BPBD Sebut 22 Ribu Warga Sulsel Terdampak Bencana Alam
![BPBD Sebut 22 Ribu Warga Sulsel Terdampak Bencana Alam](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/10/2f182c8eccb30f1dd88eeda93682355e.jpg)
HASIL analisis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan 2021 menggolongkan potensi bahaya banjir dan tanah longsor di daerah dalam dua kelas, yaitu sedang dan tinggi.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Muhammad Firda di Makassar, Jumat (14/10), ada 21 dari 24 kabupaten/kota di Sulsel memiliki potensi banjir tinggi, dan dua kabupaten yakni Bantaeng dan Jeneponto, berpotensi banjir sedang.
Untuk potensi bahaya tanah longsor di Sulsel dengan kelas sedang berada di dua kabupaten, yaitu Takalar dan Wajo, sedangkan kabupaten/kota lain berada pada kelas tinggi.
"Ini kan sudah mulai masuk musim hujan, yang kadang intensitasnya tinggi disertai angin kencang. Jadi kami dari BPBD dan instansi terkait, harus siaga mengahadapi cuaca ekstrem tahun ini. Jika terjadi bencana, BPBD dan dinas terkait harus segera turun menangani dan memberikan bantuan langsung," jelas Firda.
Baca juga: 456 Kilometer Jalan di Kalsel Dikepung Tambang Bencana Menanti
Sementara itu, berdasarkan data BPBD Sulsel selama 2022 hingga September, telah terjadi 528 kasus bencana. Terdiri atas gempa bumi, angin kencang, kebakaran, banjir, puting beliung, tanah longsor, dan abrasi.
"Bencana-bencana itu mengakibatkan sebanyak 22.132 jiwa terdampak dengan taksiran kerugian mencapai Rp48 miliar," ungkap Firda tanpa menyebutkan detail daerah terdampak bencana.
Saat ini, lanjut Firda, BPBD Sulsel mengantisipasi sejak dini bencana banjir dan tanah longsor lewat berbagai upaya. Seperti melakukan simulasi penanggulangan bencana pada wilayah berpotensi, seperti Kota Parepare dan Kabupaten Gowa.
Selain itu, pihaknya juga intens berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota agar bisa meningkatkan kesiapsiagaan daerah, baik personel, peralatan, maupun logistik bencana melalui grup Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB).
"Memang pada musim hujan ini harus diantisipasi bencana alam hidrometeorologi, yaitu bencana yang diakibatkan iklim, untuk dokumen Kajian Risiko Bencana yang mengakomodir peta bahaya, peta kerentanan, dan peta kapasitasnya," tandas Firda. (OL-16)
Terkini Lainnya
Curhat ke Jokowi, Petani di Bone Sulsel Bersyukur Terhindar Kekeringan
Selebgram Asal Sulsel Diamankan Polisi, Setelah Tipu Member Arisan Puluhan Juta
Kapolda Sulsel Copot 2 Kasat di Polres Toraja Utara Gegara Judi
Jemaah An Nadzir di Sulsel Kembali Lebaran Idul Adha Lebih Awal
Kemenag Telusuri Travel Pengangkut Jemaah Haji Ilegal Asal Sulsel
Angka Kebutaan Tinggi, Operasi Katarak Gratis Digencarkan di Sulsel
Cuaca Buruk Masih Berlangsung di Kalsel, Sejumlah Bendungan Berstatus Siaga
Prakiraan Cuaca di Wilayah Indonesia Hari Ini
Komunikasi Berbasis Fiber Optik Dianggap Lebih Tahan Banting
Tim Pencarian Temukan Koordinat Jatuhnya Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi
Pencarian Lokasi Jatuhnya Helikopter Presiden Iran Terkendala Cuaca Buruk
Curah Hujan Tinggi, Masyarakat Diimbau Waspada Potensi Bencan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap