visitaaponce.com

Pisahkan Pengungsi Ili Lewotolok yang Rentan dengan yang Muda

Pisahkan Pengungsi Ili Lewotolok yang Rentan dengan yang Muda
.(MI/Alexander P Taum)

PEMERINTAH Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), diimbau memberikan penanganan yang lebih baik kepada para pengungsi Gunung Api Ili Lewotolok, khususnya bagi mereka yang masuk dalam kelompok rentan. Ini terkait percampuran kelompok rentan dengan yang muda.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyampaikan itu dalam kunjungan kerja untuk meninjau pengungsian dan penanganan erupsi Gunung Api Ili Lewotolok. Ia melihat bahwa pemkab sejatinya sudah memberikan layanan yang cukup baik.

Namun, dia masih menemukan beberapa hal yang harus diperbaiki. Salah satunya masalah penanganan kesehatan dan keselamatan para pengungsi. Dalam hal ini, Doni meminta pemkab agar memisahkan para warga pengungsi kelompok rentan dari mereka yang berusia muda.

Menurut Doni, hal itu harus dilakukan, sebab selain menghadapi ancaman bencana alam, para pengungsi saat ini juga menghadapi bencana nonalam, yakni pandemi covid-19. "Saya mengimbau kepada pemkab agar bisa memisahkan antara kelompok rentan dengan yang muda," kata Doni, Rabu (2/12).

Sebagaimana diketahui bahwa kelompok rentan memiliki risiko yang lebih berat bila terpapar virus SARS-CoV-2 penyebab covid-19. Adapun kelompok rentan tersebut meliputi usia lanjut, penderita penyakit penyerta atau komorbid, ibu hamil, ibu menyusui, disabilitas, balita, dan anak-anak.

Apabila hal tersebut tidak segera ditangani dengan baik, itu dapat mengancam keselamatan jiwa masyarakat lainnya. "Kelompok rentan ini sangat berisiko. Kalau terpapar, itu bisa membahayakan keselamatan jiwa," kata Doni.

"Jadi tidak hanya mengurusi ancaman terhadap erupsi gunung api, tapi kita juga harus bisa melindungi warga negara dan masyarakat dari pandemi covid-19," imbuhnya.

Kunjungan Kepala BNPB Doni Monardo bersama anggota Komisi VIII DPR M Ali Taher dan Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi di lokasi pengungsian erupsi Gunungapi Ili Lewotolok, Kabupaten Lembata, juga menjadi bukti bahwa pemerintah hadir di tengah masyarakat untuk memberikan dukungan. "Pemerintah pusat hadir tengah masyarakat yang terdampak bencana di Kabupaten Lembata, akibat dari erupsi Gunungapi Ili Lewotolok," jelas Doni.

Sebagaimana menurut catatan yang diterima Doni bahwa 7.968 orang mengungsi di tujuh titik. Dari data tersebut, Doni juga menekankan agar Pemkab Lembata sebagai pemegang tongkat komando dapat bekerja lebih keras lagi bersama seluruh komponen demi keselamatan jiwa.

Hal itu sebagaimana yang selalu menjadi arahan Presiden Joko Widodo bahwa keselamatan masyarakat menjadi hukum yang tertinggi. "Tidak boleh ada korban jiwa. Karenanya, perlu kerja keras dari seluruh komponen. Keselamatan masyarakat adalah hukum yang tertinggi, salus populi suprema lex," tutup Doni. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat