visitaaponce.com

Bahan Baku Sulit, Pesanan Naik Pengusaha Mebel Rotan Tercekik

Bahan Baku Sulit, Pesanan Naik Pengusaha Mebel Rotan Tercekik
Permintaan mebel rotan dari AS mencapai 130 kontainer per bulan, namun baru bisa dipenuhi 60 kontainer oleh pengusaha mebel Cirebon.(Antara)

PENGUSAHA mebel rotan di Cirebon, Jawa Barat kembali keluhkan kelangkaan bahan baku. Akibatnya mereka berhenti berproduksi karena ketiadaan rotan di depot yang ada di Cirebon.

Ketua presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur usai kegiatan Focus Group Discussion bertema Mencari Solusi Kelangkaan Bahan Baku Rotan di Kota Cirebon, Selasa (1/12) menjelaskan bahwa ketiadaan bahan baku rotan sudah terjadi sekitar 4 bulan yang lalu.

"Karena langka harganya tinggi, tapi bahan bakunya (rotan) tidak ada," ungkap Sobur.

Dijelaskan Sobur, bahan baku rotan saat ini sudah naik di kisaran Rp17 ribu hingga Rp20 ribu per kilogram. Harga ini naik dari semula Rp13 ribu hingga Rp 15 ribu perkilogram. "Itu pun barangnya tidak ada," ungkap Sobur.

Dampaknya, lanjut Sobur, pembuatan mebel rotan banyak yang terhenti. "Bahkan ada yang sudah membuat rangka nya, karena bahan rotan tidak ada ya tidak diselesaikan," ujar Sobur.

Padahal saat ini sejumlah pengusaha mebel rotan justru tengah mendapatkan pemesanan mebel rotan dari buyer di luar negeri. "Kita juga sebenarnya mengantisipasi tingginya permintaan mebel rotan dari buyer di Amerika Serikat tahun depan," jelas Sobur.

Tahun depan, Sobur memprediksi akan ada kenaikan pemesanan mebel rotan dari buyer Amerika Serikat. Buyer terbesar dari luar negeri itu diprediksi ada kenaikan permintaan hingga 6,5 persen.

"Kenaikan ini dikarenakan tahun ini pemesanan melandai karena pandemi covid-19 dan tahun depan diprediksi ada pertumbuhan drastis untuk pemesanan mebel rotan," ungkap Sobur. Namun yang terjadi justru bahan baku susah didapatkan di dalam negeri.

Kelangkaan rotan saat ini, menurut Sobur, disebabkan berbagai hal. Termasuk pekerjaan mencari rotan bukan merupakan pekerjaan utama bagi petani di daerah-daerah penghasil rotan, baik di Kalimantan maupun Sulawesi. Adanya alih pekerjaan, seperti sawit dan minyak asiri membuat petani di daerah asal rotan menjadikan pencarian rotan sebagai pekerjaan sampingan.

"Terjadinya bencana termasuk penyelundupan juga menjadi penyebab bahan baku rotan susah didapatkan saat ini," ungkap Sobur.

Sementara itu anggota presidium HIMKI, Satori, menjelaskan kebutuhan baku rotan untuk Kabupaten Cirebon setiap bulannya mencapai 7 hingga 9 ton. Ada sekitar 4 hingga  5 depot yang selama ini menyediakan bahan baku rotan untuk
wilayah Cirebon yang saat ini tidak memiliki bahan baku rotan lagi. "Seluruh depot di Cirebon kosong rotan," ujar dia.

Kelangkaan bahan baku rotan membuat pengusaha mebel rotan tidak bisa memenuhi permintaan pasar. Dimana permintaan pasar mencapai 130 kontainer setiap bulanya. Namun Kabupaten Cirebon baru bisa memenuhi 60 kontainer
pengiriman mebel rotan setiap bulannya.

"Ketiadaan bahan baku rotan tahun ini terparah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Permintaan mebel rotan naik hingga 150 persen dari tahun kemarin tapi tidak bisa dipenuhi karena ketiadaan bahan baku," sesal Satori.

Untuk itu, Satori meminta perhatian pemerintah untuk bisa mengatasi kondisi ini. Terlebih diprediksi akan terjadi permintaan mebel rotan dalam jumlah besar tahun depan setelah tahun ini permintaan turun karena pandemi covid-19. (OL-13)

Baca Juga: Perkuat Ekspor, Pemerintah Diminta Jaga Bahan Baku Rotan ...

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat