visitaaponce.com

Lebaran Usai, Harga Cabai Rawit di Kota Palu masih Mahal

Lebaran Usai, Harga Cabai Rawit di Kota Palu masih Mahal
Harga cabai di Pasar Bitingan Kudus, Jawa Tengah, mencapai Rp100 ribu per kilogram, Sabtu (9/7).(MI/Jamaah)

HARGA cabai rawit di Kota Palu, Sulawesi Tengah, belum turun. Meski perayaan Hari Raya Idul Adha 1443 hijriah telah usai, salah satu  kebutuhan pokok masyarakat itu masih bertahan di harga Rp100 ribu per kilogram (kg).

Salah seorang pedagang, Aba Monding, mengatakan, harga cabai rawit belum bisa normal kalau pasokan belum lancar masuk ke pasar.

"Kalau masih sedikit begini, harga masih akan mahal," terangnya saat ditemui Media Indonesia di Pasar Tradisional Inpres Manonda (PTIM) Palu, Senin (11/7).

Menurut Aba, selain pasokan yang kurang masuk ke pasar, penyebab kenaikan harga cabai rawit juga disebabkan modal pedagang tinggi.

"Paling penting kalau modal pedagang sudah turun, pasti harga jual cabai rawit murah juga," imbuhnya.


Baca juga: Pasokan Minyak Goreng Curah Mulai Normal di Kota Bandung


Pedagang lainnya, Dahlia, menambahkan, tingginya harga jual cabai rawit di PTIM sudah hampir sebulan terjadi.

Menurutnya, jika tidak ada pasokan dalam seminggu ke depan masuk ke pedagang, harga cabai rawit bisa saja naik lagi.

"Sekarang yang dijual ini sisa stok dua hari lalu, makanya sudah agak layu, tapi harganya tetap sama Rp100 ribu per kg," ujarnya.

Dahlia mengaku, banyak petani di sentra produksi cabai rawit Palu, Sigi, Donggala, dan Poso belum memasuki masa panen.

Bahkan, ada beberapa wilayah di Sigi yang petaninya terpaksa gagal panen akibat banjir.

"Makanya kurang stok masuk ke PTIM. Ini yang ada dijual sejumlah pedagang sekarang kebanyakan stok dari Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Sulawesi Utara," tandasnya. (S-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat