tinju dan tendangan yang mendarat di tubuh selama dalam belenggu.  

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Begitulah nasib yang menimpa Surianto, guru fisika yang selama puluhan tahun mengabdi di dunia pendidikan.

Persoalan hukum tersebut berawal dari laporan salah satu orangtua siswa ke pihak kepolisian. Saat itu, pada April 2023, Surianto tengah mengajarkan A, remaja berkebutuhan khusus, mata pelajaran matematika dan fisika.  

Baca juga: Polisi Periksa Pemilik Rumah yang Dijadikan Sebagai Tempat Produksi Film Dewasa

Namun, sekonyong-konyong remaja A yang dengan sabar diajarkan malah menuduh Surianto cabul. Alhasil, orangtua remaja tersebut pun merepons dan melaporkan tenaga pendidik itu ke Polsek Cengkareng, Jakarta Barat.

Proses hukum terkesan berlangsung cepat. Hanya dalam waktu satu hari, Surianto langsung dijebloskan ke balik jeruji besi. Bahkan, selama 36 hari ia selalu mendapat siksaan dan dipukuli.

"Dia sudah pasrah, hampir mati di dalam tahanan. Tapi beruntung masih kuat menahan siksaan," kata Herry, kuasa hukum Surianto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (18/9).

Ia menduga pihak Polsek Cengkareng telah melanggar Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 10 Tahun 2007. Peraturan ini menyebut perkara tentang pidana anak agar dilimpahkan ke polres dan bukan ditangani polsek.

Herry pun berhasil mengeluarkan Surianto dari tahanan lantaran penahanan yang dilakukan para oknum polisi dinilai lemah dan cacat secara aturan hukum. Sayangnya, status tersangka guru malang itu masih melekat meski telah menghirup udara segar.

Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah mengaku prihatin dan berharap Surianto mendapatkan keadilan. "Guru di Indonesia ini sedikit. Masih banyak generasi muda Indonesia yang tidak mau menjadi guru. Guru yang mengajarkan kita, mengarahkan jati diri bangsa ini," kata Ledia.

Menurut dia, guru sangat penting karena punya jasa besar. "Penting untuk diingat, agar pendidikan Indonesia mencapai tujuan pendidikan nasional, sebagaimana dalam UUD 1945," tandasnya. (J-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eksa

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat