2,4 Juta Warga DKI ternyata Tinggal di Luar Ibu Kota
![2,4 Juta Warga DKI ternyata Tinggal di Luar Ibu Kota](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/79fb96ff5ba9856831e87c18892c4814.jpg)
PEMPROV DKI Jakarta bersama Lembaga Demografi Universitas Indonesia (UI) menjalin kerja sama sebagai upaya mengatasi persoalan demografi di ibu kota. Harapannya, kebijakan demografi dan kependudukan yang erat kaitannya dengan urusan sosial dapat menjadi lebih tepat sasaran.
Kedua instansi ini pun mengadakan seminar yang bertajuk Penonaktifan Sementara dan Pengaktifan Kembali Nomor Induk Kependudukan (NIK) di Jakarta. Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Joko Agus Setyono, mengungkapkan berdasarkan data kependudukan, ada 11,3 juta penduduk yang terdaftar di DKI Jakarta. Namun, faktanya hanya sekitar 8,9 juta penduduk yang berdomisili di Jakarta.
"Sisanya tidak berdomisili di Jakarta. Ini menjadi kendala dalam memberikan bantuan sosial kepada warga yang membutuhkan. Akan ada potensi tidak tepat sasaran," ujar Joko.
Baca juga: Arkeolog Temukan Struktur Benteng Tua di Pulau Onrust
Atas dasar itulah kerja sama dengan Lembaga Demografi UI dijalin. Pemprov DKI Jakarta memerlukan masukan guna merumuskan kebijakan yang dapat mengontrol pendataan dan pendaftaran penduduk secara de facto.
Dalam implementasi tersebut, upaya mewujudkan tertib administrasi kependudukan dilakukan melalui kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri. Kerja sama ini dilakukan melalui penerapan kebijakan penonaktifan sementara NIK bagi penduduk yang secara de facto sudah tidak lagi berdomisili di wilayah DKI Jakarta selama satu tahun.
Baca juga: APBD DKI 2024 Disahkan, DPRD Minta Anggaran Penanganan Macet Tepat Sasaran
Ia mengatakan masyarakat perlu memahami bahwa transformasi Jakarta menuju kota global memiliki berbagai tantangan, salah satunya adalah aspek data kependudukan karena Jakarta menempati urutan ke-70 kota terpadat di dunia.
Permasalahan kependudukan yang dihadapi antara lain adalah tren peningkatan jumlah penduduk pendatang setiap tahun dan karakteristik penduduk pendatang yang umumnya memiliki tingkat pendidikan dan pendapatan rendah. Jika tidak ditangani dengan tepat, maka berpotensi menjadi persoalan perkotaan, seperti kemiskinan ekstrem, stunting di wilayah kumuh, dan sebagainya. (Z-11)
Terkini Lainnya
7 Ribu Lebih Warga Pendatang Baru Masuk Jakarta Sebulan Pascalebaran
BKKBN: Aging Population akan Didominasi oleh Penduduk Perempuan
Arus Balik, Urbanisasi, dan Nasib Penduduk Perdesaan
BKKBN Sebut NTT Gagal Menikmati Bonus Demografi
12 Negara Terkecil di Dunia, Vatikan Berpenduduk Paling Sedikit
Menaker Ida Ajak Semua Pihak Respons Bonus Demografi
Pemerintah Perlu Ambil Peran untuk Ciptakan Keluarga yang Positif
9 Tahun Berlalu, Polisi Masih Cari Alat Bukti Kasus Kematian Akseyna
Atasi Krisis Air Perkotaan, Sekolah Ilmu Lingkungan UI Ciptakan Teknologi Pengolah Air Hujan
Anggaran Makan Siang Gratis Rp71 Triliun, Kejelasan Program Tentukan Efektivitas
Tiga Pendekatan Pencegahan Kejahatan Judi Online
Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Data Genomik Kesehatan Global
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap