Rumah Rusak akibat Pergerakan Tanah di Kabupaten Sukabumi Bertambah
![Rumah Rusak akibat Pergerakan Tanah di Kabupaten Sukabumi Bertambah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/03/1ae5820e5dcb99f75ee40dafd73170a0.png)
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mendirikan posko darurat di Kampung Nyalindung, Desa Pasirsuren, Kecamatan Palabuhanratu, yang merupakan salah satu daerah terdampak pergerakan tanah. Hingga kini, jumlah rumah warga yang rusak akibat pergerakan tanah bertambah.
Pergerakan tanah di Kabupaten Sukabumi terjadi di lima desa di empat kecamatan. Di Kecamatan Palabuhanratu, lokasinya berada di Desa Pasirsuren dan Desa Tonjong. Di Kecamatan Cikakak berada di Desa Cikakak. Sementara di Kecamatan Cisolok berada di Desa Pasirbaru. Sedangkan di Kecamatan Bantargadung lokasinya berada di Desa Limusnunggal.
Berdasarkan data terbaru BPBD hingga Senin (7/3), dari lima desa di empat kecamatan itu mengakibatkan rumah rusak berat tercatat sebanyak 58 unit, rusak sedang sebanyak 69 unit, dan rusak ringan sebanyak 64 unit. Sebanyak 52 kepala keluarga atau 196 jiwa saat ini harus mengungsi lantaran bangunan rumah mereka cukup berisiko seandainya masih ditempati. Selain itu, terdapat sebanyak 202 kepala keluarga atau 817 jiwa yang terdampak.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Wawan Godawan Saputra, menuturkan keberadaan posko kedaruratan untuk memantau perkembangan dan memudahkan pendataan di lapangan. Sebab, pergerakan tanah masih terjadi yang berdampak bertambahnya jumlah bangunan rumah yang rusak.
"Kami dirikan posko kedaruratan ini di Kampung Nyalindung Desa Pasirsuren karena cukup banyak rumah yang rusak akibat pergerakan tanah," kata Wawan, Selasa (8/3).
Dari beberapa warga ada yang sudah mengungsi. Namun, sebut Wawan, BPBD belum mendirikan posko pengungsian untuk menampung warga yang rumahnya rusak. "Ada yang mengungsi ke rumah saudaranya, ada juga yang di tempat pengungsian sementara seperti di majelis (madrasah)," tuturnya.
Kondisi kesehatan warga dan pengungsi terus dipantau. Apalagi di tengah kondisi cuaca yang cukup ekstrem, memungkinkan penyebaran penyakit lebih cepat. "Kalau ada yang sakit langsung kami tangani bekerja sama dengan tim medis yang diperbantukan di sini," jelasnya.
Wawan menyebut potensi kebencanaan masih cukup tinggi. Kondisi tersebut tak terlepas prakiraan BMKG yang menyebut intensitas curah hujan masih cukup tinggi hingga akhir Maret ini. "Kami siap siaga. Ada beberapa laporan bencana, tapi personel di lapangan sudah bisa menanganinya," pungkas Wawan. (OL-15)
Terkini Lainnya
Ketua Umum PGI Kunjungi dan Doakan Keluarga Korban Longsor di Tana Toraja
47 Rumah Terdampak Pergerakan Tanah Harus Dirobohkan
Tanah Longsor di Bukit Secang Sragen Timbun Tiga Orang
Tanah Bergerak Akibatkan Puluhan Rumah Rusak di Banjarnegara
Pergerakan Tanah Akibatkan Puluhan Rumah Rusak di Banjarnegara, 9 Rata dengan Tanah
Musim Hujan, Wonosobo Pasang Alat EWS di Area Rawan Longsor
Dua Jenazah Perempuan Misterius Ditemukan di Sungai Citarum
Jelang PON, Jawa Barat Berangkatkan 145 Atlet dan Pelatih ke Korea Selatan
Mafia Tanah, Ketua LPM Depok Yusra Amir Divonis 3,5 Tahun Bui
Jawa Barat Dorong Pengembangan Potensi Wisata di 27 Kabupaten Kota
Jawa Barat Tuntas Distribusikan Pompa Air Persawahan Bulan Ini
PAN: Ridwan Kamil Mau Gaet Bima Arya untuk Pilgub Jawa Barat
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap