visitaaponce.com

Pemkab Sleman Waspada Merebaknya Penyakit LSD Pada Ternak

Pemkab Sleman Waspada Merebaknya Penyakit LSD Pada Ternak
Sapi perah(ANTARA)

PARA PETERNAK di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta diminta  mewaspadai merebaknya penyakit kulit pada sapi yang infeksius disebabkan virus lumpy skin. Penyakit ini disebut LSD (Lumpy Skin Disease). 

Virus LSD atau LSDV merupakan virus bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae. Virus ini umumnya menyerang sapi dan kerbau. Sejauh ini belum ada ada laporan kejadian LSD pada ruminansia lain seperti kambing dan domba.

"Kami sudah mendapat laporan adanya sapi di Sleman yang terkonfirmasi terkena LSD. Karenanya saya minta para peternak atau pemilik sapi 
mewaspadai," kata Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, Selasa (27/12).

Namun, Bupati meminta peternak tidak panik menghadapi LSD ini. Melalui Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan, lanjutnya, Pemkab Sleman telah mengambil berbagai langkah strategis termasuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat.

Bagi peternak yang ternaknya terpapar, Kustini minta agar segera menghubungi petugas kesehatan hewan setempat serta memisahkan ternak yang terpapar serta kemudian membersihkan kandang secara rutin. Pembersihan kandang, lanjutnya dapat menggunakan disinfektan, kemudian ternak diberi pakan yang baik, bergizi dan bersih serta berkualitas. "Lalu lintas ternak pun perlu dikendalikan dan akan segera dilakukan 
vaksinasi," katanya.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono menambahkan, laporan adanya ternak yang terpapar LSD telah diterima pada 22 Desember lalu. "Dokter di Puskeswan Kapanewon Mlati melaporkan telah mendapati adanya ternak yang terkena LSD," jelasnya.

Ternak tersebut, katanya, dibeli 10 hari lalu dari Pasar Hewan Ambarketawang, Gamping, Sleman dalan kondisi sehat. Namun, kemudian sapi tersebut mengalami gejala kurang nafsu makan, demam kemudian muncul benjolan-benjolan pada kulit di sekitar leher. "Temuan ini kami laporkan ke Balai Besar Veteriner di Wates dan hasil uji laboratorium mengkonfirmasi benar terkena LSD," katanya.

Penularan virus yang menyebabkan timbulnya LSD, tambahnya, karena adanya kontak langsung hewan yang sakit dengan yang sehat, lewat makanan atau minuman yang tercemar dan kemungkinan munculnya vector seperti nyamuk culicoides, lalat serta caplak. Virus LSD, imbuhnya dapat ditemukan dalam darah ternak 3 minggu setelah terpapar dan dapat ditemukan dalam semen sapi jantan senam minggu setelah terinfeksi.

"Virus LSD ini tidak menular kepada manusia dan tingkat mortilitasnya sekitar 10 persen. Dampak dari penyakit ini pada hewan antara lain terjadi penurunan berat badan, penurunan produksi susu pada sapi perah, infertilitas, sterilitas pada sapi jantan, keguguran pada sapi bunting serta kerusakan pada kulit," jelasnya. (OL-15)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat