Pemkab OKU Bentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting
![Pemkab OKU Bentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/10/6ca09f52cb3882a8b145f1d5eb6fcf73.png)
PEMERINTAH Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) untuk menurunkan angka penyakit gagal tumbuh pada anak di daerah itu.
Penjabat Bupati OKU, Teddy Meilwansyah mengatakan pembentukan TPPS merupakan amanah dari kebijakan pemerintah pusat melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). "Menindaklanjuti intruksi ini maka kami membentuk TPPS sebagai langkah penguatan penurunan stunting di OKU," jelasnya.
Ia menyebutkan TPPS yang terdiri dari unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau instansi terkait lintas sektoral ini dituntut untuk segera merumuskan strategi pencapaian sasaran kebijakan pengendalian dan penurunan angka stunting sebagai program nasional. Menurutnya, keterpaduan kerjasama semua unsur dalam TPPS Kabupaten OKU ini harus bersinergi dalam berbagai program kegiatan. Kegiatan ini harus terfokus pada arah perbaikan derajat kesehatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah berdasarkan kondisi dan potensi lokal, khususnya dalam hal penurunan angka stunting.
Selain itu, pelaksanaan program penurunan stunting harus sejalan dengan program keluarga berencana yang saat ini merupakan bagian dari prioritas pembangunan yang perlu disertai dengan perhatian pada kualitas penduduk seperti program pengentasan kemiskinan, kesehatan dan pendidikan.
"Program nasional dalam penurunan angka stunting tidak hanya untuk memperkuat derajat kesehatan saja, namun juga menciptakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera," katanya.
Sementara, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten OKU hingga akhir periode 2021 tercatat sebanyak 882 anak di wilayah itu mengalami stunting atau penyakit gagal tumbuh pada anak, dan jumlah terbanyak terdapat di Kecamatan Pengandonan yaitu berjumlah 108 orang.
Namun, jumlah tersebut turun jika dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 921 kasus anak mengalami gangguan pertumbuhan pada ukuran tubuh yang lebih pendek dari standar usianya.
"Capaian tersebut membuat Kabupaten OKU meraih penghargaan sebagai kabupaten terbaik ke-2 se Provinsi Sumsel pada penilaian kinerja 8 aksi konvergensi penurunan stunting tahun 2022. Dan kita harus mempertahankan ini," pungkasnya. (OL-15)
Terkini Lainnya
Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan untuk Cegah Tengkes di OKU
Sungai Ogan Meluap, Desa Kuang Dalam Timur Terendam Banjir
Silaturahmi ke Pesantren di OKI, SAG Disambut Antusias Tokoh Agama dan Masyarakat
Bangun Kawasan Perdesaan, OKU Fokus Benahi Pariwisata
Tiga Karyawan Bank SumselBabel OKU Selatan Ditahan terkait Korupsi
Santri Pondok Pesantren di Desa Rahayu, OKU Selatan, Nikmati Penerangan Listrik
Pembunuhan Pegawai Koperasi di Palembang, Pelaku tidak Terima Kena Bunga Tinggi
Kasus Jenazah Dicor, Otak Pembunuhan Ditangkap di Padang Sumbar
Warga Tangkap Ular Piton Sepanjang 6 Meter Dekati Keramba Ikan
Kasus Jenazah Dicor, Tiga Pelaku Pembunuhan dan Motif Diungkap
Seorang Pedagang Tewas Korban Salah Sasaran Tawuran
Jenazahnya Dicor di Ruko, Pegawai Koperasi Dibunuh Debiturnya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap