visitaaponce.com

Ini Lima Strategi Ganjar Kelola Pangan Jateng

KETAHANAN pangan, tentu menjadi salah satu hal utama yang diperhatikan setiap pemimpin, termasuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Berbagai strategi dilakukan agar ketahanan pangan di Jateng tetap terjaga. 

Melalui Dinas Ketahanan Pangan Jateng, sejumlah strategi dan program terus digulirkan. Strategi yang dilakukan antara lain: 

1. Gandeng Kades dan Perangkat Desa Jaga Ketahanan Pangan

Ganjar berharap seluruh kepala desa dan perangkat desa, terus menjaga ketahanan pangan di level desa. Hal itu menjadi salah satu langkah penting, selain terus berinovasi dalam menghadapi tantangan masa depan.

“Kalau desa ini kuat, dijaga betul oleh kawan-kawan kades atau perangkat desa, menurut saya akan menjadi bagian kita untuk menjaga ketahanan, di tengah geopolitik yang nanti bergerak. Maka sudah banyaklah pengalaman kades-kades itu bagaimana memberdayakan pekarangan, makanan alternatif, terus kemudian diversifikasi pangan,” kata Ganjar saat memberikan arahan di Rakernas Persatuan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi), di MG Suites Hotel, Minggu (5/6) lalu. 
 
2. Ajak Petani Tanam Bahan Pangan Pendamping Beras

Tidak hanya itu, Ganjar juga mengajak petani menanam bahan pangan pendamping beras untuk mewujudkan ketahanan pangan. Hal itu gencar disampaikan saat Jateng menghadapi pandemi Covid-19.

Bahkan, Ganjar mengajak ilmuwan untuk berperan aktif dalam membangun pertanian pangan alternatif di Jateng. Ganjar menyebutkan ada sejumlah makanan alternatif selain nasi, antara lain umbi-umbian, jagung, porang, dan banyak makanan alternatif sebagai pendamping nasi. 

"Optimalisasi produktivitas dan potensi pangan alternatif yang ada di Jateng ini bukan cuma bisa kita gunakan untuk memperkuat konsumsi dalam negeri. Pasar ekspor sangat sangat terbuka untuk kita garap, ayo gotong royong mengelola dan mengoptimalkan seluruh potensi itu," ujarnya.

Data dari BPS Jateng, luas panen ubi kayu di Jawa Tengah pada 2021 ada 97.976,00 hektare. Sedangkan luas panen ubi jalar 5.268,00 hektare. Luas panen jagung di tahun 2021 di Jawa Tengah ada sekitar 582.432,00 hektare. Sementara, luas panen kedelai 28.431.00 hektare. 

3. Ajak Beli Beras Srinuk Klaten

Ganjar juga mendukung adanya pembelian beras Srinuk asal Klaten. Hal itu untuk mendorong ketahanan pangan. Saat ini, di Kabupaten Klaten telah mengeluarkan kebijakan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) diwajibkan membeli 10 kg beras Srinuk tiap sebulan.

"Yuk kita bantu dengan ikhlas. Kalau ini kita dampingi ketahanan pangan kita kuat sambil tentu saja kalau Jateng beras sudah bagus dan surplus. Kita kembangkan pendamping beras karena banyak umbi, jagung dan komoditas lain yang menggantikan," ucap Ganjar, saat menyalurkan bantuan program Bantuan Sosial bagi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Klaten, Senin (19/9).

Baca juga : Menilik Koleksi Buku Milik Ganjar Pranowo 

Kabid Litbang Bappedalitbang Kabupaten Klaten Muhammad Umar Said menyebutkan, untuk eksisting tanam padi Srinuk saat ini sekitar 180 hektare. 

"Kalau terhitung sejak awal tahun, sudah lebih dari 500 hektare. Rata-rata produktivitas sekitar 6-6,5 ton/hektare," kata Said.

4. Bersama Habib Syech Ajak Pramuka Jaga Ketahanan Pangan

Ganjar Pranowo dan Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf mendorong Pramuka Jateng untuk menjadi kekuatan dalam menginisiasi aktivitas di lingkungan sekitar. Di antaranya dalam hal ketahanan pangan, menjaga kebersihan lingkungan, serta antinarkoba dan cegah pernikahan dini.

“Mereka musti membantu tetangga kiri-kanannya agar ketahanan pangan bisa dilakukan. Ayo tanami pekarangannya, siapkan tanaman-tanaman pendamping beras, ini kita dorong agar mereka menjadi kekuatan untuk bisa menginisiasi aktivitas di lingkungan sekitarnya. Jadi ngiras-ngirus, sambil selawat kita edukasi pramuka kita,” kata Ganjar usai menghadiri acara Pramuka Jateng Berselawat di halaman Pendopo Kabupaten Tegal, Selasa (30/8) malam.

Ganjar juga mengajak Pramuka Jateng menjaga lingkungan. Caranya dengan menjaga kebersihan serta aktif menanam pohon.

“Mari kita gerakkan untuk menanam. Kemarin Pramuka Jateng ikut menanam mangrove di pesisir Utara agar lingkungan terjaga dan sampah bisa dikendalikan. Jadi bisa ijo royo-royo, sampah bersih, dan sumber air banyak,” kata Ganjar.

5. Mendirikan Badan Usaha Milik Petani (BUMP)

Yang tak kalah mentereng, Ganjar bikin ide cemerlang yaitu membuat Badan Usaha Milik Petani atau BUMP yang sangat menguntungkan. Peluncuran BUMP PT Wijaya Kusuma Pangan Mandiri di Sistem Resi Gudang, Kecamatan Sidareja, Kabupaten Cilacap, Rabu (17/11/2021).

Ganjar mengatakan keuntungan yang disampaikan oleh petani dan pengelola BUMP tersebut bukan satu-satunya. Seiring berjalan, petani juga akan mendapat keuntungan jika menjadi pemegang saham.

“Sehingga petani desainnya akan mendapatkan dua keuntungan. Keuntungan pertama menjual produknya sudah untung, kedua pada saat akhir tahun mereka rapat umum pemegang saham,” kata Ganjar.

Sebagai pemerintah, lanjut Ganjar, pihaknya bertugas untuk terus memfasilitasi dan mendampingi dengan para pakar serta aktivis yang peduli untuk mengembangkan. 

“Kita mulai tambah pengalaman-pengalaman yang bagus akan kita tularkan sehingga kelak kemudian, tidak usah kita paksa tapi ada semacam demplot-demplot yang petani lain nanti bisa ngikuti dan belajar. Harapan saya setiap kabupaten punya,” tandas Ganjar.

BUMP adalah program dari Dinas Ketahanan Pangan Pemprov Jateng. Sejak berdiri 16 Agustus lalu, sudah membina 1000 petani. Petani mendapat bantuan benih, pupuk, dan pemasaran. Petani Cilacap yang tergabung dalam BUMP kini mendapat omzet Rp2 miliar dengan modal hanya Rp200 juta. (RO/OL-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat