visitaaponce.com

Lanjut Hingga Manggarai, Headway LRT Jakarta Direncanakan Jadi 5 Menit

Lanjut Hingga Manggarai, Headway LRT Jakarta Direncanakan Jadi 5 Menit
Kereta Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta melintas menuju Stasiun Velodrome di Rawamangun, Jakarta.(ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)

PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta melanjutkan rute LRT Jakarta (Pegangsaan 2-Velodrome) dengan membangun Fase 1B Velodrome-Manggarai tahun ini. Rute tersebut ditargetkan selesai pada 2026.

Direktur Utama PT LRT Jakarta Hendri Saputra mengatakan, setelah dilanjutkan hingga Manggarai, jarak kedatangan kereta atau 'headway' LRT Jakarta yang saat ini 10 menit bisa diubah menjadi 5 menit saat jam sibuk.

"Itu bisa kombinasi. Bisa 5 menit di jam sibuk. 'Headway' bisa diubah," kata Hendri dalam FGD Pengaruh Trase LRT Jakarta Velodrome-Manggarai Terhadap Integrasi Transportasi di Jakarta yang diselenggarakan Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Selasa (12/12).

Baca juga : Ingin Bangun LRT, Bali Minta Saran DKI Jakarta

Saat ini, headway LRT Jakarta adalah 10 menit dengan delapan trainset yang beroperasi. Setiap trainset terdapat dua rangkaian kereta.

Waktu tempuh dari Pegangsaan 2 ke Manggarai ditarget 27 menit. Untuk mewujudkan hal tersebut, Hendri mengatakan harus ada penambahan rangkaian kereta dari delapan menjadi 18 rangkaian.

"Jadi nantinya jumlah kereta per rangkaian juga akan bertambah jadi empat kereta per rangkaian. Kami estimasikan sehari mampu mengangkut sekitar 75 ribu penumpang," ujar Hendri.

Baca juga : Masyarakat Bisa Ikut Uji Coba LRT Jabodebek Gratis pada 12 Juli

Namun demikian, ia pun masih menunggu kajian dari DTKJ untuk estimasi penumpang yang terbaru. Hal ini akan menjadi dasar bagi Pemprov DKI dalam merencanakan pengadaan kereta baru.

Di sisi lain, pihaknya bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengantisipasi dampak lalu lintas yang akan terjadi selama proyek konstruksi LRT Jakarta Fase 1B terutama di segmen Pramuka karena akan bersinggungan dengan simpang Pramuka dan jalan layang.

Selain itu, penyempitan jalan juga akan terjadi di Jalan Minangkabau yang mana akan menjadi lokasi akhir Stasiun LRT Manggarai.

Baca juga : Menhub Sebut LRT Jadi Solusi Atasi Kemacetan di Bali

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Perkeretaapian Dishub DKI Rudi Saptari mengatakan manajemen rekayasa lalu lintas pada proyek LRT Jakarta Fase 1B akan diakomodir tiap segmen.

"Seperti manajemen rekayasa lalu lintas saat pembangunan MRT Jakarta itu kita lakukan per segmen untuk memitigasi dampak kemacetan," tutur Rudi.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas Kereta Api Kementerian Perhubungan Arif Anwar meminta agar Pemprov DKI memerhatikan integrasi proyek LRT Jakarta Fase 1B Velodrome-Manggarai. Sebab, sebaik apapun moda angkutan massal, tidak akan maksimal fungsinya dalam melayani masyarakat apabila integrasinya tidak optimal.

Baca juga : Angkutan Umum Harus Bersih Dari Atribut Kampanye

Hal ini sudah dialami oleh kereta cepat saat terbangun, Kemenhub belum menyiapkan 'feeder'. Hal yang sama juga terjadi pada LRT Jabodebek di mana belum ada integrasi angkutan umum di stasiun LRT Jabodebek di luar wilayah DKI Jakarta.

Arif juga meminta agar Pemprov DKI memperhatikan infrastruktur digital agar ada integrasi pembayaran dan melanjutkan tarif integrasi yang sekarang sudah berjalan.

"Kami harapkan sudah memikirkan integrasi di simpul-simpulnya termasuk feeder-nya. Yang biasanya kurang diperhatikan kalau kita lihat pengalaman kita di project kereta api di LRT Jabodebek dan kereta cepat masih kurang perhatian kita integrasi antar modanya. Masih kurang feedernya," ujar Arif. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat