visitaaponce.com

Cegah Pneumonia, Jemaah Haji Wajib Pakai Masker

Cegah Pneumonia, Jemaah Haji Wajib Pakai Masker
Ribuan jemaah haji menjalani Tawaf Wada atau Tawaf Perpisahan seusai menunaikan Shalat Subuh berjmaah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi(MI/SUSANTO)

JEMAAH haji Indonesia diimbau selalu menggunakan masker selama di tanah suci. Sebab saat ini, pnemonia menjadi penyakit terbanyak yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia.

Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr Enny Nuryanti mengatakan, dari 57 pasien saat ini yang dirawat, mayoritas mendetita Pneumonia.

“Pnemonia terbanyak, lalu dimensia dan dispepsia (keluhan lambung),” ujar dr Enny di Kantor KKHI, Makkah, Selasa (28/5).

Baca juga : Kemenag Pastikan Jemaah Haji Dapat Makan 3 Kali Sehari di Tanah Suci

Menurut Enny, penyebab pnemonia menjadi penyakit pallng banyak yang diderita jemaah, salahsatunya karena udara panas. Saat ini di Makkah udara mencapai 43 derajat celcius.

"Saat berada di kloter terkena ISPA trus imunnya menurun dan geriatri hingga menyebabkan infeksi di paru. Saat ini kasus ISPA semakin banyak di kloter,” jelasnya.

Karena itu, kata dia, jemaah wajib mengenakan masker ke mana pun pergi. Bahkan saat beribadah di masjidil haram.

Baca juga : Jemaah Haji Indonesia Bisa Masuk Raudhah dengan Tasreh

"Ya seperti Covid dulu, pakai masker terus. Mungkin kalau tawaf dilepas, tapi setelah itu dipakai lagi,” ujar dr Enny.

Selain disiplin mengenakan masker, jemaah haji juga harus makan makanan bergizi dan minum air cukup, kalau bisa ditanbah oralit.

“Terakhir jangan merokok,” tegasnya.

Baca juga : Jemaah Haji Diimbau tidak Bawa Barang Berlebihan

Sejak klinik KKHI beroperasi, sebanyak 78 pasien telah dirawat inap dan 137 jemaah rawat jalan.

“Untuk jemaah yang dirujuk ke RS Arab Saudi sebanyak 85 orang, sebagian sudah pulang,” katanya.

Hingga saat ini jumlah jemaah meninggal sebanyak 20 orang, di mana 6 orang meninggal di Makkah.

Baca juga : Penderita Diabetes Harus Persiapkan Hal Ini sebelum Berangkat Haji!

“Semuanya jantung,” ungkapnya.

Rata-rata jemaah yang meninggal kolaps setelah umrah.

“Karena itu jemaah harus tahu kondisi badan, jangan memaksakan diri,” katanya.

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat