visitaaponce.com

Gandeng PKK Jabar, Frisian Flag Dorong Perempuan Bangun Keluarga Sehat

Gandeng PKK Jabar, Frisian Flag Dorong Perempuan Bangun Keluarga Sehat
Webinar bertajuk 'Melaju Kuat Bersama Ibu PKK' (Pahlawan Kemajuan Keluarga) yang digelar PT Frisian Flag Indonesia (FFI).(Ist)

MENJADI bagian dari perayaan 100 tahun kehadirannya di Indonesia, sekaligus memperingati Hari Keluarga Nasional, PT Frisian Flag Indonesia (FFI) kembali menunjukkan komitmennya untuk berpartisipasi dalam membangun keluarga Indonesia yang Sehat, Sejahtera dan Selaras.

Untuk mewujudkan tersebut, dilaksanakan program #MelajuKuatBersama Ibu PKK (Pahlawan Kemajuan Keluarga).

Sebagai pilot project, FFI menggandeng PKK dari Jawa Barat untuk melakukan edukasi dan intervensi melalui training of trainers (ToT), dan dilanjutkan dengan wilayah Jawa Timur.

Hadir pada peluncuran program ini, Ketua 1 Bidang Pembinaan Karakter Keluarga TP PKK Provinsi Jawa Barat (Jabar) Hj. Lina Marlina Ruzhan. SE,  dan Ketua PKGK FKM UI, Ahmad Syafiq, Ir, MSc, PhD.

Selain itu, hadir pula pakar perencana keuangan, Bareyn Mochaddin, Senior Campaign Executive dari Waste4Change, Khairunnisa Humaam serta Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro.

Baca juga: Jabar Gencarkan Program Penurunan Stunting

Isu terkait kesehatan masih menjadi prioritas pemerintah saat ini, khususnya terkait malnutrisi dan triple burden yang mencakup kurang gizi, kekurangan zat mikro dan obesitas.

Penelitian SEANUTS II menemukan bahwa di Indonesia, kasus stunting masih banyak terjadi pada anak-anak di wilayah Jawa-Sumatera, dengan prevalensi sebesar 28,4%.

 Artinya, satu di antara 3,5 anak berperawakan pendek yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. Adapun prevalensi anemia adalah 25,8% pada anak di bawah 5 tahun.

Sementara hampir 15% anak usia 7 – 12 tahun memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.

Pemenuhan gizi berkualitas untuk mencegah malnutrisi, nyatanya juga erat kaitannya dengan faktor ekonomi keluarga.

Faktor kebersihan dan lingkungan pun tak bisa dipandang sebelah mata.

Peran perempuan, khususnya ibu kian signifikan. Edukasi dan intervensi perlu dilakukan, guna meningkatkan kapasitas perempuan sebagai penggerak laju kemajuan keluarga.

Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro menyatakan, “Frisian Flag Indonesia (FFI) memahami peran penting perempuan khususnya para ibu sebagai penggerak laju kemajuan keluarga, baik di sektor kesehatan, kesejahteraan dan keselarasan dengan lingkungan."

"Pada sektor kesehatan, perempuan memiliki peran besar dalam pemenuhan gizi harian keluarga dan mencegah malnutrisi," kata Andrew dalam keterangan pers, Kamis (21/7).

 Sementara terkait kesejahteraan, tak sedikit perempuan yang turut ambil bagian dalam pemenuhan ekonomi, sekaligus pengelola keuangan keluarga.

 Tak hanya itu, perempuan juga menjadi tumpuan dalam menjaga kelestarian lingkungan, dimulai dari pengelolaan sampah rumah tangga.

"Inilah yang mendasari kami menggandeng komunitas Ibu-Ibu PKK, dan menggagas program ‘#MelajuKuatBersama Ibu PKK (Pahlawan Kemajuan Keluarga)',” papar Andrew.

Ditambahkan Andrew, dalam penyelenggaraan program, FFI tak bergerak sendiri.

FFI juga melibatkan para ahli yakni, pakar nutrisi dari Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (PKGK FKM UI), pakar keuangan, serta perusahaan pengelola sampah berkelanjutan, dalam memberikan edukasi melalui kegiatan training of trainers (ToT).

Kehadiran program ini nyatanya disambut baik oleh Hj. Lina Marlina Ruzhan, Ketua 1 Bidang Pembinaan Karakter Keluarga TP PKK Provinsi Jaba.

 “Kami menyambut baik kolaborasi dan upaya yang dilakukan FFI dengan melibatkan komunitas PKK sebagai garda terdepan dalam melakukan perubahan bagi keluarga," kata Lina.

"Terkait permasalahan gizi khususnya isu stunting, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama PKK setempat menargetkan tercapainya zero stunting pada 2023 mendatang," katanya.

"Di sisi lain PKK sebagai komunitas penggerak di bawah Kemendagri juga mengusung 10 tujuan pokok  yang tiga di antaranya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, pengembangan kehidupan berkoperasi, serta kelestarian lingkungan hidup," paparnya.

Sementara itu, pakar nutrisi Ir.Ahmad Syafiq, MSc, PhD menjelaskan,“Gizi buruk merupakan salah satu permasalahan kesehatan global, termasuk di Indonesia dan mengancam kualitas generasi mendatang."

Gizi buruk berdampak pada tiga kondisi: stunting (tubuh pendek), wasting (tubuh kurus), dan obesitas.

"Pemenuhan gizi yang belum tercukupi baik sejak dalam kandungan hingga bayi lahir dapat menjadi pemicunya," katanya.

"Karenanya, penting bagi perempuan khususnya ibu dan calon ibu untuk membekali diri dengan pengetahuan terkait kebutuhan gizi berkualitas bagi diri, juga keluarga," jelas Ahmad Syafiq.

Sejumlah penelitian di Indonesia menunjukkan hubungan yang erat antara kekurangan asupan protein hewani terhadap kondisi stunting dan masalah gizi lainnya.

Pangan hewani mencakup telur, ayam, ikan, daging sapi dan susu.

"Sebagai salah satu asupan dengan sumber gizi terlengkap, susu menjadi pilihan asupan baik yang mudah dikonsumsi dan disukai anak-anak,” paparnya. (RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat