visitaaponce.com

Bangun TOD Lebak Bulus, MRT Jakarta Bangun Konektivitas di Selatan Ibu Kota

Bangun TOD Lebak Bulus, MRT Jakarta Bangun Konektivitas di Selatan Ibu Kota
Suasana gerbong Moda Raya Terpadu (MRT) yang sepi saat Hari Raya Idul Fitri di Jakarta, Minggu (24/05/2020).(MI/SUSANTO)

PT MRT Jakarta terus menggencarkan pengembangan kawasan berorientasi transit atau 'transit oriented development' (TOD) salah satunya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan guna membangun konektivitas warga khususnya yang tinggal di selatan Ibukota. TOD di Lebak Bulus ini menggunakan tema khusus yakni 'Gerbang Suar Jakarta'.

Sesuai namanya, TOD Lebak Bulus dihadapkan menjadi pintu masuk warga yang tinggal di selatan Jakarta baik dari Tangerang Selatan, Bintaro, BSD, hingga Cinere untuk menuju Jakarta. Menurut Kepala Divisi TOD MRT Jakarta, Gunawan, Stasiun MRT Lebak Bulus menjadi salah satu stasiun dengan jumlah penumpang terbanyak di antara 13 stasiun. Mayoritas penumpang yang menggunakan MRT dari Stasiun Lebak Bulus pun berasal dari wilayah lain.

"Kontribusinya penumpangnya 48% dari Cinere, Ciputat, dan Pondok Labu. Kemudian, dari Tangsel, Bintaro 29%, dari Depok itu 23%. Jadi memang didominasi ini dari sekitaran Lebak Bulus. Mereka yang naik mobil dan motor akan parkir di park and ride di ujung," kata Gunawan dalam MRT Fellowship Program, Rabu (4/10) lalu.

MI/SUSANTO

Pengguna jasa Moda Raya Terpadu (MRT) melintasi Simpang Temu menuju stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (5/1/2023). 

Untuk menangkap peluang penumpang ini, PT MRT Jakarta berencana membangun lokasi 'park and ride' baru hingga tiga unit di sekitar Stasiun Lebak Bulus. Namun, bukan sembarang tempat parkir, lokasi ini nantinya juga akan dilengkapi dengan tenan retail dan UKM hingga fungsi 'sport'. Tujuannya agar biaya operasional 'park and ride' tersebut dapat dibiayai dari penyewaan kios dan tempat olahraga sehingga tidak membebani kas perusahaan apalagi APBD DKI.

Baca juga: Pengembangan Properti TOD Disiapkan di 5 Kawasan MRT

"Masing-masing luasnya ada yang mencapai 1,8 ha, 2,2 ha, dan 1,3 ha. PT MRT Jakarta bekerja sama dengan pemilik lahan untuk melakukan pembangunan tersebut. Sedang kita lakukan pendekatan dan juga sedang mencari investor untuk pembangunannya. Diharapkan bisa dibangun paling lambat mulai awal tahun depan," jelas Gunawan.

Kerja sama dengan pengembang swasta bukanlah hal baru bagi MRT Jakarta untuk dapat merayu masyarakat agar mau beralih menggunakan MRT Jakarta. Salah satunya sudah dilakukan dengan PT Inti Menara Jaya selaku pengembang pusat perbelanjaan Poins Square yang terletak berdekatan dengan Stasiun Lebak Bulus. Pada 2021 lalu, MRT Jakarta dan pengembang tersebut bekerja sama membangun jembatan penyeberangan multiguna (JPM) yang menghubungkan Poins Square dengan Stasiun Lebak Bulus. Hasilnya, PT Inti Menara Jaya mencatat kenaikan 'traffic' pengunjung ke Poins Square sebesar 15%. Sementara dari sisi parkir terdapat kenaikan jumlah populasi kendaraan hingga 30%.

Padahal, pusat perbelanjaan itu sempat sepi seperti pusat perbelanjaan lainnya pada saat covid-19 melanda Indonesia. Hadirnya MRT Jakarta, menurut Chief Bussines Development PT Inti Menara Jaya Permadi Indra Yoga, telah memberikan harapan berjalannya konektivitas yang efektif dan efisien di Jakarta.

MI/SASKIA ANINDYA PUTRI

Tampilan pintu masuk stasiun MRT Istora Mandiri, Jakarta Selatan, Selasa (27/08/2019).

"Contoh jika dia tinggal di Lebak Bulus, dia bisa lari di GBK dengan hanya naik MRT 20 menit. Jadi pagi atau sore dia bisa ke GBK hanya 20 menit untuk lari. Mau makan siang ke Grand Indonesia naik MRT 30 menit, jam 1 siang sudah ada di rumah lagi. Inilah mengapa konektivitas sangat penting," ujarnya.

Baca juga: Pemerintah Targetkan 2 Koridor MRT Mampu Angkut 1,5 Juta Penumpang Sehari

Dengan terbangunnya konektivitas, Yoga melanjutkan, produktivitas masyarakat bisa meningkat karena waktu yang dihabiskan untuk transportasi bisa berkurang dan digunakan untuk pekerjaan atau hal lain yang lebih prioritas.

Di sisi lain, Bussines Development Manager PT Inti Menara Jaya Luke Michael mengungkapkan tidak mudah mengubah kebiasaan masyarakat agar mau berjalan kaki dan menggunakan angkutan umum. Hal ini terlihat dari lalu lintas pejalan kaki di JPM Lebak Bulus yang peningkatannya cukup lambat. Namun, ia berharap dengan upaya menghadirkan JPM dan mengembangkan transit plaza di depan Poins Square yang nyaman bagi masyarakat, pelan-pelan minat berjalan kaki masyarakat akan semakin meningkat.

"Pengendara biasanya turun sedeket-deketnya dari stasiun. Kita mau ubah habit itu. Transit Plaza juga ada fungsi sosial, bisa jadi 'event space'. Mengubah habit tidak bisa dari penyediaan fisik saja," tandasnya.

MI/SUSANTO

Kepadatan masyarakat yang akan menggunakan Moda Raya Terpadu (MRT) di Stasiun MRT Bundaran HI, Thamrin , Jakarta, Jumat (7/6/2019). 

Dihubungi terpisah, pengamat perkotaan Nirwono Joga mendukung langkah PT MRT Jakarta yang berupaya menangkap peluang penumpang dengan membangun 'park and ride'. 'Park and ride' di ujung wilayah Jakarta memang sangat diperlukan untuk memfasilitasi pengendara pribadi agar menggunakan angkutan umum menuju pusat kota.

Baca juga: MRT Direncanakan Beroperasi Hingga Pukul Tiga Pagi saat Konser Coldplay di Jakarta

Ia juga mendukung upaya MRT Jakarta menggunakan lahan milik swasta untuk menyediakan 'park and ride'. Untuk lebih meningkatkan okupansi 'park and ride' Nirwono menyarankan agar ada tarif terintegrasi antara tarif parkir dan tarif MRT Jakarta.

"Sebaiknya begitu, ada subsidi supaya orang naik MRT terasa terjangkau," ujarnya. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat