visitaaponce.com

Ratusan Kerbau di Jambi Mendadak Mati, Diduga Terserang Penyakit Ngorok

Ratusan Kerbau di Jambi Mendadak Mati, Diduga Terserang Penyakit Ngorok
Kerbau di Jambi yang mati mendadak diduga akibat penyakit ngorok.(Metro TV)

RATUSAN ekor hewan ternak jenis kerbau milik warga di Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batanghari, Jambi, mati mendadak. Ratusan kerbau itu diduga terserang penyakit ngorok.

Menurut Kementerian Pertanian, penyakit ngorok (tagere) atau nama lainnya penyakit Septicaemia Epizootica (SE) merupakan penyakit yang sering menyerang hewan atau ternak ruminansia khususnya sapi dan kerbau yang sifatnya akut atau fatal.

Penyakit ini sering terjadi terutama saat musim hujan tiba. Apabila sapi belum memiliki daya kekebalan tubuh terhadap penyakit SE dan dalam kondisi ketahanan tubuh yang menurun, maka dapat menyebabkan terjadinya serangan penyakit SE yang menyebabkan kematian pada ternak sapi.

Akibat kejadian ini, warga di Kecamatan Marosebo Ilir mengalami kerugian hingga miliaran rupiah.

Baca juga: 14 Sapi di Aceh Besar Mati Mendadak, Diduga karena PMK

Kejadian kematian kerbau tersebut sudah terjadi sejak sepuluh hari terakhir. Wabah yang menyerang hewan ternak jenis kerbau ini membuat pemilik ternak dI Desa Terusan, Kecamatan Maro Sebo Ilir dan desa sekitarnya menjadi panik. Pasalnya hanya dengan hitungan hari ratusan kerbau mati dengan sia-sia.

Rata-rata kerbau yang diserang penyakit pada usia muda dan ternak yang sudah terjangkit tampak terlihat lesu dan tidak mau makan. jka tidak ditangani dengan cepat dalam hitungan jam kerbau langsung mati.

Baca juga: Peternak Sapi di Jawa Timur Bangkit Kembali

Menurut warga sekitar setiap harinya kerbau yang mati mencapai 8 ekor, Jika ditotalkan selama wabah menyerang di desa terusan ini sudah hampir seratus ekor yang matI.

Menurut pihak desa setempat, penyebaran penyakit yang menyerang hewan ternak di desa terusan ini sudah dilaporkan secara lisan ke Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Batanghari.

Warga berharap, agar pemerintah daerah segera turun tangan dan mencarikan solusi agar penyakit hewan ternak ini segera pulih.

Kasi Kesra Desa Terusan, Subhan mengatakan untuk mengurangi kerugian dan kematian jauh lebih banyak lagi, sejumlah peternak terpaksa memotong paksa ternaknya dan menjual dengan harga yang jauh lebih murah.

Selama hampir dua pekan ini, peternak mengalami kerugian ditaksir mencapai 10 miliar lebih.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat