Menteri Siti Nurbaya Minta Manggala Agni Tangani Kebakaran TPA Rawa Kucing
![Menteri Siti Nurbaya Minta Manggala Agni Tangani Kebakaran TPA Rawa Kucing](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/31fb1f7bf5e5b9b1140abf9b9b8ce0bb.jpg)
DIREKTUR Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati menegaskan, kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing, Kota Tangerang, Banten, memiliki risiko yang sangat serius.
Kebakaran TPA Rawa Kucing dapat mengganggu kondisi stabilitas karena lokasi TPA berada di antara dua landasan Bandara Soekarno-Hatta, yang berimplikasi juga terhadap isu penerbangan internasional.
Selain itu, beberapa Industri kimia berbatasan langsung dengan pagar (boundary) TPA sehingga jika terdampak, risikonya bisa menjadi lebih buruk.
Baca juga: Kebakaran TPA Rawa Kucing Memasuki Hari ke-4
“Oleh sebab itu, dukungan yang diberikan langsung oleh KLHK termasuk pasukan Manggala Agni,menjadi sangat penting dilakukan dalam konteks tersebut,” ujar Rosa Vivien dalam laporannya kepada Menteri LHK, Senin (23/10) terkait penanganan dan penanggulangan kebakaran TPA Rawa Kucing, Kota Tangerang
Dalam laporannya, Dirjen Rosa Vivien menyatakan, Senin (23/10/), telah dilakukan koordinasi secara intens dengan pihak Pemda, TNI, Polri, dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) serta pihak Air Navigation, secara umum ada dua operasi intensif yang dilakukan,yaitu operasi pemadaman darat, operasi udara, dan pengatan lewat drone setiap hari.
Adapun operasi pemadaman darat, lanjut Rosa Vivien, merupakan operasi yang dilaksanakan pasukan Manggala Agni serta dengan mengerahkan 600 personel dari Pemda, TNI, dan Polri.
Baca juga: Kebakaran TPA Rawa Kucing Kota Tangerang Semakin Membesar
Operasi darat dimulai dari titik pintu tiga wilayah Selatan, karena lokasi terbakar paling hebat berada di lokasi ini. Operasi darat akan dimulai pukul 07.00-09.00 (Shift 1), pukul 09.00-11.00 (shift 2), pukul 15.00-17.00 (shift 3), jika memungkinkn kalau penerangan pukul 19.00-22.00 (shift 4).
Sedangkan operasi udara dengan melakukan “water bombing” dan dipimpin BNPB dengan wilayah operasi sebelah utara. Operasi dilakukan secara paralel mulai pukul 07.00 dan selesai pukul 16.00 dalam tiga shift.
Menurut Rosa Vivien, KLHK setiap hari akan melakukan penerbangan pesawat drone, pagi pukul 05.00-06.00 dan sore pukul 16.00-17.00 sebagai upaya untuk bahan evaluasi utk rencana kerja dan melihat progress pekerrjaan di lapangan.
“Kami sempat mengecek lokasi ke lapangan, kondisi titik api masih terlihat banyak dan asap tebal. Kami juga sempat menemui pasukan Manggala Agni untuk memberikan semangat dan motivasi,” ungkap Rosa.
TPA Rawa Kucing yang memiliki luas wilayah 34,8 hektare ini mulai terjadi kebakaran pada Jumat (20/10) pukul 14.00 WIB. Sampai saat ini tim satgas masih mengupayakan operasi pemadaman darat yang berikutnya akan dibantu upaya water bombing.
Telegram Menteri LHK
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar telah mengirim telegram yang ditujukan kepada gubernur, wali kota, dan bupati se-Indonesia terkait degan kondisi kebakaran dibeberapa TPA.
Baca juga: Kebakaran Gunung Sampah TPA Rawa Kucing Sebabkan Sesak Napas
Oleh karena itu para gubernur, wali kota, dan bupati di seluruh Indonesia, untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Menghentikan sementara operasi TPA
2. Membersihkan jalan akse menuju TPA unuk kendaraan pemadam, medis, dan logistik.
3. Melaksanakan pemadaman api dengan penyiraman air lewat darat dan udara dengan bersinergi TNI dan Polri.
4. Spot yang sudah padam agar segera ditimbun dengan tanah.
Di samping itu, dalam telegramnya, Menteri LHK, Siti Nurbaya memerintahkan pencegahan kebakaran di TPA dengan upaya-upaya :
Pertama, memelihara lapisan penutup pada timbunan sampah, baik tanah penutup harian untk daerah landfill yang masih aktifdan lapisan tanah penutup akhir untuk area landfill tidak aktif berupa tanah kompos dan endapan.
Kedua, hindari kontak timbunan sampah dengan sumber api. Ketiga, melakukan penyiraman timbunan sampah secara berkala utuk menurunkan suhu.
Keempat, Melakukan pengawasan suhu secara berkala untuk menurunkan suhu panas. Kelima, menyediakan fasilitas tanggap darurat dan sarana-prasarana pengendalian gas metan. (RO/S-4)
Terkini Lainnya
BNPB: Musim Kemarau Berpotensi Tingkatkan Resiko Kebakaran Hutan dan Lahan hingga TPA
Rencana Pembuatan ‘Pulau Sampah’ Dipertanyakan, Heru Budi: Tinggal Contoh Negara Lain
Heru Budi Usul Bangun Pulau Baru untuk Kelola Sampah Jakarta
Setiap Tahun Ada 23 Juta Ton Sampah di Indonesia Tidak Terkelola dengan Tepat
Volume Sampah yang Dibuang di TPA Piyungan Meningkat
Pemkot Payakumbuh masih Dihantui Persoalan Tempat Pembuangan Sampah
Emisi Rendah, Pengolahan Sampah Berbasis Carbon Neutral Tidak Tinggalkan Residu
Timbungan Sampah Pasar Tugu Depok Menggunung hingga 5 Meter
Warga Blokade Pembuangan Sampah ke TPA Cikolotok Purwakarta
Bertahun-tahun Gagal Raih Adipura, Pemerintah Kota Depok tidak Malu
Save the Children dan Child Campaigner Jakarta Inisiasi Aksi Bersih dan Pilah Plastik
Begini Kronologi Kebakaran TPA Kopi Luhur di Kota Cirebon
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap